Pengukuran capaian Indikator kinerja 1 yaitu Jumlah Layanan Teknologi,
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 73 PPT Bidang
Teknologi Survey Kelautan
Layanan Teknologi Survey Kelautan : 4 layanan
-
Survei recovery dan re- deployment buoy ATLAS,
bekerja sama dengan BMKG dan NOAA-USA
-
Survei Kajian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat
Sumberdaya dan Potensi Sumberdaya Ikan di
Samudera Hindia Barat Sumatera dan Selatan
Jawa bekerja sama dengan Balai Penelitian Perikanan
Laut BPPL Kementerian Kelautan dan Perikanan
-
Survei Kajian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat
Sumberdaya dan Potensi Sumberdaya Ikan di Selat
Makassar WPP 513 dan perairan Arafuru, bekerja
sama dengan Balai Penelitian Perikanan Laut
BPPL Kementerian Kelautan dan Perikanan
- Survei Recovery dan Re- deployment Buoy M-Triton,
bekerja sama dengan Jamstec Japan
PPT Bidang Teknologi
Modifikasi Cuaca
Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca TMC
2 layanan
- Layanan TMC untuk pengisian waduk
Pengguna Layanan TMC : - PT. VALE INDONESIA,
- PT. PLN Persero Wilayah KSKT Sektor
Barito - PT. PLN Persero
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor
Pekanbaru
- PT. INALUM Persero
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 74 - Layanan TMC untuk
antisipasi bencana kabut asap kebakaran hutan dan
lahan Karhutla Pengguna Layanan TMC :
- Badan Nasional Penanggulangan
Bencana BNPB PPT Bidang
Bioteknologi Layanan teknologi produksi
bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro
1 layanan
PPT Bidang Teknologi
Energi Layanan pengujian
komponen teknologi energi tenaga surya
1 layanan
Penjelasan Capaian Indikator Kinerja :
a.
Layanan Kepada Perusahaan Berbadan Hukum Yang Dilayani di Techno Park dan Layanan Kepada Tenant
Perusahaan Inovatif, 7 layanan.
Pelaksanaan Kegiatan tahun 2016 dan hasil yang dicapai
Kegiatan Hasil
Pendampingan penyusunan dan
penetapan pengelola Pusat Inovasi Baros PIB
yang akan berperan dalam pelayanan dan
pengembangan Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi. Surat Keputusan Walikota Cimahi
Nomor : 500Kep.133- Diskopindagtan2016 Tahun 2016
tentang Tim Pengelola Pusat Inovasi Baros yang telah diperbarui melalui
Surat Keputusan Walikota Cimahi Nomor : 500.05Kep.1644-
Diskopindagtan2016 Tanggal 15 September 2016 tentang Tim Pengelola
Pusat Inovasi Baros
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 75
Capacity building pengelola PIB tentang
Proses Bisnis Pusat Inovasi. Disamping itu,
juga memfasilitasi pengelola PIB untuk
mengikuti pelatihan tentang inkubator di Lund
University Swedia dan West Michigan University
USA.
Capacity Building Pengelola PIB
Training Pengelola PIB di Michigan, USA.
Pendampingan seleksi tenant.
Pendampingan temu bisnis tenant untuk
mengembangkan pasar dan pembiayaan.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 76
Pendampingan monitoring dan evaluasi
tenant. Merekomendasikan lanjut inkubasi
untuk 9 tenant dengan kegiatan fasilitasi akses legal pembentukan
badan hukum PT dan temu bisnis untuk nama-nama tenant berikut :
1 Masoes 2 Waroeng Cetakan
3 Wafa 4 Pasagi Craft
5 Nuget ayam noe2 6 Putera
7 Gambitechno 8 Laskar Cima
9 Inframe
Pendampingan legalisasi tenant.
Akte Notaris Pendirian PT : 1 PT.Ruang Kreatif Aksara Indonesia.
2 PT.Sawala Karya Arpindo. 3 PT.Pasagi Kreatifa Indonesia.
4 PT.Lariley Cahaya Mandiri 5 PT.Dobura Imani Janati
6 PT.Animasindo Intermedia Aksara. 7 PT.Wafa Aldira Indonesia
b.
