Bentuk atau tipografi ini tentu termasuk ke dalam bentuk puisi tradisional Indonesia yang sangat berbeda dengan tata wajah puisi bebas maupun pantun.
4.3 Fungsi Syair Dendang Siti Fatimah Bagi Masyarakat Melayu Binjai Timur
Sebelum penulis melangkah lebih jauh ada baiknya merujuk kepada pendapat Heratius dalam Teeuw 1984:183, “... fungsi penyair adalah berguna untuk memberi
nikmat ataupun sekaligus mengatakan hal-hal yang berguna bagi kehidupan di samping hal-hal yang nikmat.”
Selanjutnya Heratius menggunakan istilah utile dan dulce untuk sebuah karya sastra. Artinya kedua istilah itu secara esensial terkandung dalam sebuah karya sastra;
hal ini berlaku dari zaman karya sastra itu ada sampai saat ini. Aspek utile adalah aspek nikmat, keindahan ataupun aspek estetika dalam karya sastra. Sedangkan aspek
dulce adalah aspek manfaat ataupun aspek faedah karya sastra bagi masyarakat pendukungnya.
Kedua unsur di atas substansinya terkandung dalam sebuah karya sastra, namun masalahnya dari kedua unsur itu yang mana yang dahulukan. Apakah unsur
moralitasnya atau unsur manfaatnya yang mendahului estetikanya atau malah sebaliknya. Begitu juga dengan Syair Dendang Siti Fatimah ini sebenarnya unsur
mana yang didahulukan diaplikasikan dalam aplikasinya. Apabila dilihat kebelakang-masa silam- di zaman-zaman klasik atau karya-
karya sastra klasik di abad pertengahan maka jelas konsep estetika pada masa itu agak kabur. Artinya konsep estetika itu belum terlepas dari seni sebagai peneladanan
Universitas Sumatera Utara
Tuhan. Seni sastra yang dianggap bernilai pada masa itu adalah karya sastra seni yang mengandung nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan dan kebenaran dalam
kesejarahan. Hal ini berlaku bagi karya seni Arab, China, maupun karya seni barat di Zaman abad pertengahan Teeuw, 1984:23
Apabila diperhatikan bahwa, Syair Dendang Siti Fatimah ini adalah sebuah karya seni saduran dari seni sastra Arab Parsi yang jelas berasal dari sastra zaman
klasik dengan konsep seni klasik. Berdasarkan fakta ini penulis dapat menyimpulkan bahwa hal yang paling ditekankan dan ditonjolkan dalam syair ini adadah unsur
dulcenya yakni aspek manfaat atau faedahnya bagi masyarakat.Masyarakat yang dimaksud di sini adalah masyarakat Melayu Binjai Timur sebagai masyarakat
pendukung syair ini. Selanjutnya, berdasarkan penelitian di lapangan konsep ini masih berlaku hingga saat ini.
Merujuk kepada Badudu 1994:281 bahwa yang dimaksud dengan fungsi adalah jabatan yang dilakukan. Berkaitan dengan itu, maka Syair Dendang Siti
Fatimah ini berfungsi juga sebagai pelengkap pada acara , ritual, yakni pada acara penabalan atau pemberian nama seorang anak yang baru lahir dan berumur sebelum
empat puluh hari. Menurut konsep dasarnya memang syair ini digunakan sebagai ungkapan rasa senang dan gembira atas kedatangan seorang bayi yang sangat
dirindukan. Namun demikian, hal yang lebih penting lagi sebagai konsep dasar syair ini
adalah sebagai wadah atau sarana pengajaran moral atau pendidikan agama Islam secara lebih dini. Menurut kodratnya setiap bayi yang dilahirkan adalah bersih dan
Universitas Sumatera Utara
suci. Selanjutnya kita yang mewarnai corak kehidupan mereka. Artinya jika sejak awal kita tanamkan moral agama serta budi pekerti yang baik, maka mudah-mudahan
akan terbawa sampai ia menjadi besar nanti. Dalam hal ini Syair Dendang Siti Fatimah berisikan pengajaran moral yang menyangkut prilaku berbakti kepada orang
tua maupun prilaku berbakti pada Allah sebagai pencipta. Perlu diketahui pula bahwa Syair Dendng Siti Fatimah ini umumnya
dibawakan oleh grup-grup tertentu yang jelas-jelas menguasai syair ini beserta lagunya yang didapat dari para pegiat seni. Biasanya tidak semua orang dapat
membawakan syair ini lengkap dengan irama dan lagunya yang begitu mempesona. Menurut tradisinya syair ini dibawakan tanpa musik pengiring, namun begitu tidak
tertutup kemungkinan di masa-masa yang akan datang pembawaan syair ini menggunakan musik pengiring sebagai inovasi dalam karya sastra Melayu lama.
