Komponen Hasil 40 Pengukuran capaian Indikator kinerja 3.1 yaitu Indeks

LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 118 3 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis; Realisasi kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi BPPT sesuai hasil evaluasi sementara Kementerian PAN dan RB tahun 2016 sebesar 73,47 ini sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana strategis Sekretariat Utama, yaitu indeks nilai BB pada tahun 2016. Sesuai dokumen rencana strategis Sekretaris Utama Tahun 2015 - 2019, target indikator kinerja nilai evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi BPPT sampai dengan tahun 2019 adalah sebagai berikut :  Nilai BB pada Tahun 2016;  Nilai BB pada Tahun 2017;  Nilai BB pada Tahun 2018;  Nilai BB pada Tahun 2019 . 4 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan KementerianLembaga lain Mengingat hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT tahun ini masih bersifat penilaian sementara, dan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di KementerianLembaga lainnya juga belum diterbitkan oleh Kementerian PAN dan RB, maka pada laporan kinerja ini perbandingan realisasi kinerja Reformasi Birokrasi BPPT dengan KementerianLembaga lain tidak dapat ditampilkan. Pada tahun 2015, realisasi capaian evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT jika dibanding dengan beberapa KementerianLembaga lain dapat dilihat dibawah ini. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 119 Tabel 3.15 Perbandingan antara nilai evaluasi RB BPPT dengan KL lain No. KementerianLembaga Nilai 1 KPK 90,85 2 Kementerian Perdagangan 69,98 3 Kemenko Ekuin 69,01 4 BPPT 67,58 5 Analisis penyebab keberhasilan kinerja; Mengacu kepada hasil sementara evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT, beberapa hal yang menjadi penyebab keberhasilan pencapaian target dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa area perubahan yang mengalami peningkatan kinerjanya meliputi : a. Manajemen perubahan b. Penataan tata Laksana c. Penataan Sistem Manajemen SDM d. Penguatan Akuntabilitas Kinerja e. Penguatan Pengawasan LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 120 Tabel 3.16 Penyebab Keberhasilan Pencapaian Target Nilai RB No Area Nilai Maks Nilai 2015 Nilai 2016 Keterangan 1 Manajemen Perubahan 5 3.53 3.78 Sosialisasi dokumen roadmap sudah terlaksana, Agen Perubahan sudah ditetapkan. 2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 2.71 2.71 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6 4.18 4.18 4 Penataan Tatalaksana 5 3.47 3.76 Peta proses bisnis dan SOP sudah disusun pada beberapa unit kerja. 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15 12.36 13.74 Penerapan proses penerimaan cpns dengan CAT, promosi jabatan terbuka, kode etik BPPT untuk penetapan sanksi pegawai. 6 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 6 3.53 4.02 Peningkatan kapasitas SDM yang menangani akuntabilitas kinerja sudah dilakukan. Pemantauan kinerja sudah mulai menggunakan elektronik. 7 Penguatan Pengawasan 12 6.50 7.50 BPPT telah menetapkan unit kerja pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi WBK Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 3.89 3.89 6 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya a. Analisis efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia - Optimalisasi penggunaan SDM pada posisi dan kompetensi yang sesuai - Melaksanakan koordinasi secara berkala terkait area yang menjadi perhatian b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya anggaran - Perencanaan kegiatan dilakukan secara matang - Seluruh pengeluaran keuangan berdasarkan mata anggaran yang telah ditentukan LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 121 7 Analisis programkegiatan yang menyebabkan keberhasilan pencapaian perjanjian kinerja Mengacu kepada hasil sementara evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPPT, beberapa hal yang menjadi penyebab keberhasilan pencapaian target dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel tersebut terlihat bahwa area perubahan yang berkontribusi terhadap keberhasilan pencapaian kinerja meliputi : a. Manajemen perubahan b. Penataan tata Laksana c. Penataan Sistem Manajemen SDM d. Penguatan Akuntabilitas Kinerja e. Penguatan Pengawasan 2. Pengukuran capaian Indikator kinerja 2 yaitu Opini Penilaian Laporan Keuangan oleh BPK, dengan target Opini WTP. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT No. 009 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, serta pengelolaan verifikasi, perbendaharaan, akuntansi, dan pelaporan keuangan. Secara umum, Biro Perencanaan dan Keuangan berfungsi mengkoordinir penyusunan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, verifikasi pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan atas seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPPT. Pelaporan keuangan yang dihasilkan dapat berupa laporan keuangan kepada pihak ekstern, misalnya kepada Kementerian Keuangan sebagai pertanggungjawaban publik BPPT sebagai instansi pemerintah di depan DPR dan dapat pula berupa laporan keuangan untuk pihak intern yang berguna untuk membantu pengambilan keputusan. