berpraktik, dan praktik mereka diawasi dengan cermat.
6
Konstribusi Ibnu Sina tampak hingga sekarang terutama dalam bidang kedokteran. Di antaranya tentang
eksperimennya yang besar dan pengajarannya tentang beragam keadaan yang dapat diatasi dengan keadaan yang baik.
B. Pengaruhnya di Dunia Barat
Di Barat juga pengaruh Ibnu Sina merupakan pengaruh yang lama dan langgeng. Pada abad ke-12, karya-karya tertentu Ibnu Sina mulai diterjemahkan
ke dalam bahasa Latin, di antaranya otobiografinya seperti diriwayatkan oleh al- Juzjani, bagian logika dan fisika dalam
Al-Syifa
dan sluruh metafisikanya. Kebanyakan terjemahan itu dibuat di sekolah Toledo, khususnya oleh atau di
bawah pengarahan Dominicus Gundissalvus. Tapi banyak dari karya-karya tersebut yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Joannes Hispalensis,
atau Avendeuth Ibnu Dawud, yang terkenal sebagai penerjemah korpus Ibnu Sina.
7
Kontribusi besar Ibnu Sina di dunia Barat terutama tampak pada karya terbesarnya yang berjudul
al-Qanun fi al-Tibb The Canon of Medicine
. Buku ini merupakan karya ensiklopedi yang mencakup kombinasi sistem medis Arab dan
Yunani, dengan tambahan pengalaman personal Ibnu Sina. Buku ini membahas tentang penyakit mengenai klasifikasi, penjabaran, dan penyebab-penyebabnya,
dan memberikan terapi dengan higiene, fungsi-fungsi bagian-bagian tubuh, gangguan psikologi dan berbagai topik lainnya.
Al-Qanun
diterjemahkan ke dalam
6
S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Jakarta: Komunitas Bambu, 2008, Cet.3, h. 40.
7
Sayyed Hossein Nasr, Tiga Madzhab Utama Filsafat Islam, h. 89-90.
bahasa Latin dan diterbitkan pada banyak masa. Buku tersebut sangat berpengaruh di Eropa selama abad Pertengahan, dan menjadi buku referensi
standar pada universitas-universitas terkemuka hingga abad ke-17 M.
8
Pandangan-pandangan Ibnu Sina baik pandangan ilmiah atau filosofis, mulai mempengaruhi pusat-pusat belajar dari abad ke-12 dan seterusnya. Salerno
dan Montpellier begitu terpengaruh oleh kedokterannya, sedang Paris dan Oxford oleh filsafatnya. Pengaruh Ibnu Sina juga bisa terlihat jelas dalam tulisan-tulisan
William dari Auvergne dan Roger Bacon, yang memujinya dan Albertus Magnus, St. Thomas, yang argumen ketiganya atas bukti eksistensi Tuhan secara esensial
adalah argumen Ibnu Sina
9
Kaum Muslim bukan hanya meninggalkan karya-karya klasik Yunani, tetapi juga memperkenalkan teori-teori saintifik baru, yang tanpanya Renaisans
Eropa tidak akan berlangsung. Secara khusus, kontribusi Ibnu Sina terhadap EropaBarat pada Abad Pertengahan dalam bidang filsafat sangat jelas. Tidak ada
satu karya pun dari para pemikir Eropa Abad Pertengahan yang tidak mempelajari hubungannya dengan filsafat Ibnu Sina. Ibnu Sina merupakan salah seorang yang
langka, pemikir yang mempunyai otoritas tinggi yang menjadi rujukan Barat setelah St. Augustine dan Aristoteles. Selain itu perhatian saintifik Ibnu Sina
menjadi rujukan orang-orang Inggris, Perancis, Italia, dan Jerman.
10
8
Salah satunya universitas di Prancis, yaitu Sekolah Tinggi kedokteran Montpellier dan Louvain. Lihat buku Husain Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, h.202.
9
Sayyed Hossein Nasr, Tiga Madzhab Utama Filsafat Islam, h. 90
10
Saharawati Mahmouddin, Sistem Kedokteran Islam : Studi Konsep Kesehatan Mental Ibnu Sina
, h. 178.
C. Ilmu Pengetahuan Pasca Ibnu Sina
Di luar kelompok murid-murid langsungnya, pengaruh Ibnu Sina terasa hampir di setiap tokoh intelektual penting pada abad berikutnya. Di antaranya
adalah Umar Khayyam,
11
seorang ilmuan Muslim terkemuka berkebangsaan Persia dan seorang ilmuan dunia terkemuka dalam bidang matematika, sekalipun
dia kebanyakan dikenal karena popularitasnya sebagai filsuf besar dan sebagai penyair yang namanya bersanding dengan syair-syair indah yang dikenal dengan
sebutan “
ar-
ruba’iyyat
Al-Khayyam
” syair empat baris Al-Khayyam. Umar Khayyam memberikan rasa hormat tertinggi kepada Ibnu Sina dan bahkan
menerjemahkan salah satu dari risalahnya ke dalam bahasa Persia.
12
Selain itu, Nashir-i Khusr aw, filosof Isma’iliyah terbesar, yang menulis
banyak karya penting dalam filsafat dan agama, semua dalam bahasa Persia, merasa berada di bawah pengaruh tertentu dari ide-ide Ibnu Sina. Bahkan, ahli
matematika dan optik, Ibnu Haitham Alhazen dalam bahasa Latin
13
belajar dari tulisan-tulisan Ibnu Sina. Kejeniusan Ibnu Haitham diakui oleh orang-orang
Barat, seperti George Sarton y ang mengatakan bahwa “Ibnu Haitham adalah
ilmuwan terkemuka di Arab dalam ilmu fisika, bahkan dia adalah seorang
11
Dia bernama lengkap Abu Al-Fath Ghiyats Ad-Din Umar bin Ibrahim Al-Khayyam An-Naisaburi 440 H1048 M-
525 H1131 M. Nama panggilannya “Al-Khayyam” atau “ Al- Khayyami”. Lihat buku Muhammad Gharib Jaudah, 147 Ilmuan terkemuka dalam Sejarah Islam,
h. 301-303.
12
Sayyed Hossein Nasr, Tiga Madzhab Utama Filsafat Islam, h. 86-87.
13
Dia bernama lengkap Al-Hasan bin Al-Haitham 965-1039 M, seorang ilmuwan yang mulia, bersih hatinya dan mencintai kebaikan. Hal ini dapat diketahui dari penghormatannya yang
diberikan kepada para ilmuan dan tidak menyelewengkannya. Apabila dalam penelitiannya, dia menemukan sesuatu yang baru, dia menyebutkannya dalam buku-
bukunya dengan sikap tawadhu’ dan tidak sombong. Lihat buku Muhammad Gharib Jaudah, 147 Ilmuan terkemuka dalam Sejarah
Islam , h. 237.