Layanan Teknologi Survey Kelautan, 2 layanan.
BPPT menyelenggarakan layanan jasa teknologi kepada kementerian lembaga terkait, industri maupun pihak luar negeri. Pada tahun 2016,
BPPT menargetkan layanan jasa teknologi survey kelautan sebayak 2 dua layanan.
Layanan jasa teknologi survey kelautan yang telah dilaksanakan BPPT pada tahun 2016 sebanyak 4 layanan, meliputi:
- Kegiatan survei recovery dan re-deployment buoy ATLAS bekerjasama BMKG dan NOAA-USA menggunakan kapal riset Baruna Jaya I
selama 29 hari layar di perairan sepanjang Barat Sumatera, Samudera Hindia.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 77
- Kegiatan survei Kajian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumberdaya dan Potensi Sumberdaya Ikan di Samudera Hindia Barat
Sumatera WPP 572 dan Selatan Jawa WPP 573 bekerja sama dengan Balai Penelitian Perikanan Laut BPPL Kementerian Kelautan
dan Perikanan dengan KR Baruna Jaya IV selama 36 hari. - Kegiatan survei Kajian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat
Sumberdaya dan Potensi Sumberdaya Ikan di Selat Makassar WPP 513 dan perairan Arafuru WPP 518 bekerja sama dengan Balai
Penelitian Perikanan Laut BPPL Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan KR Baruna Jaya IV selama 50 hari.
- Kegiatan survei Recovery dan Re-deployment Buoy M-Triton bekerja sama dengan Jamstec Japan menggunakan KR Baruna Jaya 1 selama
29 hari diperairan Samudera Hindia Barat Sumatera.
Penjelasan masing-masing Layanan jasa teknologi survey kelautan yang telah dilaksanakan BPPT pada tahun 2016 sebagai berikut :
1 Survei recovery dan redeployment buoy RamaAtlas BMKG
Kegiatan survei recovery dan re-deployment buoy RamaAtlas BMKG merupakan program InaPRIMA 2016 yang diselenggarakan antara
BMKG dengan NOAA dan didukung oleh BPPT. Kegiatan ini merupakan kegiatan multi nasional dalam pembangunan data dasar
kelautan untuk pemantauan dan prediksi variabilitas interaksi antara laut dan atmosfer global, khususnya di sekitar benua Asia dan
Samudera Hindia yang sekaligus juga mejadi bagian penelitian RAMA Research Moored Array for African-Asian-Australian Monsoon
Analysis and Prediction. Dalam pelaksanaanya survei ini melakukan perawatan buoy ATLAS dengan recovery dan re-deployment pada
lokasi yang telah ditentukan sebelumnya.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 78 Gambar 3.13. Lokasi Recovery dan Redeployment Buoy ATLAS
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari sampai dengan 16 Maret 2016 29 hari dengan menggunakan wahana Kapal Riset
Baruna Jaya 1. Dalam survei telah berhasil dilaksanakan kegiatan redeploy pada 5 lokasi dan recovery pada 3 lokasi.
Dokumentasi kegiatan:
Gambar 3.14. Kegiatan Recovery Buoy RamaAtlas
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 79 Gambar 3.15. Kegiatan Redeployment Buoy RamaAtlas
Gambar 3.16. Tim Survei BTSK, BMKG dan NOAA
2 Survei kajian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di samudera hindia barat sumatera WPP
572 dan selatan jawa WPP 573
Kegiatan survei penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di Samudera Hindia Barat
Sumatera WPP 572 dan Selatan Jawa WPP 573 yang merupakan kegiatan pelayanan jasa teknologi survei laut dari balai teknologi survei
kelautan Balai Teksurla – BPPT kepada Badan Penelitian Perikanan
Laut BPPL Kementerian Kelautan Republik Indonesia. Kegiatan survei yang meliputi jasa pengambilan sampel ikan dasar damersal,
sedimen, plankton dan benthos serta pengukuran parameter oseanografi.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 80 Gambar 3.17. Peta Lokasi pengambilan data meliputi Barat Sumatera
WPP 572 dan Selatan Jawa WPP 573
Pelaksanaan kegiatan survei dimulai pada tanggal 28 April sampai dengan 02 Juni 2016 36 hari dengan menggunakan wahana Kapal
Riset Baruna Jaya 4. Lingkup kegiatan dalam survei ini didasarkan pada kebutuhan dan rencana yang telah ditentukan oleh pihak
pengguana BPPL – KKP.
