pertemuan tiga lempeng tektonik raksasa. Yaitu, lempeng Pasifik, Indo Australia, Eurasia. Ketiga lempeng tersebut saling bergerak dengan titik tengahnya di wilayah Indonesia.
Akibatnya, terjadilah tumbukan di titik pertemuan ketiga lempeng. Jika daat bertubrukan ada sebagian yang tertindih masuk kedalam bumi dan terjadi peleleran terbentuklah gunung
berapi. Bila lempeng bertubrukan keatas, terjadilah gunung seperti Himalaya. Sementara itu, jika lempeng tersebut bergesekan, terjadilah gempa tektonik yang cukup hebat area sepanjang
garis pertemuan lempeng itu disebut busur Cincin Api Pasifik atau Pasific Ring of Fire. Karena letaknya yang berada di areal Ring of Fire, Indonesia tercatat sebagai negara
yang paling banyak mengalami letusan gunung berapi. Setiap letusan yang terjadi selalu menimbulkan korban jiwa. Sebagai contoh, letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat
pada tahun 1815 menewaskan 100.000 jiwa. Gunung Kelud yang menewaskan 5.000 jiwa. Sementara itu, Gunung Krakatau yang meletus tahun
1883 menewaskan 36.000 orang.
2.4.1 Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi adalah Gunung yang masih aktif. Di dalam perut gunung terdapat magma yang sangat panas, mengeluarkan gas dan tekanan yang sewaktu-waktu dapat mengalir
keluar gunung, bahkan meletus. Gunung berapi yang masih aktif antara lain Gunung Merapi, Krakatau, Bromo, Slamet, Semeru, Ciremai, Raung, Kerinci dan Gunung Kelud. Dilihat dari
bentuk kapundannya, gunung berapi dikelompokkan menjadi dua. Ada gunung berapi yang masih utuh dengan kapundan di tengahnya, ada pula gunung api lama yang telah terpotong
kapundannya antara lain Gunung Cimahi, Gunung Muria, Gunung Merapi, Gunung Dompo Batang, dan lain-lain. Sementara itu, gunung yang tidak memiliki kapundan adalah gunung
Burangrang yang merupakan sisa gunung api Sunda di Jawa Barat dan Pulau Sertung yang merupakan bagian sisi gunung Krakatau.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Terbentuknya Gunung Berapi
Gunung berapi terbentuk ketika suatu lubang atau celah yang berada di kerak bumi mengakibatkan magma terdorong keluar melaluinya. Di bawah sebuah gunung berapi,
terdapat suatu rongga yang berisi batuan cair, yang disebut juga ruang magma. Batuan itu terbentuk dibawah lapisan kerak, Dibawah sebuah punggung bukit di tengah lautan ketika
lapisan-lapisan kerak bergerak terpisah. Karena aktivitas gunung berapi, magma mengalami tekanan dan menjadi lebih renggang dibanding lapisan di bawah kerak sehingga secara
bertahap magma bergerak naik. Banyak gas yang dihasilkan dan pada akhirnya tekanan yang terbentuk menjadi besar sehingga menyebabkan suatu letusan kepermukaan bumi. Pada tahap
ini, gunung berapi menyemburkan bermacam gas, debu, dan pecahan batuan. Lava yang mengalir dari suatu celah di daerah yang dataran akan membentuk plateau lava.
2.4.3 Peristiwa Gunung Meletus di Indonesia
1. Gunung Merapi Berada diantara Provinsi Jawa Tengah dan DI Yokyakarta yang saatini masih sangat
aktif. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.Gunung Merapi membawa berkah material pasir bagi masyarakat setempat. Bagi pemerintah daerah, Gunung
Merapi menjadi objek wisata para wisatawan. Kini, Gunung Merapi termasuk kawasan Taman Nasional Merapi.Evusif di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu
hingga 10.000 tahun lalu. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan terdahsyat pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah pulau jawa diselubungi abu vulkanik. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan Kerajaan Mataram
Universitas Sumatera Utara
Kuno harus Berpindah tempat ke Jawa Timur. Letusan yang berlangsung pada tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1.400 orang.
