Existing Sektor Rumah Tangga
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2013
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara hingga bulan Mei 2012 terdapat tidak kurang
dari 168 investor sudah mengajukan permohonan untuk melaksanakan PNTM. Hal ini menunjukkan tingginya
antusiasme
investor nasional
dalam mendukung
pelaksanaan PNTM. Namun umumnya dokumen tersebut tidak dilengkapi dengan rencana operasi, kapasitas
produksi, dan dokumen kelengkapan administrasi lainnya.
Lima jenis mineral yang diperhitungkan dalam PNTM, yaitu mineral bauksit, bijih besi, tembaga, mangan, dan nikel.
Penambahan kapasitas produksi ke lima jenis mineral ini dianggap paling siap dan mempunyai potensi sumber daya
yang ekonomis untuk diolah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. Dari kelima industri mineral yang
dikembangkan, baru ada dua jenis mineral yang sudah diolah dalam negeri. Pertama adalah industri hilir yang
menghasilkan produksi tembaga dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan kedua, adalah industri feronikel dengan
kapasitas 2.950.000 ton dan nickel matte dengan kapasitas 6.080.000.
Based on data from the Directorate General of Mineral and Coal until month of May 2012 there are at least 168
investors have filed petition to implement PNTM. It shows investor enthusiasm in supporting the implementation
of PNTM. However, these documents are not equipped with the operating plan , production capacity, and other
administrative requirements documents.
Five types of minerals that are taken into account in PNTM include mineral bauxite, iron ore, copper, manganese,
and nickel. Additional production capacity for these types of minerals are considered to be the most well prepared
and have the biggest economic potential resource to be processed into semi-finished products or finished products.
Among the five minerals industry developed, there are only two types of minerals that are processed in the country. The
first is downstream industry that produces copper with a capacity of 1 million tonnes per year. The second is nickel
industry that consists of ferronickel industry with a capacity of 2,950,000 tons and nickel matte industry with a capacity
of 6.08 million tons.
Gambar .9 Asumsi tambahan kapasitas industri mineral Figure 6.9 Assumption of additional capacity mineral industry
1
2013 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
.2.2 Proses Pengolahan dan Spesifik Konsumsi Energi
Proses pengolahan mineral berbeda antara jenis mineral, tetapi secara umum dapat dikelompokkan menjadi proses
ekstraksi dan daur ulang. Mula-mula sumber daya mineral ditambang kemudian dibuat kosentrat dipekatkan
sampai dengan tingkat konsentrasi tertentu. Pada proses ini, kandungan material yang tidak diinginkan dipisahkan.
Selanjutnya, konsentrat logam dilebur inputnya berupa padatan di tungku kiln pada temperatur tertentu atau
di ekstraksi inputnya berupa larutan menggunakan electrode anoda dan katoda untuk mendapatkan logam
yang diinginkan. Proses peleburan dilakukan untuk kandungan logam yang tinggi, sedangkan proses ekstraksi
dilakukan untuk kandungan logam yang rendah. Setelah itu, logam dimurnikan sebelum diolah menjadi produk
logam. Limbah logam dapat digunakan kembali dengan cara membuang kandungan bahan pengotor pada proses
ekstraksipeleburan.