Perbedaan dua kegiatan ini terletak pada tiga tambahan kegiatan yang berupa pemetaan bawah permukaan, sampling sedimen dan sampling
ikan dasar. Kegiatan I dilaksanakan diseluruh area survei sedangkan pada Kegiatan II dilaksanakan hanya pada stasiun tertentu.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 81
Dokumentasi kegiatan:
Gambar 3.18 . Kegiatan Pengambilan Sampel Ikan
Gambar 3.19. Kegiatan Identifikasi sampel di KR. Baruna Jaya IV
Gambar 3.20. Tim Survei BTSK dan BPPL
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 82 3
Survei kajian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di Selat Makassar WPP 513 dan Perairan
Arafuru WPP 518
Kegiatan survei penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi sumberdaya ikan di Selat Makassar WPP
513 dan Perairan Arafuru WPP 518 yang merupakan kegiatan pelayanan jasa teknologi survei laut dari BPPT kepada Badan
Penelitian Perikanan Laut BPPL Kementerian Kelautan Republik Indonesia. Kegiatan survei yang meliputi jasa pengambilan sampel
ikan dasar damersal, sedimen, plankton dan benthos serta pengukuran parameter oseanografi.
Gambar 3.21. Peta Lokasi pengambilan data meliputi Selat Makasar WPP 513 dan Perairan Arafuru WPP 518
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 83
Pelaksanaan kegiatan survei dimulai pada tanggal 7 September sampai dengan 26 Oktober 2016 50 hari dengan menggunakan
wahana Kapal Riset Baruna Jaya 4.
Dokumentasi Kegiatan:
Gambar 3.22. Kegiatan Pengambilan Sampel Ikan
Gambar 3.23. Kegiatan Identifikasi sampel di KR. Baruna Jaya IV
Gambar 3.24. Tim Survei BTSK dan BPPL
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 84
4 Survei Recovery dan Redeployment Buoy m-TRITON JAMSTEC Kegiatan survei recovery dan re-deployment buoy m-TRITON
JASMTEC merupakan program kegiatan rutin JAMSTEC untuk perawatan buoy. Kegiatan ini merupakan kegiatan multi nasional
yang melibatkan pihak Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology dalam pembangunan data dasar kelautan untuk
pemantauan dan prediksi variabilitas interaksi antara laut dan atmosfer global, khususnya di sekitar benua Asia dan Samudera
Hindia. Dalam pelaksanaanya lokasi survei ini terlihat dalam gambar berikut Gambar 26
Gambar 3.25. Lokasi recovery dan re-deployment m-TRITON
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 November sampai dengan 2 Desember 2016 29 hari dengan menggunakan wahana Kapal
Riset Baruna Jaya 1. Dalam survei telah berhasil dilaksanakan kegiatan re-deploy pada 3 lokasi dan recovery pada 3 lokasi.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 85
c.
Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca, 2 layanan.
Teknologi Modifikasi Cuaca TMC didefinisikan sebagai usaha campur tangan manusia dalam mengelola sumberdaya air di atmosfer
untuk menambah curah hujan atau mengurangi intensitas curah hujan pada daerah tertentu untuk meminimalkan bencana alam yang
disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca dengan memanfaatkan parameter cuaca. Keunggulan teknologi ini terletak pada kemampuan
mengelola potensi atmosfer sehingga dapat meningkatkan nilai manfaat kepada kegiatan usaha, sosial, kesehatan dan lainnya bagi
masyarakat yang terpengaruh oleh
potensi alami tersebut.
