Purification Process and Specific Energy Consumption
2
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2013
Tingkat konsumsi energy untuk pengolahan kelima jenis mineral tersebut berbeda, tergantung atas jenis teknologi
yang digunakan, jenis dan kandungan mineral, serta jenis produk yang akan dihasilkan. Spesifik konsumsi energi final
yang digunakan untuk menghasilkan barang setengah jadi dan barang jadi untuk kelima jenis mineral cukup bervariasi.
Pengolahan mineral bauksit menjadi ingot barang jadi Aluminium memerlukan energi terbesar dibanding
keempat jenis mineral lainnya. Levels of energy consumption for processing each types of
mineral is different, depending on the type of technology used and the content of mineral, as well as the type of
product to be produced. Specific final energy consumption used to produce semi-finished goods and finished goods for
the five types of minerals are quite different. Processing of bauxite into ingots Allumina finished goods require the
largest energy than other fourth types of minerals.
Tabel .2 Konsumsi energi final spesifik dari berbagai pengolahan mineral Table 6.2 Specific final energy consumption by mineral processing
Sumber: Diolah dari Worrell et.all. 2008, PT Antam 2012, PT Vale 2012, Kemenperin 2012b, Ideas 1st 2010, Ronnberg and Daavittila 2011
Source: Calculated from Worrell et.all. 2008, PT Antam 2012, PT Vale 2012, Kemenperin 2012b, Ideas 1st 2010, Ronnberg and Daavittila 2011
3
2013 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
.2.3 Proyeksi Kebutuhan Energi Final
Pengolahan bijih mineral menjadi barang setengah jadi dan barang jadi umumnya memerlukan energi listrik dan
sebagian berupa non-listrik. Pengaruh kenaikan kebutuhan energi final pada kasus PNTM sangat kecil bila dibandingkan
dengan kebutuhan energi final pada sektor industri secara keseluruhan. Bila dibandingkan dengan kebutuhan energi
untuk industri logam dasar, perbedaan konsumsi energinya cukup signifikan.
Dengan mempertimbangkan penambahan kapasitas produksi diperoleh kebutuhan energi final listrik dan non-
listrik pada industri logam tahun 2030 meningkat 5,12 kali lipat untuk kasus PNTM dan 3,19 kali lipat untuk dasar
kasus terhadap tahun dasar 2011. Penambahan kapasitas industri pengolahan mineral memerlukan tambahan energi
final sebanyak 504 juta SBM selama tahun 2011-2030, atau sekitar 19 kali lipat terhadap konsumsi pada tahun dasar
2011.