berarti tidak hanya menyampaikan informasi tetapi juga menggali sistem yang terstruktur dari tanda.
Metode semiotika digunakan dalam menganalisis syair puisi ini, yaitu dengan menganalisis syair-syair ke dalam unsur-unsur yang memperhatikan
hubungan keseluruhan unsur-unsur yang ada. Kemudian setiap unsur syair diberi makna sesuai dengan konvensi syair tersebut. Setelah itu memberi makna terhadap
keseluruhan syair tersebut. Metode semiotik ini digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk ideologi yang terdapat dalam syair ini. Sedangkan untuk menggali dan
menganalisis bentuk-bentuk mitos dalam Syair Dendang Siti Fatimah ini penulis menggunakan pendekatan struktural.
3.4 Analisis Data
. Pengetahuan adalah hasil konstruksi interpretatif, kebenaran berdasarkan perspektifparadigma peneliti. Oleh sebab itu kajian ini sangat bergantung pada
interpretasi. Sebagaimana pendapat Ricour dalam Bungin, 2007b:193 mengatakan bahwa hermeneutika sebagai ilmu yang secara operasional membahas teori
pemahaman dan interpretasi yaitu interpretasi teks. Sebagai kajian karya sastra hal ini berarti mengacu pada penerjemahan dan penafsiran dan tidak bermuara pada
kebenaran objektif dan universal. Berdasarkan pemahaman tersebut tidak tertutup kemungkinan bahwa sebuah
teks seperti Syair Dendang Siti Fatimah ini mengandung representasi mitos yang juga
Universitas Sumatera Utara
akan dianalisis dalam syair ini. Kedua representasi ini baik mitos maupun ideologi dalam teks Syair Dendang Siti Fatimah ini dianalisis menggunakan ilmu semiotik
yang berhubungan dengan ilmu tanda serta dilengkapi dengan ilmu strukturalisme untuk membongkar makna-makna yang tersembunyi di dalam teks syair ini.
Pada tahap penelitian teks, peneliti menggunakan menggunakan analisis semiotika Riffaterre karena objek kajian ini adalah sebuah syair yang sarat dengan
pesan. Pesan ini tersebunyi dalam tanda-tanda bahasa yang dikaitkan dengan perspektif sosial yang ada. Kata–kata dalam syair cendrung bermakna implisit- tidak
bermakna tunggal- di samping eksplisit. Data primer dari penelitian ini adalah merupakan transkrip bahasa teks yang didapat dari wawancara kepada informan
kunci. Oleh karena itu kategorisasi analisis data ini adalah masuk ke dalam kelompok metode analisis teks dan bahasa, maka peneliti menggunakan teknik analisis
semiotika Riffaterre dalam Endraswara, 2008:67 yang menggunakan langkah pembacaan heuristik dan 2 hermeneutik retroaktif dalam aplikasinya.
Menurut Riffaterre dalam Endraswara, 2008:66 mengatakan, “dalam penelitian semiotik perlu memperhatikan beberapa hal yakni, 1displacing of
meaning pergantian arti, 2 distorsing of meaning penyimpangan arti, creating of meaning penciptaan arti “. Penggantian arti berupa penggunaan metafora dan
metonimia; penyimpangan arti disebabkan oleh ambiguitas, kontrakdiksi, dan nonsense; dan penciptaan arti disebabkan oleh pemanfaatan bentuk-bentuk visual ,
misalnya enjambement, persajakan dan tipografi .
Universitas Sumatera Utara
Menganalisis syair adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks syair. Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang
mempergunakan medium bahasa. Karya sastra merupakan sistem tanda yang berdasarkan konvensi sastra. Karena sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua.
Dalam sastra konvensi bahasa disesuaikan dengan konvensi sastra. Dalam karya sastra kata-kata ditentukan oleh konvensi sastra sehingga timbul arti baru , yaitu arti
sastra. Makna syair bukan semata-mata arti bahasanya melainkan arti bahasa dan
suasana, perasaan ,intensitas arti, arti tambahan, daya liris, pengertian yang timbul oleh konvensi sastranya. Makna syair adalah arti yang timbul oleh bahasa yang
disusun berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti yang bukan semata arti bahasa, melainkan berisi arti tambahan berdasarkan konvensisastra yang
bersangkutan. Memberi makna syair berarti mencari tanda-tanda yang
memungkinkan tibulnya makna syair. Maka sebenarnya menganalisis syair tidak lain adalah memburu tanda –tanda.
Analisis struktural semiotik dapat mengikuti tahap-tahap tertentu. Khususnya analisis syair, menurut Riffaterre dalam Endraswara, 2008:67 dapat mengikuti
langkah pembacaan: 1 heuristik dan 2 hermeneutik retroaktif. Pembacaan heuristik adalah pembacaan sastra berdasarkan unsur kebahasaan . secara semiotik,
pembacaan semacam ini baru semiotik tingkat pertama. Yang dilakukan pada tingkat heuristik anatara lain menerjemahkan atau memeperjelas arti kata kata –kata dan
sinonim kata. Pemaknaan dilakukan secara semantis, lalu dihubungkan antara baris
Universitas Sumatera Utara
dan bait. Pembacaan hermeuniotik adalah pembacaan karya tinggkat kedua atau berdasarkan konvensi sastra.
Berdasarkan pembacaan ini perlu dibedakan pengertian arti dan makna. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa arti adalah bersifat reprensial , dan
tekstual, sedangkan makna adalah biasanya keluar dari refrensi kebahasaan . Pembacaan heuristik menempatkan pembaca hanya mendapatkan arti sesuai dengan
tekstualnya, sedangkan makna diperoleh ketika pembaca telah melampaui pembacaan hermeneutik.
Dengan demikian teks transkrip Syair Dendang Siti Fatimah ini yang mengandung sikap dan perasaan pengarang akan ditafsirkan atau dimaknai secara
etik, yakni makna teks yang sebenarnya atau apa adanya menurut arti kata dalam teks. Selain itu analisis teks syair ini juga menggunakan metode analisis teks eklektik
yang komprehensif. Sumber teks diperoleh langsung dari informan yang ditulis dalam bentuk teks. Melalui analisis semiotika Riffaterre peneliti berharap dapat menemukan
berbagai bentuk mitos Melayu yang terdapat pada teks Syair Dendang Siti Fatimah ini.
Melalui wawancara mendalam, peneliti mengetahui nilai-nilai dan hal-hal yang berupa data dibalik pernyataan informan. Dalam memahami konteks ini, peneliti
menggunakan perspektif dari beberapa informan dan sumber data yang ada. Namun, tidak kalah juga pentingnya adalah faktor subjektivitas peneliti dalam memahami
realitas konteks ideologi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data