Pelaksanaan pelayanan TMC ini merupakan bagian dari salah satu peran lembaga BPPT, yaitu sebagai lembaga pemberi solusi
teknologi. Pelayanan jasa TMC yang dilaksanakan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca di tahun 2016 dilaksanakan dalam rangka
mendukung pengelolaan sumberdaya air untuk kebutuhan PLTA energi di beberapa wadukdanau PLTA dan juga untuk tujuan
mitigasi bencana asap kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Dalam rangka mendukung pengelolaan sumberdaya air dan mengatasi dampak bencana iklimcuaca, Balai Besar Teknologi
Modifikasi Cuaca secara proaktif di sepanjang tahun 2016 telah memberikan pelayanan jasa Teknologi Modifikasi Cuaca di beberapa
lokasi dengan tujuan mengatasi danatau mengantisipasi terjadinya defisit air pada sejumlah waduk PLTA yang berpotensi mengakibatkan
terjadinya krisis energi listrik.
Sebuah terobosan besar berhasil dilakukan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca untuk layanan jasa TMC yang diberikan kepada
pengguna jasanya. Untuk pertamakalinya, operasional pelayanan jasa TMC di tahun 2016 ini telah dilakukan dengan jenis layanan
baru, yaitu penyemaian awan dari darat menggunakan Ground Based
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 86
Generator GBG. Dari yang sebelumnya baru dalam taraf riset, sejak tahun 2016 jenis layanan TMC yang dioperasikan
tanpa menggunakan pesawat ini telah mulai memasuki fase operasional untuk melayanani permintaan layanan jasa TMC di PT
VALE, Sorowako.
Kelebihan metode penyemaian berbasis GBG adalah biayanya yang lebih murah jika dibandingkan dengan layanan TMC
konvensional yang menggunakan wahana pesawat terbang. Namun demikian metode TMC berbasis GBG memiliki keterbatasan
dibandingkan TMC konvensional berbasis pesawat terbang, yaitu karena sifatnya yang statis sehingga hanya mampu memanfaatkan
awan-awan orografis yang terdapat di daerah target. Ke depan, aplikasi TMC dengan GBG ini berpotensi untuk diterapkan di sejumlah
waduk yang mempunyai topografi perbukitan. Dengan adanya alternative baru layanan jasa TMC tersebut, diharapkan mampu
menambah pasar layanan jasa TMC dari yang sudah ada sebelumnya.
Secara lengkap, daftar kegiatan layanan jasa TMC untuk tujuan pengisian wadukdanau PLTA tersaji dalam Tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8. Daftar Pelaksanaan Operasi TMC Untuk Pengisian Waduk PLTA Tahun 2016
No. LOKASI WILAYAH
WAKTU KEGIATAN
TUJ UAN
PENGGUNA JASA
1 DAS Larona, Sulawesi
Selatan 25 November
2015 – 2 April
2016 Pengisian Danau PLTA
Larona Danau Matano , Mahalona dan Towuti
PT. VALE INDONESIA 2
DAS Riam Kanan, Kalimantan Selatan
18 April – 3 Mei
2016 Pengisian Waduk PLTA Ir.
PM. N
o o
r PT. PLN Persero
Wilayah KSKT Sektor Barito
3 DAS Kota Panjang
Riau dan DAS Singkarak Sumatera
Barat 23 Mei
– 11 Juni 2016
Pengisian Waduk PLTA Kota Panjang dan Danau
PLTA Singkarak PT. PLN Persero
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
Sektor Pekanbaru 4
DAS Danau Toba, Sumatera Utara
8 Agustus – 19
Desember 2016 Pengisian Danau Toba
PLTA Tangga dan Sigura-gura
PT. INALUM Persero
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 87
Gambar 3.26. Foto-foto Kegiatan Pelayanan Jasa TMC Untuk Pengisian
Waduk PLTA di tahun 2016
Selain untuk tujuan pengisian waduk PLTA, pelayanan TMC juga
dilakukan untuk tujuan mitigasi bencana kabut asap karhutla. Sejak tanggal 13 Juni sd 6 Oktober 2016, atas permintaan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca telah melakukan operasi
Teknologi Modifikasi Cuaca TMC untuk tujuan antisipasi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan karhutla di wilayah
Pulau Sumatera dan Kalimantan. Operasi TMC dilakukan di 3 provinsi paling rawan bencana kabut asap karhutla, yaitu di Provinsi
Sumatera Selatan dan Riau di Pulau Sumatera serta Kalimantan Barat di Pulau Kalimantan.