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 122 Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memenuhi karateristik kualitatif yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Hal tersebut yang menjadi kaidah yang dipegang teguh Biro Perencanaan dan Keuangan dalam menyusun laporan keuangan. Proses penyusunan laporan keuangan di Biro Perencanaan dan Keuangan BPPT diawali di Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan yang melakukan proses verifikasi dan pengujian berkas yang akan dibayar dan atau dikirim ke Kementerian Keuangan. Hal ini berkaitan dengan relevansi dan keandalan laporan keuangan, agar berkas yang diproses dan dibayar telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan melaksanakan proses penginputan dokumen pertanggungjawaban dan penyusunan pelaporan keuangan. Dalam membantu melaksanakan pelaporan keuangan dipergunakan aplikasi yang telah disediakan oleh Kementerian Keuangan. Kegiatan di atas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan terhadap laporan keuangan satuan kerja BPPT. Salah satu kinerja BPPT tercermin dari laporan keuangan konsolidasi seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Untuk mendapatkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, maka laporan keuangan setiap satuan kerja di lingkungan BPPT juga harus baik. Untuk menyusun laporan keuangan masing-masing satuan kerja yang baik diperlukan pembinaan kepada seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Pembinaan terhadap satuan kerja di lingkungan BPPT ini dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan dan masing-masing Bagiannya. Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan berkaitan dengan proses pertanggungjawaban dan administrasi keuangan yang baik serta pembinaan keperbendaharaan-nya kepada seluruh unit kerja di lingkungan BPPT. Sedangkan Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 123 melakukan pembinaan tentang penyusunan laporan keuangan yang baik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menyusun laporan keuangan yang baik juga diperlukan internal control yang baik pula. Internal control yang baik ini harus tertuang dalam Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah SPIP. SPIP ini harus dilaksanakan oleh semua unsur dalam organisasi. Dengan demikian maka laporan keuangan yang dihasilkan menjadi lebih baik. Harus disadari bahwa untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi yang baik, diperlukan setiap unsur laporan keuangan masing-masing satuan kerja bekerja dengan baik. Disinilah peran Biro Perencanaan dan Keuangan sangat besar dengan melakukan penyusunan laporan keuangan konsolidasi dan melakukan pembinaan terhadap seluruh satuan kerja di lingkungan BPPT. Muara akhir dari semuanya adalah diperolehnya opini Wajar Tanpa Pengecualian WTP dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Opini WTP ini akan mencerminkan kinerja keuangan suatu instansi pemerintah dan peran Biro Perencanaan dan Keuangan sangat diperlukan untuk perolehan opini WTP. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 124 Gambar 3.44 Hasil Pemeriksaan atas LK BPPT 2015 LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 125 Penyusunan Laporan Keuangan BPPT Yang Transparan, Akuntabel Dan Taat Peraturan Hasil dari proses pada bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BPPT adalah Laporan Keuangan BPPT. Pembuatan Laporan Keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan atas aktivitas pengelolaan anggaran di BPPT. Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan KK,SAP,2005. Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik KK,SAP,2005. Melakukan Rekonsiliasi Internal Data Keuangan Dalam Penyusunan Laporan Keuangan BPPT Salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan adalah pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan. Rekonsiliasi internal data keuangan dilakukan antara data keuangan pada 18 delapan belas satuan kerja dan 1 satu Badan Layanan Umum BLU di lingkungan BPPT dengan data di instansi pusat. Rekonsiliasi data dilakukan untuk menyamakan data antara data di tingkat satuan kerja Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran – UAKPA, tingkat wilayah Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran – UAPPA Wilayah dan UAPPA Eselon 1 dengan tingkat lembaga Unit Akuntansi Pengguna Anggaran – UAPA. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 126 Untuk tahun 2016 ini, pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan dilaksanakan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 BPPT dan dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Semester 1 Tahun 2016 BPPT. Hasil dari pelaksanaan rekonsiliasi internal data keuangan ini adalah berupa Berita Acara Rekonsiliasi BAR yang ditandatangani oleh pihak terkait, yaitu petugas penyusun laporan keuangan satuan kerja, petugas penyusun laporan keuangan lembaga, dan tim inspektorat, jika dilakukan reviu terhadap laporan keuangan yang disusun. Tujuan dari pelaksanaan rekonsiliasi internal BPPT adalah untuk meneliti keakuratan pencatatan data akuntansi antara transaksi keuangan yang dilakukan oleh satker-satker di lingkungan BPPT dengan yang dilakukan oleh Bendahara Umum Negara dalam hal ini rekonsiliasi dilaksanakan dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DAPK yang dilaksanakan tiap semester. Penyusunan Laporan Pengelolaan Verifikasi Ruang lingkup proses verifikasi meliputi semua kegiatan yang diberikan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan terdiri dari proses verifikasi atas dokumen yang masuk, yang mencakup 5 lima aspek berikut :  aspek ketersediaan danaanggaran,  aspek ketepatan tujuan pengeluaran,  aspek kebenaran pembebanan anggaran,  aspek kebenaran tagihan, dan  aspek kelengkapan bukti pengeluaran dan dokumen pendukungnya, serta melakukan monitoring atas penyerapan anggaran. