Pengangkutan Ekstravaskuler Transpor Aktif

42 Biologi Kelas XI Sementara itu, sistem jaringan dasar merupakan jaringan pem- bentuk bahan dasar atau selimut jaringan pembuluh. Letak sistem jaringan ini berada di antara sistem jaringan dermal dan sistem jaringan pembuluh. Jaringan dasar penyusun tubuh tumbuhan adalah jaringan parenkim, jaringan kolenkim, dan jaringan sklerenkim. Masih ingatkah fungsi masing-masing jaringan tersebut? 4. Proses Pengangkutan Zat pada Tumbuhan Setiap hari tumbuhan membutuhkan berbagai zat penting untuk melakukan proses metabolisme dalam tubuhnya. Zat tersebut misalnya air, garam mineral, oksigen, dan karbon dioksioda. Sebagaimana kita ketahui, tumbuhan dalam kesehariannya pasti membutuhkan zat-zat penting untuk hidup. Zat yang dibutuhkan antara lain air, garam mineral, oksigen, dan karbon dioksida. Pelbagai zat ini dapat diperoleh dari luar tubuh tumbuhan. Melalui daun, tumbuhan dapat memeroleh oksigen dan karbon dioksida. Sedangkan melalui ujung akar dan buluh-buluh akar, air dan garam mineral dapat diangkut tumbuhan ke dalam tubuhnya. Untuk mengangkut air dan garam mineral, tumbuhan memerlu- kan suatu proses pengangkutan. Pengangkutan zat ini dilakukan oleh jaringan pengangkut yang melewati berkas pembuluh. Walau begitu, ada juga pengangkutan air dan garam mineral yang tidak diangkut secara langsung melalui berkas pembuluh, alias di luar berkas pembu- luh xilem dan fl oem. Oleh karena itu, pengangkutan air dan garam mineral pada tumbuhan dapat melalui dua cara, yaitu pengangkutan ekstravaskuler dan intravaskuler. Bagaimanakah proses pengangkutan ekstravaskuler dan intravaskuler pada tumbuhan? Kalian akan mengetahuinya setelah memahami penjelasan berikut.

a. Pengangkutan Ekstravaskuler

Dalam proses pengangkutan, tumbuhan dapat menyerap air dari tanah ke dalam tubuh melewati satu sel ke sel lain secara horizontal. Proses demikian dinamakan pengangkutan ekstravaskuler. Maksud- nya, pengangkut an air di mulai dengan penyerapan oleh bulu akar, kemudian masuk menuju sel-sel epidermis. Dari sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan ke sel-sel endodermis. Akhirnya, air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan menuju sel-sel untuk proses metabolisme tubuh. Untuk melakukan pengangkutan ekstravaskuler, tumbuhan dapat menempuhnya melalui dua cara, yakni secara simplas dan aploplas. Pengangkutan simplas merupakan sistem pengangkutan air dan zat terlarut pada tumbuhan melalui bagian hidup dari satu sel ke sel lainnya. Bagian sel yang dilewati air dan zat terlarut tersebut adalah sitoplasma dan vakuola. Air dan zat terlarut ini dapat terangkut ke dalam tubuh tumbuhan dengan transpor aktif dan osmosis melalui K i l a s Pada bahasan sebelumnya, disebutkan bahwa tumbuhan memiliki jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut terdiri atas pembuluh xilem dan floem. Fungsi xilem adalah mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke seluruh tubuh. Sementara floem berfungsi mengangkut makanan dari daun ke seluruh tubuh. Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan 43 plasmodesmata. Plasmodesmata adalah saluran yang menghubungkan protoplasma suatu sel dengan protoplasma sel lainnya. Perhatikan Gambar 2.17. Air dan zat terlarut diserap bulu akar menuju sel-sel parenkim korteks yang berlapis-lapis. Lalu, air dan zat terlarut tersebut bergerak menuju sel-sel endodermis dan dilanjutkan ke sel-sel periskel. Akhirnya, air dan zat terlarut menuju berkas pembuluh xilem. Secara intravaskuler, air dan zat terlarut tersebut diangkut oleh xilem. Sebenarnya ada perbedaan antara pengangkutan zat terlarut dengan pengangkutan air. Tumbuhan menyerap zat terlarut melawan gradien konsentrasi. Maksudnya, zat terlarut tersebut dibawa tumbuh- an bergerak dari konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi melalui transpor aktif. Pengangkutan ekstravaskuler selanjutnya adalah pengangkutan aploplas. Aploplas memiliki mekanisme pengangkutan yang berke- balikan dengan simplas. Pengangkutan aploplas bekerja mengangkut air dan garam mineral bergerak melalui bagian sel yang tidak hidup, misalnya dinding sel dan ruang antarsel, baik secara difusi ataupun transpor pasif. Namun, proses pengangkutan air dan zat terlarut secara aploplas dapat mengalami hambatan. Hambatan ini terjadi karena adanya pita Kaspari pada sel-sel endodermis. Pita Kaspari adalah suatu pita yang terbuat dari suberin, suatu bahan berlilin yang kedap air dan garam mineral. Pita Kaspari yang membuat air dan zat terlarut tidak dapat bergerak menuju stele. Sehingga, pengangkutan air dan zat terlarut tidak terjadi secara intravaskuler melalui xilem. Dengan demikian, air dan garam mineral masuk ke dalam endodermis serta menuju stele hanya melalui pengangkutan simplas. Galeri Tumbuhan Parasit Tumbuhan parasit ialah tumbuhan yang makanannya tergantung kepada tanaman lain. Parasit yang menakjubkan di dunia adalah bunga Raflesia. Bunga ini dinamakan berdasarkan nama penemunya, Sir Stamford Raffles, pada abad ke-19. Bunga ini tidak berdaun dan hanya berbunga. Hifanya digunakan sebagai alat penyerap air dan hara dari inangnya. Karena itu, bunga ini cukup mengganggu sistem transportasi pengangkutan zat tumbuhan inangnya. Whitten Whitten, Indonesian Heritage: Tetumbuhan, 2002, hlm. 17 Gambar 2.17 Pengangkutan ekstravasikuler pada tumbuhan Rute apoplas Rute simplas Rambut akar Epidermis Korteks Endodermis Pembuluh xilem Lintasan melalui simplas Lintasan di sepanjang apoplas Endodermis Pita kasparian stele Pita kasparian 44 Biologi Kelas XI

b. Pengangkutan Intravaskuler