Tabel 3.9. Daftar Pelaksanaan Operasi TMC Untuk Antisipasi Bencana Kabut
Asap Karhutla Tahun 2016
No. Lokasi
Provinsi Waktu Pelaksanaan
Hasil TMC
Volume Air Hujan
1. Sumatera Selatan
13 Juni – 27 Agustus 2016
5.312.781.271 m
3
2. Riau
14 Juli – 6 Oktober 2016
3.568.529.075 m
3
3. Kalimantan Barat 30 Agustus
– 6 Oktober 2016
1.986.767.237 m
3
Secara regulasi, peranan TMC untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan telah tertuang dalam Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor
11 Tahun
2015 tentang
Peningkatan
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 88
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, dimana Presiden RI memberikan instruksi kepada Menteri Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi untuk melakukan koordinasi dalam pemberian bantuan penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan
menggunakan teknologi pembuatan hujan buatan.
Tabel 3.10. Hasil dan Dampak Kegiatan TMC Untuk Antisipasi Bencana Kabut Asap Karhutla
No. H
a s
i Dampak
Impact
1. Menambah volume air di area
lahan gambut Menjaga kelembaban
tanah gambut dengan maksud untuk
mengurangi potensi kebakaran hutan dan
lahan di area gambut
2. Memadamkan titik api
a. Menjaga kualitas udara di daerah terdampak
bencana b. Menjaga jarak pandang
di area bandara untuk kelancaran dan
keselamatan transportasi udara
Upaya TMC untuk penanggulangan bencana asap kebakaran lahan
dan hutan dipandang sebagai salah satu upaya yang paling efektif karena dapat langsung mematikan nyala api sebagai penyebab
kemunculan kabut asap. Terlebih untuk kebakaran yang terjadi pada lahan gambut dengan kedalaman tertentu, sangat sulit untuk
dipadamkan jika hanya melalui upaya operasi darat. Satu-satunya cara yang paling efektif untuk dapat memadamkan titik kebakaran pada
lahan gambut adalah dengan siraman air hujan yang dapat dimaksimalkan melalui upaya TMC
Agak berbeda dengan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya,
pelaksanaan operasi TMC untuk mitigasi bencana kabut asap karhutla tahun 2016 ini dilakukan jauh sebelum puncak periode bencana
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 89
karhutla terjadi. Tujuannya bukan hanya untuk mematikan titik api kebakaran hutan dan lahan sebagai sumber bencana kabut asap,
tetapi juga untuk menjaga muka air tanah gambut agar tidak sampai menjadi kering. Dengan tetap terjaganya kelembaban di lahan gambut,
maka secara tidak langsung upaya TMC turut menekan potensi terjadinya kebakaran. Dengan konsep seperti ini, hasil pelaksanaan
TMC dinilai cukup memuaskan karena terbukti eskalasi bencana kabut asap di tahun 2016 relatif jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.
Gambar 3.27. Foto-foto Kegiatan Operasi TMC Untuk Mitigasi Bencana Asap
Karhutla di Pulau Sumatera dan Kalimantan tahun 2016
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 90
d.
Layanan Teknologi Produksi Bibit Tanaman Melalui Kultur Jaringan ex-vitro dan in-vitro, 1 layanan.
Salah satu potensi alam yang diunggulkan di bidang perkebunan di Bangka adalah lada. Akan tetapi pengembangan lada di Kabupaten
Bangka terkendala ketersediaan bibit. Rata-rata petani menyediakan bibit sendiri dari kebun produksi yang dimilikinya karena bibit yang
tersedia di penangkar biasanya harganya relatif mahal.