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan verifikasi di Biro Perencanaan dan Keuangan adalah dokumen tagihan yang telah selesai diverifikasi dengan tepat waktu, serta tercapainya pelayanan verifikasi yang optimal. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 127 Melakukan Laporan Pengelolaan Perbendaharaan Hasil dari proses pada layanan pengelolaan perbendaharaan adalah Pembayaran Uang Persediaan UP, Pembayaran Langsung LS dan pengelolaan penggajian. Dalam hal Pembayaran Uang Persediaan UP dan Pembayaran Langsung LS, dokumen yang telah diterima dari kordinator penguji Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan akan diterima oleh P3SPM untuk diklasifikasikan Bukti Kas UP dan SPM LS LS yang selanjutnya untuk ditandatangani dan diparaf lalu untuk diserahkan ke masing-masing Bendahara Pengeluaran dan BPP berdasarkan program kegiatan. Untuk Dokumen SPM LS akan dilengkapi dengan dokumen pendukung lainnya untuk selanjutnya langsung dikirim ke KPPN Jakarta. Setelah SPM LS diproses di KPPN Jakarta maka akan keluar SP2D dari KPPN untuk dibukukan disertai masuknya uang ke dalam rekening milik Bendahara Pengeluaran BPPT. Untuk Dokumen Bukti Kas akan diberi penomoran Bukti Kas, dibayarkan kepada yang berhak menerima oleh Bendahara dan juga dibukukan saat terjadi pembayaran. Setelah dibayarkan, maka Bukti Kas akan dibuatkan SPM GU dan dilengkapi dokumen pendukungnya untuk dikirim ke KPPN Jakarta. Proses selanjutnya menunggu SP2D keluar dari KPPN. Setelah SP2D keluar baik untuk Dokumen LS maupun UP akan dibukukan kembali oleh Bendahara kemudian di Foto Copy untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk keperluan rekonsiliasi. Jadi yang membedakan Pembayaran Uang Persedian UP dengan Pembayaran Langsung LS secara keseluruhan terdapat pada cara pembayarannya. Pada pengelolaan penggajian yakni meliputi kegiatan Pembayaran Penggajian Pegawai Negeri Sipil PGPS, Pembayaran Uang Makan Pegawai, Pembayaran Tunjangan Kinerja, Pembayaran Uang Duka WafatTewas, Pembayaran kekuranganSelisih Gaji Rapel dan Tunjangan-tunjangan lainnya serta layanan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran. Pada pengelolaan penggajian lebih kepada layanan untuk para pegawai BPPT. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 128 Penyusun Laporan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil-Hasil Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan datainformasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan sebagai keputusan BPK. Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang danatau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan danatau perbaikan. Setelah Rekomendasi atas LHP BPK diterima, maka dilanjutkan dengan membuat laporan dari jawaban-jawaban atau penjelasan atas tindak lanjut yang akan dilakukan oleh BPPT sehubungan dengan rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Berdasarkan uraian penjelasan pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Biro Perencanaan dan Keuangan yang terkait kinerja laporan keuangan BPPT, diperoleh data capaian kinerja sebagai berikut. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 129 Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa capaian kinerja BPPT untuk Indikator Kinerja 2: Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT kesesuaian dengan SAI dan SAP, dengan target Opini WTP adalah sebagai berikut: 1 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini : Prosentase Capaian Kinerja = Realisasi Target = Opini WTP = Tercapai Opini WTP Tabel 3.17 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja Iindikator Kinerja 3.2 Indikator Kinerja Target Realisasi Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT kesesuaian dengan SAI dan SAP Opini WTP Opini WTP Tercapai 2 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Pada tahun 2009 hingga Tahun 2011, BPPT secara berturut-turut selama 3 tahun telah memperoleh opini WTP Wajar Tanpa Pengecualian. Pada tahun 2012 BPPT memperoleh opini WDP Wajar Dengan Pengecualian. Pada tahun 2013 BPPT kembali memperoleh opini WTP Wajar Tanpa Pengecualian. Pada tahun 2014, BPPT kembali memperoleh opini WDP Wajar Dengan Pengecualian, dan pada tahun 2015 dan 2016 BPPT secara berturut- turut kembali memperoleh opini WTP Wajar Tanpa Pengecualian. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 130 Tabel 3.18 Perbandingan antara capaian target tahun ini dengan tahun sebelumnya Tahun Penilaian Nilai Capaian 2016 WTP 2015 WTP 2014 WDP 2013 WTP 2012 WDP 2011 WTP 2010 WTP 2009 WTP 3 Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis; Realisasi kinerja tahun 2016, dimana BPPT memperoleh opini WTP, telah sesuai dengan target indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Sekretaris Utama Tahun 2016, yaitu Laporan Keuangan BPPT yang sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah SAP, dengan Opini WTP. Selain itu, hasil penilaian Laporan Keuangan BPPT tahun 2016 ini yang memperoleh opini WTP juga sejalan dengan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Strategis Sekretaris Utama Tahun 2015-2019, dimana Indikator dan Target yang telah ditetapkan adalah Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Negara yang handal dimana Laporan Keuangan sesuai SAP dengan target WTP. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 131 4 Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan KementerianLembaga lain Realisasi hasil opini BPK terhadap Laporan Keuangan BPPT jika dibanding dengan beberapa KementerianLembaga lain dapat dilihat di bawah ini. Tabel 3.19 Perbandingan antara opini laporan keuangan BPPT dengan KL lain No. KementerianLembaga Opini 1 KPK WTP 2 Kementerian Perdagangan WTP 3 BPPT WTP 4 LIPI WTP 5 BATAN WTP 6 BSN WTP 7 Kementerian Ristek Dikti WDP 5 Analisis penyebab keberhasilan kinerja; Analisis penyebab keberhasilan perolehan opini WTP sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Utama, adalah sebagai berikut:  Komitmen dan dukungan dari seluruh Pimpinan BPPT dan Pimpinan Satuan Kerja terhadap penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2015 audited yang transparan, akuntabel, taat peraturan dan tepat waktu.  Dukungan dari tim Reviu dari Inspektorat yang telah melaksanakan tugas reviu terhadap Laporan Keuangan BPPT 2015 unaudited sehingga bisa terselesaikan secara efektif, efisien dan tepat waktu.  Dukungan dari seluruh jajaran di lingkungan Satuan Kerja BPPT terhadap penyusunan Laporan Keuangan BPPT Tahun 2015 audited terutama para petugas Sistem Akuntansi Instansi SAI, petugas Barang Milik Negara BMN dan petugas Persediaan yang responsif terhadap kebutuhan data dan koreksi sesuai dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan BPK. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 132 6 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya a. Analisis efisiensi penggunaan Sumber Daya Manusia - Alokasi dan penempatan SDM yang menangani laporan keuangan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan - Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan seluruh Satker yang terkait b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya anggaran - Perencanaan kegiatan dilakukan secara matang 7 Analisis programkegiatan yang menyebabkan keberhasilan pencapaian perjanjian kinerja Beberapa kegiatan yang menjadi penunjang keberhasilan pencapaian target adalah diantaranya: - Sosialisasi tentang SAI dan SAP kepada seluruh unit kerjasatuan kerja - Rekonsiliasi laporan keuangan secara terpadu dengan seluruh unit kerjasatuan kerja. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 133 3. Pengukuran capaian Indikator kinerja 3 yaitu Nilai Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja, dengan target nilai BB . S i ste m Akuntabilita s Ki ne rj a I n s tan s i Pe m e rin tah a dalah r ang k aian s i stema ti k dari berba g ai aktivitas, al a t, dan pro s edur yan g dir an can g untuk tuj uan p e n eta pan dan pe n gukuran, pengumpulan da ta, pe n g kl a si fika s ian , p e ngikhtisaran , dan pe l a por an kine rj a p a d a in s tan s i pe m e rintah , d alam r ang k a p e rtanggungj a w a ban dan peningk atan kine rja in st an s i p e m e rintah . Akuntabilitas merupakan kata kunci dari sistem tersebut yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung- jawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP, P e n ye l e n ggaraan SA KIP dilaksanak an untuk p e n yusun an La p o r an Kinerja se suai de n gan ket e ntu an pe r a turan p e run dang -und angan. P enye l e n ggaraan S AKIP dilak san ak an s ec ara s e l aras dan ses u ai d e n gan pe ny el e n ggaraan Si s te m Akun tansi Pe m e rin tahan d an tata cara p e n ge ndalian s erta e v al u as i pel aksanaan r e n cana pemb an gunan. Penyelenggaraan SAKIP pada Kementerian NegaraLembaga dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang dengan tingkatan: Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja; Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi; dan Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian NegaraLembaga. Penyelenggaraan SAKIP meliputi : Rencana Strategis; Perjanjian Kinerja; Pengukuran Kinerja; Pengelolaan Data Kinerja; Pelaporan Kinerja; dan Reviu dan Evaluasi Kinerja. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 134 Tujuan Sistem AKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya. Sedangkan sasaran dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah: 1. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. 2. Terwujudnya transparansi instansi pemerintah. 3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional. 4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP ini dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah laporan kinerja yang berkualitas serta selaras dan sesuai dengan tahapan- tahapan meliputi :

