Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Maraknya kabar mengenai negara-negara maupun daerah-daerah yang terkena bencana alam menghiasi surat kabar maupun berita-berita yang ada di televisi, bencana alam tidak dapat dianggap sebagai masalah yang biasa saja. Dari setiap bencana alam yang terjadi pasti menimbulkan kerugian yang besar dari setiap aspek kehidupan. Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mecakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Laporan Penilaian Global Tahun 2009 pada Reproduksi Resiko Bencana juga memberikan peringkat yang tertinggi untuk Indonesia pada level pengaruh bencana terhadap manusia pringkat 3 dari 153 untuk gempa bumi dan 1 dari 265 untuk tsunami. Bencana yang sering terjadi di Indonesia akhir-akhir ini adalah bencana letusan gunung berapi dan menurut data Indonesia mempunyai 129 buah gunung berapi aktif atau sekitar 13 dari gunung api aktif di dunia. Seluruh gunung api tersebut berada pada jalur tektonik yang memanjang mulai dari pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara. Berkumpulnya gunung api di Nusantara karena Indonesia tepat berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik raksasa, yakni lempeng Pasifik, Australia, dan Eurasia. Wilayah sepanjang garis pertemuan ini di kenal dengan sebutan busur Cincin Api Pasifik atau Pasifik Ring of Fire. Sepanjang pergerakan lempeng terus terjadi, maka sepanjang itu pula ke 129 gunung berapi di Indonesia akan terus menggeliat aktivitasnya, dan kelak tentu meletus Minarjo, 2007: 25 Universitas Sumatera Utara Menurut data terbaru Gunung berapi yang meletus beberapa tahun terakhir ini di Indonesia diantaranya adalah Gunung Merapi yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada tahun 2010. Aktivitas seistemik dimulai pada akhir September 2010, dan menyebabkan letusan gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober 2010, mengakibatkan sedikitnya 353 orang tewas, Gunung Kelud yang terletak di Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, Jawa Timur meletus Kamis 13 Feberuari 2014 malam Abu vulkanik menyebar hingga ketinggian 17 kilometer dari puncak Gunung Kelud. Akibatnya 2 orang dilaporkan tewas dan 18 orang lainnya dilaporkan hilang. Gunung Kelud mulai erupsi pada Kamis malam, sekitar pikul 23.00 WIB dan 23.23 WIB. Letusan besar terjadi pada pukul 23.29 WIB. Kelud berstatus awas atau level IV sejak Kamis 13 Feberuari 22.15 WIB dan Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yakni Tegal, Brebes, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas itu terpantau mengeluarkan suara gemuruh dentuman yang disertai dengan letusan sinar api, Rabu 68 malam. “ sejak Rabu 68 malam hingga, Kamis 78 pukul 12.00 WIB. Gunung Slamet teramati kembali mengeluarkan empat kali letusan sinar api dengan ketinggian 50 hingga 300 meter dari kawah” kata Sudrajat, Kamis 782014. Gunung Selamet dengan ketinggian 3.432 meter dari permukaan air laut mdlp dengan level Waspada http:id.m.wikipedia.orgwikiLetusan_Merapi_2010. Diakses pada tanggal 7 September 2014 pukul 0:15 WIB Terdapat beberapa gunung di Sumatra Utara yang aktif maupun tidak aktif yaitu sebagai berikut, Gunung Sibuatan yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Utara tidak aktif. Dengan ketinggian 2457 mdlp, maka bila dibandingkan secara geogarafis Sibuatan berada diposisi pertama mengalahkan Gunung Sinabung yang memiliki ketinggian 2460 mdlp, Gunung Toba Pusuk Buhit Sumatra Utara terdiri dari beberapa wilayah, memiliki nilai- nilai yang begitu mengagumkan dan mendukung kemajuan dunia kepariwisataan Kabupaten Universitas Sumatera Utara Samosir yang berada persis ditengah Danau Toba dengan status tidak aktif. Gunung Sibayak merupakan salah satu gunung api aktif di Sumatera Utara yang terletak di Kabupaten Karo tepatnya tidak jauh dari Kota Brastagi. Gunung ini tidak berbahaya untuk di daki intinya adalah berhati-hati. Gunung Sinabung merupakan salah satu objek pariwisata kebanggaan Sumatera Utara, berada pada titik puncak dengan ketinggian 2.460 meter diatas permukaan air laut dengan status aktif. Sorik Marapi adalah sebuah gunung yang masuk dalam kawasan Batang Gadis, secara administratif berada di Desa Sibanggor Julu Kecamatan Sorak Marapi, Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara http:anthonynh.blogspot.com2012075- gunung-di-sumatera-utara.html. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014 pukul 15:23 Gunung Sinabung adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, gunung ini tidak pernah tercatat aktif sejak tahun 1600 tetapi mendadak aktif kembali meletus pada tahun 2010. Letusan gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini. Pada 27 Agustus 2010 gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB 28 Agustus 210 Gunung Sinabung mengeluarkan lava. Status Gunung ini dinaikan menjadi awas dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut, sebagian Kota Medan juga diselimuti abu dari Gunung Sinabung. Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara. Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya. Pada 7 September Gunung Sinabung kembali meletus ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer, debu vulkanis ini tersembur hingga 5000 meter di udara. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2013 Gunung Sinabung meletus kembali sampai 18 September 2013 telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi pada tanggal 15 Sebtember 2013 dini hari kemudian terjadi kembali pada sore harinya pada 17 Sebtember 2013, terjadi 2 kali letusan pada siang dan sore hari letusan ini melepasakan awan panas dan debu vulkanik. Tidak ada tanda-tanda sebelum peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya, tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga permukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman. Akibat pristiwa ini status Gunung Sinabung dinaikan ke level 3 menjadi siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari pada tanggal 29 September 2013 status di turunkan menjadi level 2 waspada. Aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif. Memasuki bulan November terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikan kembali menjadi siaga, pengungsian penduduk di desa-desa dilakukan sekitar berjarak 5 km . Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu disertai luncuran awan panas sampai 1,5 kilometer, pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi letusan terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjudkan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 meter di atas puncak gunung akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km disebelah timur terkena hujan abu vulkanik.pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 WIB status Gunung Sinabung dianikan ke level tertinggi level 4 awas, penduduk 21 desa dan 2 dusun juga harus diungsikan ke 24 titik posko pengungsian yaitu pos Jambur Sempakata, Kelasis GBKP Kabanjahe, Kelasis GBKP Brastagi, Masjid Istikar Brastagi, Universitas Karo, Tanjung Pulo, Tiga Binanga, Gedung KNPI, GBKP Jalan Kotacane, GBKP Asrama Kodim, Jambur Tongkoh, Losd Tiganderket, Taman Doa Ora Et Labora, Jambur Tuah Lopati, Kantor ASAP, GBKP Katepul, GBKPRetreat Center, GPDI Simpang Empat, KWK Brastagi. Universitas Sumatera Utara Berikut ini daftar desa-desa yang mengungsi karena erupsi Gunung Sinabung Kuta Tengah, Kuta Mbelin, Kebayaken, Gurukinayan, Sukameriah, Berastepu, Bekerah, Gamber, Simacem, Perbaji, Mardinding, Kuta Gugung, Kuta Rayat, Sigarang-garang, Sukanalu, Temberun, Kuta Mbaru, Kuta Tonggal, Selandi, Dusun Sibintun, Dusun Lau Kawar, Naman Teran. Status level 4 awas terus bertahan hingga memasuki tahun 2014 guyuran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014. Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, latusan, dan luncuran awan panas terus menerus sampai hati berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung mulai stabil dan direncanakan pengungsi yang berasal dari luar radius bahaya 5 km dapat dipulangkan. Sehari kemudian 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya. http:id.m.wikipedia.orgwikiGunung_Sinabung . Diakses pada tanggal 7 September 2014 pukul 19:01 WIB Banyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan bencana ini, salah satunya adalah mengevakuasi penduduk desa-desa yang dianggap rawan terkena letusan Sinabung, memberikan bantuan logistik dan beasiswa bagi anak-anak pengungsi yang masih sekoah. Selain pemerintah, banyak Lembaga Swadaya Masyarakat, masyarakat sekitar dan para relawaan yang ikut turun tangan dalam memberikan bantuan kepada korban erupsi Sinabung. Bantuan yang diberikan yaitu, posko dapur umum, aksi siaga sehat, aksi siaga gizi, penyaluran makanan, obat-obatan, logistik, toilet portable, sanitasi dan trauma healing. Paket bantuan beras, mie instan, gula, susu, telur, bantuan pendidikan untuk anak-anak dalam bentuk beasiswa, buku-buku cerita berbahasa Inggris bilingual, dan peralatan sekolah. Universitas Sumatera Utara terlihat masih banyak berdiri Posko-Posko yang setiap Poskonya dihuni sedikitnya 100 atau bahkan ada yang jumlahnya mencapai ribuan jiwa. Akibat bencana ini pemerintah merencanakan relokasi bagi 3 desa yaitu desa yang dekat dengan kawah Gunung Sinabung” Ketiga desa yang harus direlokasi yakni Desa Suka Meriah Kecamatan Payung, Desa Bekerah dan Desa Simacem Kecamatan Naman Teran”, kata Kordinator Media Center Penanggulangan Bencana Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Tarigan di Medan Sabtu 822014. Ketiga desa tersebut menutut dia sering dilintasi semburan awan panas, aliran lava, gas beracun, lontaran batu pijar akibat erupsi Gunung Sinabung dan sangat berbahaya bagi keselamatan penduduk yang tinggal di daerah itu. Karena itu pemerintah perlu memindahkan warga yang hanya berjarak dalam radius 3 kilometer dari kawah Gunung Sinabung. Dia menambahkan jumlah penduduk yang terdapat di tiga desa itu sebanyak 1.255 orang yakni desa sukameriah 450 orang 137 kepala keluarga, Desa Bekerah 348 orang 115 kepala keluarga dan Desa Simacem 467 orang 137 kepala keluarga. Dalam relokasi tersebut, setiap kepala keluarga akan diberikan bantuan tanah seluas 100 meter persegi untuk di jadikan relokasi perumahan. Pemerintah masih mencari lahan yang akan dijadikan tempat relokasidan bangunan rumah bagi warga yang dipindahkan tersebut http:m.liputan 6.comnewsread821527ribuan-warga-di-3- desa-dekat-sinabung-direlokasi. Diakses pada tanggal 8 September 2014 pukul 7.00 WIB Hingga kini relokasi belum dilakukan oleh pemerintah, ribuan warga Desa Simacem, Bekerah dan Suka Meriah belum jelas mereka masih berada di beberapa titik posko pengungsian di Kabanjahe seperti yang di beritakan pada Harian Andalas pada hari Selasa,12 Agustus 2014”penyelesaian relokasi total pengungsi erupsi Sinabung yang berada di zona merah, sampai saat ini belum menemui titik terang kepastiannya. Termasuk membenahi areal pertanian waga yang rusak parah terkena erupsi Sinabung meliputi Kecamatan Naman Teran Payung, Tiganderket dan Simpang Empat perlu dan Universitas Sumatera Utara mendesak http:harianandalas.comkenal-sumatera-utarabelum-jelas-relokasi-pengungsi- sinabung-di-zona-merah . Diakses pada tanggal 8 September 2014 pukul 7:31 WIB Desa Bekerah merupakan salah satu desa yang berada di zona merah radius 2 kilometer dari kawah Gunung Sinabung, Desa Bekerah juga dekat dengan beberapa tempat wisata yang berada di lereng Gunung Sinabung seperti Pemandian Air Panas Gurukynayan, Danau Lau Kawar dan Uruk Tuhan. Desa Bekerah juga dekat dengan mata air, maka tidak heran jika di kamar mandi umum air pancuranya mengalir 24 jam, udaranya sangat sejuk karena Desa Bekerah di kelilingi oleh hutan. Sebagian besar penduduk Desa Bekerah