Pada umumnya syair ini dibawakan oleh para ibu-ibu atau para wanita sebab menurut sejarahnya memang syair ini berasal dari Fatimah anak perempuan Nabi
Muhammad SAW. Menurut informan, Fatimah pada saat menidurkan anaknya selalu membawakan syair ini; sehingga pula syair ini disebut Syair Dendng Siti Fatimah
oleh masyarakat Melayu Binjai Timur. Dengan demikian wajarlah jika syair ini hanya dikuasai oleh kaum ibu-ibu.
Selain sebagai pelengkap pada acara penabalan nama seorang anak bayi , syair ini juga berfungsi untuk mengiringi tidurnya seorang anak bayi. Namun hal ini
hanya biasa dilakukan oleh para ibu-ibu yang sudah menguasai syair ini. Jadi , jelaslah sekarang bahwa Sayir Dendang Siti Fatimah ini tidak hanya untuk acara
Universitas Sumatera Utara
resmi namun juga dapat dilakukan pada saat menidurkan anak di dalam ayunan. Umumnya memang para ibu-ibu di daerah Melayu Binjai menggunakan ayunan
untuk menidurkan bayi mereka. Pada saat itu syair ini dibawakan dengan lagu-lagu yang begitu merdu sehingga bayi dalam ayunan itu akan cepat tertidur.
Pada sisi lain pula syair ini dapat sebagai penghibur hati pada saat menyanyikan syair ini, sebab walau bagaimana mereka sudah berekspresi lewat seni tarik suara.
Secara logika hal itu dapat diterima karena pada dasarnya setiap manusia memiliki rasa keindahan dan itu sudah disalurkan melalui lantunan syair ini. Secara tidak
sengaja melalui kebiassaan ini juga telah memberikan pengajaran agama maupun moral yang baik kepada anak kita, sebab sebelum di tertidur sudah mendengar larik-
larik syair ini yang mengandung nilai-nilai pengajaran agama Islam tentunya. Selain dari beberpa fungsi yang sudah disebutkan penulis juga ingin
menguraikan beberpa fungsi yang lain dari syair ini berkaitan dengan aspek utile dan dulce
Fungsi yang dimaksud itu adalah: atau unsur estetik dan manfaat bagi masyarakat pendukungnya.
1. Aspek estetik utile
Dari unsur estetik, maka Syair Dendang Siti Fatimah ini dapat memberikan hiburan segar maupun rasa kepuasan batin bagi para penyair sendiri maupun para
pendengar lainnya. Menurut kodratnya setiap manusia memiliki dan membutuhkan nilai keindahan. Kebutuhan akan nilai keindahan itu dapat terpenuhi dengan
mendengar atau melantunkan larik-larik Syair Dendang Siti Fatimah ini yang begitu merdu dan syahdu.
Universitas Sumatera Utara
2. Aspek Manfaat atau Faedah dulce
Dari aspek manfaat ada beberpa hal yang dapat penulis sebutkan antara lain adalah: a.
Syair Dendang Siti Fatimah ini jelas dapat berfungsi sebagai alat pengajaran bagi para anak maupun siapa saja yang mendengarkan larik-lariknya, sebab
syair ini mengandung kiasan asal mula kejadian manusia yang diciptakan oleh Allah SWT dalam kandungan seorang ibu. Hal ini jelas dapat menimbulkan
rasa khusuk yang dalam atas keagungan dan kekuasaan Tuhan Pencipta alam semesta.
b. Syair Dendang Siti Fatimah ini juga berfungsi membentuk masyarakat
Melayu yang berbudaya karena masyrakat yang berbudaya adalah masyarakat yang responsif, peka terhadap sesuatu nilai luhur dalam hidup. Masyarakat
yang demikian itu selalu rendah hati dan selalu mencari nilai-nilai kebenaran, keindahan, dan kebaikan. Aplikasi ini mungkin terbentuk dan terwujud dari
seringnya Syair ini digunakan dalam praktek kehidupan sehari-hari di Melayu Binjai Timur.
c. Syair Dendang Siti Fatimah ini juga berfungsi sosial. Artinya , melalui syair
ini dapat mempererat rasa silaturrahmi antara ibu-ibu yang ada di daerah Melayu Binjai Timur. Hal ini terwujud pada saat mereka membawakan syair
ini secara bersama-sama dalam kelompok atau grup mereka. Grup-grup ini tentu acap kali melakukan latihan-latihan bersama untuk menghadapi
undangan dari orang yang melakukan acara penabalan nama anaknya. Dengan
Universitas Sumatera Utara
begitu jelas intensitas pertemuan ibu-ibu meningkat dan ini memungkinkan hubungan silaturrahmi mereka semakin erat.
4.4. Transkrip Syair Dendang Siti Fatimah Babak I