1. Rencana Strategis

Rencana strategis merupakan dokumen perencanaan instansi pemerintah dalam periode 5 lima tahunan. Rencana strategis ini menjadi dokemen perencanaan untuk arah pelaksanaan program dan kegiatan dan menjadi landasan dalam penyelenggaraan SAKIP.

2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja adalah lembardokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan programkegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian kinerja selain berisi mengenai perjanjian penugasanpemberian amanah, juga terdapat sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang diperjanjikan untuk dilaksanakan dalam 1 satu tahun serta memuat rencana anggaran untuk program dan kegiatan yang mendukung pecapaian sasaran strategis. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 135

3. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan langkah untuk membandingkan realisasi kinerja dengan sasaran target kinerja yang dicantumkan dalam lembardokumen perjanjian kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan. Pengukuran kinerja dilakukan oleh penerima tugas atau penerima amanah pada seluruh instansi pemerintah.

4. Pengelolaan Kinerja

Pengelolaan kinerja merupakan proses pencatatanregistrasi, penatausahaan dan penyimpanan data kinerja serta melaporkan data kinerja. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan kebutuhan instansi pemerintah sebagai kebutuhan manajerial, datalaporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah.

5. Pelaporan Kinerja

Pelaporan kinerja adalah proses menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan. Laporan kinerja tersebut terdiri dari Laporan Kinerja Interim dan Laporan Kinerja Tahunan. Laporan Kinerja Tahunan paling tidak memuat perencanaan strategis, pencapaian sasaran strategis instansi pemerintah, realisasi pencapaian sasaran strategis dan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja.

6. Reviu dan Evaluasi Kinerja

Reviu merupakan langkah dalam rangka untuk meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan kepada pimpinan. Reviu tersebut dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan hasil reviu berupa surat pernyataan telah direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Sedangkan evalusi kinerja merupakan evaluasi dalam rangka implementasi SAKIP di instansi pemerintah. LKIP BPPT TAHUN 2016 III - 136 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAKIP, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT. Pelaksanaan evaluasi berpedoman Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan hasil evaluasi sementara yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP BPPT tahun 2015, diperoleh hasil nilai 70,20 BB. Penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil BPPT sudah menunjukkan hasil yang baik namun demikian masih memerlukan beberapa perbaikan. Rincian hasil penilaian sementara oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP BPPT tahun 2015 adalah sebagai berikut :