adalah petani dan menanam tanaman muda seperti kol, kentang, tomat, cabai, buncis, jagung sedangkan tanaman tua yang mereka tanam seperti jeruk, kopi, cengkeh dan lain sebagainya. Lahan pertanian luas dan subur karena guyuran abu vulkanik, pada umumnya penduduk Bekerah bertani secara tradisional. Pada umumnya masyarakat Desa Bekerah memiliki ladang dan rumah sendiri, Mereka juga berternak, ternak mereka seperti babi, kambing, lembu dan kerbau. Adat istiadat mereka juga begitu kuat, jika ada yang berpesta seperti pernikahan seluruh penduduk desa pasti di undang karena masih memiliki ikatan persaudaraan, begitu juga jika ada upacara penguburan yang meninggal maka pada umumnya seluruh masyarakat Bekerah akan datang melayat kerumah duka dan ke jambur. Penduduk Desa Bekerah pada umumnya bermarga Sitepu Batunanggar yaitu simanteki kuta pendiri desa tersebut, persatuan masyarakat Desa Bekerah juga begitu Kuat dalam hal gontong royong. Misalnya ketika musim menanam padi merdang keluarga yang diundang akan datang tanpa diberi gaji tapi setelah selesai menanam padi merdang maka akan diadakan makan bersama. Begitu juga ketika musim panen rani. Namun pasca bencana erupsi Gunung Sinabung penduduk Desa Bekerah diungsikan posko pengungsian Universitas Karo Kabanjahe berada diposko pengungsian Universitas Karo UKA Kabanjahe. Sudah hampir setahun mereka tinggal di pengungsian dengan Universitas Sumatera Utara kondisi yang sangat memperihatinkan air bersih yang sangat terbatas, kebersihan yang minim dan kesehatan yang tidak terjamin, pekerjaan dan penghasilan tidak jelas. Bantuan logistik telah dihentikan sejak beberapa bulan belakangan ini pasca pemberian bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, BNPB memberikan bantuan melalui program sewa rumah dan lahan pertanian serta jaminan hidup. Seperti yang di tayangkan liputan 6 pagi SCTV, Jumat 2762014, sebagian besar pengungsi mengaku belum mendapatkan hunian dan lahan pertanian. Hal itu karena biaya dan jaminan hidup yang mereka terima tidak memadai untuk keperluan sewa rumah pengungsi menerima uang sebesar Rp 1,8 juta per 6 bulan. Kemudian dana 2 juta untuk sewa lahan pertanian per tahun, serta bantuan Rp 5 ribu untuk jamina hidupperhari untuk tiap orang. Bantuan dana sejumlah itu sejumlah pengungsi mengaku belum mendapatkan rumah kontrakan maupun lahan pertanian. Hingga kini para pengungsi masih bingung apakah direlokasi atau tidak. Mereka pun tidak tahu lagi harus beberapa lama menunggu di pengungsian, hingga kini belum ada kepastian hidup mereka dari pemerintah http:m.liputan6.comnews read2069489bantuan- logistik-terhenti-ribuan-pengungsi-sinabung-terlantar. Diakses pada tanggal 8 September 2014 pukul 8:19 WIB Dari berbagai permasalahan yang dihapi pengungsi erupsi Gunung Sinabung maka peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap penduduk Desa Bekerah dengan judul “Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo.” Yaitu untuk mengetahui apakah dampak yang timbulkan erupsi Gunung Sinabung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Bekerah yang masih berada di posko pengungsian Universitas KaroUKA Kabanjahe. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Kutarayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

9 83 126

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 32 104

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 10

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 2

Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 13

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 1 18

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 1 45

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dampak - Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 2 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 10

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bekerah Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 1 9