2. Gunung Tambora
Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat termasuk gunung berapi bertipe stratovulkanik. Gunung ini diperkirakan mencapai tinggi lebih dari
4.000 meter di atas permukaan laut. Peristiwa letusan 5 April 1815 merupakan letusan gunung terbesar paling menghancurkan di dalam sejarah umat manusia. Akibatnya, setengah
populasi penduduk Sumbawa atau sekitar 92.000 jiwa pada saat itu, tewas. Letusan terdahsyat sebanyak 36 mil kubik itu telah menyemburkan material paling
banyak dalam sejarah manusia. Selain itu, juga menciptakan kawah dengan diameter tujuh kilometer dengan kedalaman kawah 800 meter, dan keliling kawahnya 16 kilometer. Debu
halus yang disemburkan dari lerusan Gunung Tambora menutupi lasngit di atas wilayah yang luas sekali dengan radius 200 mil. Akibatnya terjadi hujan abu di kawasan seluas 900 mil.
Hal yang menarik, lapisan debu yang menyembur ternyata telah menghambat sinar matahari untuk mencapai bumi. Dengan begitu, terjadilah perubahan musim secara tiba-tiba saat itu di
beberapa bagian bumi. Temperatur udara mengalami perubahan derastis di seluruh dunia. Pada musim panas tahum 1815, di belahan bumi sebelah utara menjadi musim dingin karena
kurangnya sinar matahari yang tidak mampu menembus bumi. Gunung Tambora pada saat itu mengeluarkan begitu banyak debu atmosfer sehingga
menyebabkan pendinginan global. Sampai-sampai tahun 1816 dikenal sebagai tahun tanpa musim semi atau mati membeku. Letusan terdahsyat Gunung Tambora itu, mengakibatkan
masyarakat di pulau Sumbawa mengalami kelaparan. Tanah pertanian tertutup debu dan tidak dapat diolah. Dalam waktu singkat sekitar 700.000 sampai 800.000 penduduk tewas akibat
kelaparan.
Universitas Sumatera Utara
Letusan Gunung Tambora pada 5 april 1815 menghasilkan dentuman yang sangat keras hingga terdengar di Jakarta yang jaraknya 1.250 kilometer dan Ternate 1.400 kilometer.
Hujan abu pertama jatuh di Basuki Jawa Timur. Pada tanggal 10 dan 11 April 1815, dentuman letusan Gunung Tambora terdengar sampai ke Pulau Bangka 1.500 kilometer dan
Bengkulu 1.775 kilometer. Gempa bumi terjadi bersamaan dengan letusan gunung ini yang terdengar sampai Surabaya 600 kilometer, mengakibatkan 92.000 orang meninggal dunia.
3. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung berada di ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, sekitar 17 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya. Gunung ini pernah meletus dahsyat tahun 1822.
Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822. Saat itu air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan
kadang muncul kolam asap dari dalam kawah. Letusan pada 8-12 Oktober 1822, menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas serta lahar.
Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa 4.
Gunung Krakatau Gunung Krakatau merupakan gunung yang masih aktif dan berada di Selat Sunda,
antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera gunung berapi ini pernah meletus terdahsyat pada 26 Agustus 1883. Letusan dahsyatnya mengakibatkan terjadinya tsumani dan menewaskan
sekitar 36.000 jiwa. Sampai kini, kejadian itu adalah peristiwa tsunami yang terdahsyat yang pernah ada. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar Alice Springs, Australia dan
Pulau Rodrigues, dekat Afrika sejauh 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang meledak di Herosima dan Nagasaki di akhir
Perang Dunia II. Letusan Gunung Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar
Universitas Sumatera Utara
redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York Amerika Serikat.
Letusan Gunung Krakatau merupakan bencana besar pertama di dunia setelah pertemuan telegraf bawah laut. Ini di perkirakan berlangsung selama 10 hari dengan
perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut setelah membentuk perissai atmosfer setebal 20-150 meter dan menurunkan temperatur sebesar 5-10
derajat Celcius selama 10-20 tahun. Ledakan itu merupakan yang paling besar suara paling keras, dan peristiwa vulkanik
yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai radius 4.600 kilomerer dari pusat ledakan dan bahkan dapat didengar oleh 18
penduduk bumi saat itu. Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang Tyas, 2008 :33- 40
2.4.4 Penyebab Gunung Berapi Meletus