Kerongkongan Esofagus Lambung Proses Pencernaan pada Manusia

192 Biologi Kelas XI 3 Kelenjar Ludah Bagian yang tidak kalah penting peranannya bagi pencernaan ialah kelenjar ludah glandula saliva. Sekresi dari kelenjar ini berwujud air liur atau ludah saliva. Letak kelenjar ludah ada pada beberapa bagian dan masing-masing berjumlah sepasang. Misalnya saja, kelenjar ludah yang berada di bawah telinga atau glandula parotis. Fungsinya adalah menghasilkan ludah berbentuk cair dan mengandung enzim amilase. Selain kelenjar ludah tersebut, terdapat pula glandula submandibularis yakni kelenjar ludah yang berada pada rahang bawah dan glandula lingualis yang berada di bawah lidah. Fungsi kedua kelenjar ini ialah menghasilkan ludah yang mengandung air dan lendir. Enzim amilase atau enzim ptealin yang dihasilkan kelenjar ludah berfungsi mengubah zat tepung amilum menjadi zat gula glukosa. Dengan demikian, ludah membantu proses pencernaan makanan secara kimiawi. Di samping itu, ludah dapat menjaga temperatur rongga mulut, kemudian juga membantu dalam proses penelanan makanan menuju esofagus. Makanan yang melewati esofagus berbentuk bolus.

b. Kerongkongan Esofagus

Setelah makanan kita kunyah dalam mulut, makanan akan masuk menuju kerongkongan. Sebelum ke kerongkongan, pada pangkal teng- gorokan laring terdapat bagian yang memiliki katup dinamakan epi- glotis. Epiglotis berfungsi mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh. Saat kita menelan makanan, laring bergerak ke atas sehingga tertutup oleh epiglotis dan tidak ada makanan yang masuk ke dalam batang tenggorokan trakea. Na- mun, terkadang partikel kecil makanan atau air dapat masuk ke dalam laring atau trakea. Akibatnya, secara otomatis kita akan mengalami batuk atau tersedak. Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya makanan menuju lambung. Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung den- gan diameter 2 cm. Dinding kerongkongan tersusun atas epitelium berlapis pipih. Selain itu, pada kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot melingkar dan otot longitudinal. Apabila otot tersebut berkontraksi, kerongkongan akan bergerak. Gerakan demikian disebut gerak peris taltik. Gerak peristaltik pada kerongkongan ialah gerakan mendorong dan mere mas-remas makanan menuju lambung. Gerak an ini terdiri atas fase kontraksi dan relak- sasi. Lihat Gambar 6.14. Otot longitudinal Otot melingkar Lapisan sub mukus Lapisan mukus Lapisan otot yang bertanggung jawab dengan gerak peristaltik a Struktur kerongkongan Otot melingkar Lumen Lumen Otot longitudinal Bolus Tanda panah menunjukkan daerah kontraksi dinding dan jalannya pencernaan Otot melingkar berkontraksi, otot longi- tudinal berelaksasi Arah gerakan makanan Pergeseran lambung b Gerak peristaltik pada kerongkongan Gambar 6.14 Kerongkongan melakukan gerak peristaltik untuk mendorong makanan menuju lambung Sistem Pencernaan Makanan 193

c. Lambung

Adanya gerak peristaltik pada kerongkongan, mengakibatkan makanan bergerak menuju lambung. Lambung ventrikulus meru- pakan sebuah kantung berotot menggelembung, den- gan dinding otot yang tebal dan mampu mengembang dengan baik. Letaknya berada di bawah sekat rongga dada, di sebelah kiri rongga perut, dan sebagian tertu- tup oleh hati. Lambung tersusun atas tiga bagian. Bagian atas lambung dekat hati terdapat kardia, bagian tengah yang berbentuk kantung dinama kan fundus, dan bagian bawah dekat usus terdapat pilorus. Perhatikan Gambar 6.15. Pada bagian kardia, terdapat sebuah lubang yang tersusun dari otot sfi ngter kardia dengan bentuk me lingkar. Peran otot ini seperti klep yang akan membuka bila ada makanan memasuki lambung dan segera menutup setelahnya. Ini di- lakukan supaya makanan tidak kembali lagi ke kerongkongan. Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dan mekanik. Secara kimiawi, ditunjukkan dengan adanya getah lambung hasil sekre- si kelenjar lambung. Kelenjar lambung berada pada din ding lambung. Hasil sekresinya dapat berupa asam klorida HCL, pepsin, musin dan renin. Asam klorida memiliki derajat keasaman yang tinggi. Ini bergu- na agar bakteri yang masuk bersama makanan mati. Kemudian, asam klorida juga berperan dalam proses pengaktifan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi peptidapepton. Musin berfungsi dalam pelicinan makanan. Sementara, renin merupakan protein yang berperan saat penggumpalan susu se- hingga bisa dicerna dalam lambung. Selain secara kimiawi, makanan juga dicerna secara meka- nik oleh dinding lambung. Ini terjadi karena dinding lambung tersusun dari otot-otot yang selalu mengalami fase kontraksi dan istirahat. Otot-otot tersebut meliputi 3 otot yang tersusun secara memanjang pada bagian luar, melingkar pada bagian tengah, dan miring pada bagian dalam. Kontraksi ketiga otot tersebut menimbulkan gerak peristaltik. Akibat gerak ini, makanan teraduk dan tercampur dengan getah lambung sehingga menjadi bubur yang disebut kim. Selanjutnya, makanan menuju sfi ngter pilorus. HCL memengaruhi sfi ngter pilorus membuka dan se- lanjutnya makanan masuk menuju bagian pilorus. Oleh gerak peristaltik juga, makanan sedikit demi sedikit akan memasuki usus halus. Kira-kira makanan tersimpan di dalam lambung ini selama kurang lebih 5-6 jam. Setelah itu, lambung kosong kem- bali. g ikulus meru- s Esofagus mbung Lam Otot kar melingk tot Ot anjang mema Saluran pankreas Pankreas Duodenum Empedu Saluran empedu Gambar 6.15 Struktur lambung manusia Saluran asam lambung Lapisan epitelium Lamina propina Sel leher Sel parietal Sel kepala Lubang gastrik Mukos otot Gambar 6.16 Bagian-bagian dinding lambung 194 Biologi Kelas XI

d. Usus Halus