Sistim Elektronika AKUNTABILITAS KINERJA BPPT
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 31 Gambar 3.1. Menara Navigasi dan ruang Stasiun Darat ADS-B
Sistem Automatic Dependent Surveilance-Broadcast ADS-B adalah suatu sistem pemantauan surveilance penerbangan sipil
secara real-time yang berfungsi sebagai secondary surveillance Radar selain teknologi radar yang telah lama digunakan.
Sistem ini telah dikaji dan dikembangkan oleh BPPT berupa prototipe dalam program Sistem Informasi dan Komunikasi untuk
Transportasi Udara atau yang lebih dikenal dengan CNS – ATM
Communication Navigation Surveillance – Air Trafic Management
System pada perioda 2006 – 2014.
Fungsi Sistem ADS-B adalah dapat menggantikan radar navigasi di jalur penerbangan dan di bandara non-radar. Yang dimaksud
dengan Bandara Non-Radar, yaitu bandara yang tidakbelum menggunakan perangkat Radar untuk mengelola lalu-lintas
penerbangan di sekitar terminalbandara fase approach. Beberapa bandara yang besar sudah dilengkapi radar terminal
untuk mengelola lalu-lintas penerbangan pada tahap approach, yaitu tahap pesawat sedang menuju bandara untuk mendarat.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 32
Secara umum, sebagian besar lebih dari 50 bandara di Indonesia belum dilengkapi dengan radar terminal, termasuk
bandara internasional di Semarang dan Bandung. Di bandara ini pengelolaan lalu lintas penerbangan hanya menggunakan
peralatan komunikasi suara voice antara Pilot pesawat dengan Petugas controller ATC di bandara. Dengan dilengkapi
perangkat ADS-B BPPT di ke dua bandara tersebut, seakan petugas ATC memiliki “mata” sehingga dapat melihat pergerakan
pesawat di sekitar bandara. Hal ini sangat berguna meningkatkan
layanan, keselamatan dan efisiensi penerbangan.
Data penerbangan sipil yang tertangkap oleh ADS-B Ground Station BPPT di wilayah udara Jakarta dengan radius jangkauan
450 KM dapat ditampilkan pada Radar Display sistem e-jaats ATC bandara dan sistem Trafic Situation Display Thales milik
Kementerian Perhubungan. Kedua hal ini menunjukkan bahwa persyaratan disain ADS-B Ground Station BPPT telah sejalan
dengan standard penerbangan sipil internasional.
ADS-B Ground Station yang terkoneksi dengan testbed ejaats melalui jalur Telkom layanan VPN ini mampu memproses data
– data hingga 300 pesawat dan bekerja dengan sistem redundansi
sehingga memiliki tingkat kehandalan yang sangat tinggi.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 33 Gambar 3.2. Rack ADS-B Receiver Server dan Layar HMI
Gambar 3.3. Skema integrasi dengan Testbed dan ruang Testbed di EJATSC Cengkareng
TELKOM VPN
E-JAATS
172.21.165.13 172.21.165.9
172.21.165.10 192.168.20.x
172.21.165.14 200.200.200.1
200.200.200.100 200.200.200.150
239.71.30.2 239.71.30.2
239.71.30.2 239.71.30.2
BPPT SERPONG
JATSC
GRE Tunnel 10.1.1.1
GRE Tunnel 10.1.1.2
ADSB
192.168.20.x
239.71.30.2
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 34
a.2. Perbandingan antara capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Pada tahun 2015 bekerjasama dengan industri nasional yaitu PT. INTI, PT. CMI Technology dan PT. Hikari Solusindo Sukses dan
didukung oleh
Kementerian Riset-Dikti,
BPPT berhasil
membangun ADS-B Ground Station skala komersial. Agar dapat dioperasikan untuk keperluan penerbangan sipil, maka tahun
2016 ini ADS-B Ground Station memasuki proses sertifikasi yang dilakukan
oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan
Udara Kementerian Perhubungan.
Menjelang proses sertifikasi, dilakukan penyempurnaan teknis agar fungsi dan operasi ADS-B Ground Station ini sesuai dengan
standard yang dipersyaratkan. ADS-B Ground Station yang berlokasi di Menara Pusat Teknologi Elektronika Kawasan
Puspiptek Serpong ini telah terkoneksi dengan tesbed e-jaats Emergency
– Jakarta Automated ATC System di pusat pengaturan lalu lintas udara ATC di bandara Soekarno Hatta.
Testbed e-jaats adalah sistem penguji perangkat surveillance berstandard internasional sebelum perangkat surveillance
tersebut dapat dioperasikan.