Dalam memecahkan permasalahan ketersediaan bibit lada di Kabupaten Bangka, Balai Bioteknologi BPPT menyasar tiga
pendekatan yaitu, 1 Penyediaan sarana dan prasarana perbanyakan bibit yang memadai 2 Penyediaan bibit secara masal secara ex vitro
dan 3 Aplikasi konsorsia mikroba yang dapat meningkatkan pertumbuhan bibit. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
dimaksudkan sebagai wahana dimana operasional perbanyakan bibit dapat dilaksanakan dengan optimal sehingga usaha untuk merekayasa
faktor-faktor mikroklimat dengan mudah dapat dilakukan. Penggunaan teknik ex vitro untuk tujuan perbanyakan vegetatif merupakan
arealbidang yang paling mudah untuk dilakukan dalam perbanyakan tanaman secara massal. Sedangkan penggunaan produk konsorsia
mikroba dapat membantu menyediakan unsur-unsur hara yang lengkap bagi tanaman, juga sangat penting dalam memperbaiki stuktur
media tanam, meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, memperbaiki kondisi tanah baik fisik,
kimia maupun biologi tanah, dan mempertahankan kelembaban sehingga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan bibit
lada. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah :
1. Tersedianya sarana dan prasarana pembibitan Sarana dan prasarana perbanyakan bibit lada berupa screenhouse
ukuran 51 mx 20 m x 3 m, pondasi 30 m, dengan konstruksi baja
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 91
ringan, dinding dan atap berupa shading net. Ruangan screenhouse terbagi menjadi:
- Ruang media ukuran 15 m x 20 m - Ruang inkubator multiplikasi
- Ruang inkubator perbanyakan - Ruang aklimatisasi, dan
- Ruang nursery Sarana dan prasarana tersebut juga sudah dilengkapi dengan 68
unit inkubator, instalasi irigasi mikro, kontainer penampungan air, rumah pompa dan fasilitas MCK mandi, cuci, kakus berupa toilet.
2. Dihasilkannya bibit lada ex vitro sebanyak 200.000 polibag Bibit yang dihasilkan t berasal dari bahan tanaman induk yang telah
ditetapkan sebagai sumber benih dan atau berasal dari sumber benih bersertifikat yangs merupakan varietas unggul yang telah
dilepas oleh Menteri Pertanian. Spesifikasi bibit yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Bibit yang diperbanyak berupa bibit siap tanam 5-7 ruas dalam polybag ukuran 15 cm x 20 cm warna hitam
b. Bibit berlabel ex vitro dari Balai Bioteknologi - BPPT c. Media tanam mengandung pupuk hayati
Gambar 3.28. Screenhouse
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 92
Gambar 3.29. Ruangan-ruangan dalam screenhouse
Gambar 3.30. Inkubator
Gambar 3.31. Instalasi irigasi mikro fogging system
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 93
Gambar 3.32.
Bibit lada hasil ex vitro
Gambar 3.33.
Bibit siap salur
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 94
Gambar 3.34.
Kegiatan sortasi bibit
Gambar 3.35.
Pelabelan bibit
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 95
e.
Layanan Pengujian Komponen Teknologi Energi Tenaga Surya, 1 layanan.
Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat baik yakni sekitar 4,80 kWhm
2
hari atau setara dengan 112.000 GWp, namun hanya sekitar 77 MWp yang sudah dimanfaatkan. Saat ini pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS di Indonesia telah mempunyai basis yang cukup kuat dari aspek kebijakan. Namun pada
tahap implementasi, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal. Pemerintah Indonesia menargetkan kapasitas PLTS
terpasang hingga tahun 2025 adalah sebesar 0.87 GW atau sekitar 50 MWptahun. Jumlah ini merupakan gambaran potensi pasar yang
cukup besar dalam pengembangan energi surya di masa datang. Disamping itu, ratio elektrifikasi di Indonesia baru mencapai 82 dan
masih banyak daerah yang belum dialiri listrik terutama daerah pedesaan yang jauh dari pusat pembangkit listrik, maka PLTS yang
dapat dibangun hampir di semua lokasi merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan.
Secara teknologi, saat ini industri fotovoltaik PV di Indonesia memproduksi modul surya serta mengintegrasikannya menjadi sistem
PLTS dengan menggunakan sel surya yang diperoleh secara import. Terdapat 11 industri manufaktur modul PV nasional dengan kapasitas
produksi sekitar 500 MWptahun. Disamping itu, lebih dari 50 perusahaan pengembang EPC yang mengembangkan aplikasi
pembangkit listrik tenaga surya PLTS baik off-grid maupun on-grid di Indonesia.
Berdasarkan pengalaman dalam pembangunan PLTS di Indonesia, ternyata masih banyak ditemukan kendala seperti
kualitas PV dan komponen PLTS lainnya yang masih rendah, stabilitas kinerja PV yang rendah dan umur yang lebih pendek,
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 96
menjadikan pasar PV bagi produsen di Indonesia menjadi tidak aman. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan kualitas produk
komponen dan sistem PV, BPPT telah membangun fasilitas Laboratorium Pengujian Komponen dan Sistem Fotovoltaik
LPKSF.
