Transkrip Syair Dendang Siti Fatimah Babak I

begitu jelas intensitas pertemuan ibu-ibu meningkat dan ini memungkinkan hubungan silaturrahmi mereka semakin erat.

4.4. Transkrip Syair Dendang Siti Fatimah Babak I

Amin-amin ilahirrahman Tetapkan olehmu taat dan iman Selamat sempurna di dalam aman Si polan ini bagi beriman Bismillah itu permulaan nama Zat dan sifat ada bersama Keadaan zat menyatakan asma Qadim dan baqa sedialah lama Dititahkan Allah Halikurrahman Menyuruhkan ia membawa iman Kepada nabi akhiru zaman Kepada umatnya beberapa zaman Dengar olehmu ayuhai anak adam Asalnya wahi nurul izan Dipercaya empat nasirul Adam Dipecahnya pula sekalian alam Ialah awal ialah akhir Demikianlah ia batin dan zahir Nyata kepada arif yang mahir Universitas Sumatera Utara Ayuhai umat ambillah fakir Adalah asal kejadianmu Nur setitik ketahui olehmu Dengan kuderat iradat Tuhanmu Malikat membawa kepada bapakmu Shulbi bapakmu rahim ibumu Empat puluh hari natepah namamu Delapan puluh hari Alqah namamu Seratus dua puluh hari Mazrah namamu Dengan kuderat Tuhan yang kaya Empat bulan bersifatlah ia Dikandung ibumu sentausalah ia Menantikan cukup biilangan sedia Babak II Amin – amin ilahirrahman Turun Jibrail dititahkan Tuhan Membawa wahi denganya firman Kepada Nabi akhiru Zaman Memperanakkan engkau beberapa kesakitan Memeliharakan engkau beberapa kesusahan Tat kalau sudah diperanakkan Sakit dan demam dipeliharakan Universitas Sumatera Utara Tidur dan duduk tak senang rasanya Selagi belum besar tubuhnya Jaram dan obat disediakanya Sanak saudara menghadapinya Kasihkan anak sehabis cita Mata mengantuk lidah berkata Beratlah tangan meraba rasa Anak tak lupa di dalam cita Memeliharakan anak sangatlah susah Tidak pernah merasa mudah Alih ke kiri ke kanan basah Berlumur dengan kencing dan muntah Ayuhai anak muda bangsawan Ibu bapakmu jangan di lawan Dipeliharakan daripada angina dan hujan Takuit terkena penyakit sawan Babak III Ya… Ilahi Halukurrahman Waya junjungan waya Muhammad Kamilah ini minta selamat Dari dunia sampai akhirat Inilah nasihat ayahanda bunda Supaya ingat di dalam dada Universitas Sumatera Utara Kepada anakku usul yang sahda Sedikit jangan diberi lupa Karena hadis yang menyatakan Barang katanya jangan dilawan Mintalah doa kepada Tuhan Turut taqwa sedia beriman Sembahyang tuan jangan berhenti Darilah hidup sampai ke mati Di Padang Mahsyar di pangkal titi Di sana ayahanda bunda menanti Babak IV Ya … Allah Ya.. Tuhan Kami Dikabulkan permintaan kami Diberi rahmat kepada kami Di Padang Mahsyar tolongh kami Selamat sempurna di dalam aman Beroleh sentosa dalam kesenangan Anak yang shaleh Allah menganugrahkan Supaya dapat ia mendoakan Janganlah lupa sehari-hari Senang sentausa semua diberi Universitas Sumatera Utara Mendoakan kepada Rabbul’ijati Kami sekalian mengampun jari Habislah nasehat tamatlah kalam Dendang Fatimah yang punya salam Janganlah lupa siang dan malam Kepada Tuhan Khalikul alam Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN DATA TEMUAN PENELITIAN

5.1 Menganalisis Bentuk-bentuk Mitos Melayu dalam Syair Dendang Siti Fatimah Pada masyarakat Melayu Binjai Timur Dengan Pendekatan Semiotika Riffaterre Menganalisis genre puisi dalam hal ini berbentuk syair adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks puisi. Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa. Karya sastra merupakan sistem tanda yang berdasarkan konvensi sastra. Karena sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua. Dalam sastra konvensi bahasa disesuaikan dengan konvensi sastra. Dalam karya sastra kata-kata ditentukan oleh konvensi sastra sehingga timbul arti baru , yaitu arti sastra Pradopo, 1997: 53 Selanjutnya Pradopo mengatakan bahwa makna puisi atau syair bukan semata-mata arti bahasanya melainkan arti bahasa dan suasana, perasaan ,intensitas arti, arti tambahan, daya liris, pengertian yang timbul oleh konvensi sastranya. Makna syair adalah arti yang timbul oleh bahasa yang disusun berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti yang bukan semata arti bahasa, melainkan berisi arti tambahan berdasarkan konvensisastra yang bersangkutan. Memberi makna sajak berarti mencari tanda-tanda yang memungkinkan tibulnya makna syair. Maka sebenarnya menganalisis syair tidak lain adalah memburu tanda-tanda. Universitas Sumatera Utara