Gambar 3.4. Penyerahan Permohonan Sertifikasi dari PT INTI kepada Kementerian Perhubungan
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 35
Dari capaian 2016 diperoleh bahwa BPPT bersama PT INTI telah berhasil mengembangkan suatu prototipe yang telah teruji di
laboratorium Inovasi TIK dan lapangan dengan kinerja yang baik. Pengembangan Prototipe ADS-B Receiver BPPT berstandar DO-
260, memiliki TKDN yang baik, dan telah disiapkan masuk dalam ke skenario implementasi di industri nasional. Prototipe juga telah
membuktikan memenuhi persyaratan standar internasional dan regulasi sertifikasi dengan keberhasilan integrasi Sistem ADS-B
dengan Testbed
EJATSC di
Cengkareng. Kementerian
Perhubungan sebagai regulator juga telah menerima permohonan sertifikasi secara formal pada tanggal 1 November 2016, dan
sejak itu semua rangkaian aktifitas sertifikasi dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, BPPT dan PT INTI secara bersama-
sama, antara lain review dokumen, uji fungsi, kinerja dan kehandalan di laboratorium dan lapangan. Semua pemangku
kepentingan regulator, operator navigasi, industri nasional, Kemenristek Dikti telah bertemu dalam Focus Group Discussion
1 November 2016, dan telah menyepakati untuk melanjutkan pembentukan konsorsium implementasi industri nasional. Melalui
kegiatan ini, terbangun kemampuankapasitas SDM BPPT tengah berkontribusi pada penyusunan regulasi dan skenario penerapan
teknologi ADS-B di wilayah udara Indonesia. a.3 Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja
Faktor Penyebab Keberhasilan Peningkatan Kinerja : 1.
SDM: memiliki SDM yang berkompeten di bidangnya a. SDM berpendidikan tinggi di bidangnya Elektonika,
Teknik Informatika, Sistem Informasi, Instrumentasi dll dengan strata S3, S2, dan S1.
b. Memiliki jabatan fungsional di bidangnya, yaitu Jabatan Fungsional Tertentu Perekayasa dan Peneliti.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 36
c. Memiliki pengalamanterlatih di bidang Pengembangan Elektronika dan Navigasi Penerbangan.
d. SDM memiliki komitmen, semangat dan berintegritas. 2.
Keuangan : anggaran DIPA yang mencukupi untuk Bidang Layanan Sistem Elektronika
a. Pengelolaan dan pemanfaatan anggaran yang optimal. 3.
Teknologi Peralatan : a. Mengembangkan perekayasaan dengan menggunakan
teknologi terkini up to date b. Selalu mengikuti perkembangan teknologi dunia
4. Lainnya :
a. Memiliki kemitraan bidang Navigasi Penerangan Sipil yang lengkap, yaitu Regulator Dirjen Perhubungan Udara
– Kementerian Perhubungan, Operator Perum LPPNPI: Lembaga
Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia, dan mitra
industri Nasional PT PT.INTI, PT Hikari Solusindo Sukses, PT CMI Teknologi.
b. Komunikasi dan koordinasi dengan mitra yang terbangun sangat baik.
a.4 Analisis atas efisiensi penggunaan sumberdaya
a. Efisiensi Penggunaan SDM : Dengan menyusun struktur organisasi kerekayasaan yang
tepat untuk mendukung target yang akan dicapai. Organisasi kerekayasaan tipe B, dengan 3 orang troika, 1
Asisten PM, 3 Group Leader, dan 9 Leader. Group Leader 1 bertanggung jawab pada aspek compliance, Group
Leader 2 bertanggung jawab pada aspek pengujian dan kehandalan dan Group Leader 3 bertanggung jawab pada
aspek peningkatan fungsi dan kinerja. Penempatan personil sesuai dengan kapabilitas
pendidikan, fungsional dan kepakaran.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 37
Di setiap Kelompok WBS terdiri dari SDM dengan kualifikasi : analis, perancang, pemrogram dan teknisi.
Secara rutin dilakukan monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan.
b. Efisiensi Penggunaan Keuangan : Anggaran DIPA yang diterima, dilakukan perencanaan
anggaran yang tepat untuk mendukung sasarantarget yang akan dicapai.
Dilakukan proses pengontrolan PCM secara rutin. Program Manager PM, dibantu oleh seorang Asistem PM
untuk pengelolaan penggunaan anggaran yang efisein dan akuntabel.
c. Efisiensi Penggunaan Mesin dan Peralatan : Kegiatan ini didukung oleh Laboratorium Navigasi,
Laboratorium Jaringan. Berbagai jenis peralatan di Laboeratorium Navigasi dan
Laboratorium Jaringan, antara lain yaitu : antenna, receiver, server, LNA, alat ukur.
Laboratorium Navigasi diperlengkapi perangkat untuk mengembangkan dan pengujian prototipe ADS-B Receiver.
Laboratorium Jaringan diperlengkapi dengan perangkat bantu untuk menyiapkan dan simulasi komunikasi data.
Setiap Lab dikelola oleh Koodinator dan staf untuk mengelola pemanfaatan dan pengelolaan asset.
d. Efisiensi Lainnya : Pada pelaksanaan pengembangan sistem di Lab, sering
kali membutuhkan peralatan yang tidak dimiliki oleh Lab navigasi.
Sebagai solusinya
adalah menggunakan
perangkat yang dimiliki oleh Lab lainnya yang masih di Pusat Teknologi Elektronika penggunaan bersama.
Kegiatan sering membutuhkan pengujian prototipe di Laboratorium dan juga pengujian di lapangan. Pengujian di
lapangan terkadang memerlukan waktu yang tidak sebentar, maka disiapkan sistem pengelolaan asset serta
prosedur.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 38