Hingga saat ini LPKSF merupakan satu-satunya laboratorium uji fotovoltaik di Indonesia yang terakreditasi SNIISO 17025. Oleh karena
itu, LPKSF telah berkontribusi dalam menjaga kualitas produk komponen dan sistem fotovoltaik di Indonesia, yang mengacu baik
pada standar nasional Indonesia SNI maupun internasional IEC. Ruang lingkup layanan pengujian yang dapat dilakukan di LPKSF
meliputi 6 jenis pengujian, yakni: modul f o t o v o l t a i k PV, baterai, solar charge controller, lampu DC, inverter dan sistem PLTS.
Gambar 3.36. Pengujian Modul Surya Outdoor.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 97 Gambar 3.37.. Uji Performa Sistem PLTS
Gambar 3.38. Pengujian Baterai
Laboratorium Pengujian Komponen dan Sistem Fotovoltaik LPKSF telah terakreditasi SNIISO17025 sejak 1997. Sehingga
prosedur ujinya telah mengikuti standar nasional yang ditetapkan. LPKSF telah melayani masyarakat, baik industri maupun perusahaan
pengembang EPC, dalam dan luar negeri.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 98
BPPT pada tahun 2015-2019 fokus pada kegiatan layanan pengujian komponen teknologi energi tenaga surya. Dari 2015 sampai tahun
2016 target yang tercantum dalam rencana strategis Renstra BPPT 2015-2019 selalu terelasisasi dimana setiap tahunnya membukukan
satu layanan pengujian yang terdiri dari 40 lebih kontrak kerjasama dengan berbagai mitra kerja BPPT.
Pada tahun 2016, BPPT telah memberikan layanan pengujian LPKSF sebanyak satu paket layanan yang terdiri dari 44 kontrak kerjasama.
Karena itu, untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dalam jaminan mutu untuk sektor energi, khususnya di bidang PV, BPPT terus
mengembangkan fasilitas lab yang ada maupun meningkatkan kualitas SDM yang kompeten.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 99
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian
kinerja BPPT untuk Indikator Kinerja
Jumlah Layanan Teknologi, dengan target 13 layanan teknologi adalah sebagai berikut:
1 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini :
Prosentase Capaian Kinerja
= Realisasi
x 100 Target
= 13 layanan teknologi
x 100 = 100 13 layanan teknologi
Tabel 3.11 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja
Indikator Kinerja 2.1
Indikator Kinerja
Target Realisasi
Program Mitra
Jumlah Layanan
Teknologi
7 Peru- sahaan
berbadan hukum
yang dilayani
7 Peru- sahaan
berbadan hukum
yang dilayani
100 PPT
Bidang PKT
PT.Ruang Kreatif Aksara
Indonesia. PT.Sawala
Karya Arpindo.
PT.Pasagi Kreatifa
Indonesia. PT.Lariley
Cahaya Mandiri
PT.Dobura Imani Janati
PT.Animasind o Intermedia
Aksara.
PT.Wafa Aldira
Indonesia
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 100 2 layanan
teknologi survey
kelautan 4 layanan
teknologi survey
kelautan 200
PPT Bidang
Teknologi Survey
Kelautan BMKG dan
NOAA-USA; Balai
Penelitian Perikanan
Laut BPPL Kementerian
Kelautan dan Perikanan;
Balai Penelitian
Perikanan Laut BPPL
Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Jamstec Japan
2 layanan teknologi
modifikasi cuaca
2 layanan teknologi
modifikasi cuaca
100 PPT
Bidang Teknologi
Modifikasi Cuaca
Pengguna layanan TMC
untuk pengisian waduk :
- PT. VALE
INDONESIA - PT. PLN
Persero Wilayah
KSKT Sektor Barito
- PT. PLN Persero
Pembangkit- an Sumatera
Bagian Utara Sektor
Pekanbaru
- PT. INALUM Persero
Pengguna layanan TMC
untuk bencana kabut asap
karhutla.
