Penyebab Gunung Berapi Meletus

redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York Amerika Serikat. Letusan Gunung Krakatau merupakan bencana besar pertama di dunia setelah pertemuan telegraf bawah laut. Ini di perkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut setelah membentuk perissai atmosfer setebal 20-150 meter dan menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat Celcius selama 10-20 tahun. Ledakan itu merupakan yang paling besar suara paling keras, dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai radius 4.600 kilomerer dari pusat ledakan dan bahkan dapat didengar oleh 18 penduduk bumi saat itu. Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang Tyas, 2008 :33- 40

2.4.4 Penyebab Gunung Berapi Meletus

Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu panans ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batuan-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang yang kemudian bercampur dengan magma.Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km dibawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km. Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan. Hal itu terjadi karena massanya lebih ringan dibanding batu-batu pada sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batuan batuan didekatnya. Akibatnya, terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kasbin magma magma chamber inilah yang merupakan gudang reservoir tempat letusan material-material vulkanik berasal. Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau Universitas Sumatera Utara melelehkan conduit saluran pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju kepermukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama- sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama central vent. Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudain menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah crater yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat didasar kawah tersebut. Sete;ah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai kepermukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan. Saat gunung berapi meletus, banyak material yang dikeluarkan. Berikut ini material – material yang dikeluarkan pada saat terjadi letusan. 1. Gas vulkanik adalah gas – gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain karbon monok sida CO, Karbondioksida CO2, Hidrogen Sulfida H2S, Sulfurdioksida SO2 Nitrogen NO2 yang membahayakan manusia. Gas lain dalam jumlah kecil adalah klorin CL dan florin F. 2. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir kepermukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya, mengikuti sungai ataulembah yang ada. Sementara itu, lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya. 3. Lahar sangat berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang yang terdiri atas campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah, dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah letusan sehingga air Universitas Sumatera Utara danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan disekitar puncaknya. 4. Tepra disebut juga dengan material piroklasik pyroclaric material. Gunung berapi yang memiliki kandungan magma yang kental, bila terjadi letusan yang eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik pyroclastic flow. Di Indonesia aliran piroklastik ini biasa dikenal dengan istilah wedus gembel. Aliran ini disebut wedus gembel karena berupa awan panas ini seperti kambing gibas yang dalam bahasa jawa disebut wedus gembel. Wedus gembel merupakan awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas, mengalir menuruni lereng gunung dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 300 kmjam. Kecepatannya kira-kira 2 kali kecepatan maksimal mobil sedan yang melaju di jalan tol. Semua benda yang dilaluinya akan hangus terbakar dan hancur. 5. Awan panas bisa berupa awan panas aliran awan panas hembusan, dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran mengalir dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 kmjam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan keatas oleh kekuatan letusan yang besar. Materialnberukuran besar akan jatuh di sekitar puncak, sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pegaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebapkan sesak nafas, bahkan sampai tidak bernafas. 6. Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Gunung Sinabung

Dokumen yang terkait

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Kutarayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

9 83 126

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 32 104

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 10

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 2

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 13

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 1 18

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 1 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dampak - Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 2 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 10

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 1 9