- Badan Nasional
Penanggulan gan Bencana
BNPB
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 101 1 layanan
teknologi produksi
bibit tanaman
1 layanan teknologi
produksi bibit
tanaman 100
PPT Bidang
Biotekno- logi
Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten
Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
1 layanan teknologi
pengujian 1 layanan
teknologi pengujian
100 PPT
Bidang Teknologi
Energi
2 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
Dalam dokumen perencanaan strategis BPPT tahun 2015-2019, Revisi 2, target pada indikator kinerja jumlah layanan teknologi pada tahun
2015 adalah sebanyak 17 layanan teknologi, yang meliputi : a. Layanan kepada perusahaan berbadan hukum yang dilayani di
technopark dan layanan kepada perusahaan tenant perusahaan inovatif, sebanyak 12 layanan.
b. Layanan teknologi survey kelautan, sebanyak 2 layanan c. Layanan teknologi modifikasi cuaca, sebanyak 2 layanan
d. Layanan teknologi maritim, sebanyak 1 layanan
Sesuai dokumen perencanaan strategis BPPT tahun 2015-2019, Revisi 2, dan dokumen Perjanjian Kinerja BPPT tahun 2016, Revisi 2,
capaian kinerja pada tahun 2016 adalah sebanyak 13 layanan teknologi, yang meliputi :
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 102
a. Perusahaan Berbadan Hukum yang Dilayani dan Layanan Kepada Tenant Perusahaan Inovatif, dengan target 7 layanan
b. Layanan Teknologi Survey Kelautan, dengan target 2 layanan, c. Layanan Teknologi Modifikasi Cuaca, dengan target 2 layanan,
d. Layanan Teknologi Produksi Bibit Tanaman Melalui Kultur Jaringan ex-vitro dan in-vitro, dengan target 1 layanan, dan
e. Layanan Pengujian Komponen Teknologi Energi Tenaga Surya, dengan target 1 layanan
3 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis.
Sesuai dokumen perencanaan strategis, jumlah layanan teknologi yang dihasilkan sampai dengan tahun 2019 berjumlah 74 layanan
teknologi, yang merupakan kontribusi dari 4 kelompok teknologi sebagai berikut :
a Kelompok Kebijakan Teknologi terdiri dari : Pada tahun 2015-2019 layanan teknologi yang menghasilkan 16
perusahaan berbadan hukum yang dilayani di Techno Park dan 30 layanan kepada tenant perusahaan inovatif
b Kelompok Teknologi Sumber Daya alam Pada tahun 2015-2019 menghasilkan 10 layanan teknologi
survey kelautan Tahun 2015-2019 menghasilkan 10 layanan teknologi
modifikasi cuaca c Kelompok Teknologi Agroindustri dan Bio teknologi
1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro yang dihasilkan pada tahun 2016
1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro yang dihasilkan pada tahun 2017
1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur jaringan ex-vitro dan in-vitro yang dihasilkan pada tahun 2018
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 103
1 Layanan teknologi produksi bibit tanaman melalui kultur
jaringan ex-vitro dan in-vitro yang dihasilkan pada tahun 2019 d Kelompok Teknologi Informasi Energi dan Material menghasilkan:
Layanan pengujian komponen teknologi energi tenaga surya
Berdasarkan realisasi kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016, dapat diketahui bahwa realisasi kinerja BPPT sampai dengan tahun ini
sesuai dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis BPPT tahun 2015-2019, Revisi 2.
4 Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan kinerja
Secara umum, faktor Penyebab KeberhasilanPeningkatan Kinerja : Komitmen dan dukungan dari Pimpinan BPPT dan Manajemen Unit
Kerja terhadap pelaksanaan programkegiatan BPPT, khususnya terhadap pelaksanaan pemberian layanan teknologi BPPT.
Komitmen, dukungan dan partisipasi seluruh jajaran Unit Kerja untuk peningkatan kinerja BPPT, khususnya dalam memberikan layanan
teknologi kepada seluruh mitra BPPT. BPPT memiliki SDM yang kompeten untuk keberhasilan
pelaksanaan pemberian layanan teknologi kepada mitra BPPT. BPPT memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk
pelaksanaan pelayanan teknologi BPPT.
LKIP BPPT TAHUN 2016
III
- 104