Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

proses interaksi antara satu kebudayaan dan kebudayaan lain. Ketujuh , situasi sosial Baghdad yang kosmopolit di mana berbagai macam suku, ras, dan etnis serta masing-masing kulturnya yang berinteraksi satu sama lain, mendorong adanya pemecahan masalah dari pendekatan intelektual. 6 Ilmu pengetahuan sains Islam juga mengalami kemajuan yang mengesankan melalui orang-orang kreatif seperti al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, Ibnu Sinan, Ibnu Sina Avicenna, al-Masudi, at-Tabiri, al-Ghazali, Nasir Khuruss, Omar Khayyam dan lain-lain. Sains Islam ini telah melakukan investigasi dalam ilmu kedokteran, teknologi, matematika, geografi, dan bahkan sejarah. 7 Dan disini akan dibahas lebih mendalam mengenai peran Ibnu Sina dalam pengembangan sains Islam di Persia. Syaikh Abu Ali al-Husain Ibn Sina Ibnu Sina yang di Barat dikenal dengan nama Avicenna dan wafat pada tahun 1037 M adalah kelahiran Persia yaitu di Afshanah desa kecil dekat Bukhara “Ibukota Dinasti Samaniyyah”, wilayah Uzbekistan yang kemudian menjadi Persia. 8 Ibnu Sina adalah anak dari seorang Gubernur Khormithan. Dia dikenal sebagai otodidak yang amat tekun dan brilian. Tidak seorang pun yang memungkiri kecerdasan otaknya yang luar biasa serta daya ingat yang sangat kuat sehingga dia menjadi seorang dokter, filsuf dan saintis terbesar Islam. 9 6 Didin Saefudin, Zaman Keemasan Islam, h.147-149. 7 Mehdi Nakosteen, Konstribusi Islam atas Dunia Intelektual Barat : Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam , Surabaya: Risalah Gusti, 1995, h. 17. 8 M.Atiqul Haque, 100 Pahlawan Muslim Yang Mengubah Dunia , Yogyakarta: DIGLOSSIA, 2007, h. 48. 9 Muhammad Nur Effendi, Cendekiawan Muslim : Pembina Tamadun dan Kecemerlangan Umat , Jakarta: Perniagaan Jahabersa, 1997, Cet.1, h.152-153. Ibnu Sina adalah orang yang pertama kali menunjukkan peranan udara sebagai penyalur menularnya penyakit. Bukunya Al-Qanun fi Al-Tibb buku pedoman kedokteran merupakan buku yang terluas dipergunakan oleh kalangan kedokteran baik di daerah Islam, maupun di Eropa, di mana buku tersebut diterbitkan di dalam terjemahan Latin. Bahkan, buku aslinya dalam bahasa Arab dicetak di Roma pada tahun 1593 M, tidak lama setelah adanya percetakan bahasa Arab di sana. Terutama pada abad ke-16 M, buku tersebut mempunyai pengaruh besar di kalangan kedokteran. Namun, buku ini masih dipergunakan juga sampai abad ke-19. Buku ini juga menunjukkan pengetahuan anatomi. 10 Selain ahli di bidang kedokteran Ibnu Sina juga seorang filsuf. Salah satu filsafat Ibnu Sina adalah filsafat jiwa. Ibnu Sina memberikan perhatiannya yang khusus terhadap pembahasan kejiwaan. Keberhasilannya dalam menjabarkan metode-metode terapi jiwa secara praktis telah memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan sains Islam. Namun, nama Ibnu Sina barangkali hanya terdengar sebagai seorang dokter atau ilmuan muslim, tapi lebih dari itu banyak yang tidak mengenalnya. Padahal beliau adalah filsuf awal yang menjelaskan konsep jiwa secara komplit. Sebagaimana Al-Farabi, dalam filsafatnya jiwa Ibnu Sina menganut paham pancaran. Dari Tuhan memancar Akal Pertama, dan dari Akal Pertama memancar Akal Kedua dan Langit Pertama; demikian seterusnya sehingga mencapai Akal Kesepuluh dan bumi. Dari Akal Kesepuluh memancar 10 S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, h. 47. segala apa yang terdapat di bumi yang berada di bawah bulan. Akal Pertama adalah malaikat tertinggi dan Akal Kesepuluh adalah Jibril. 11 Dan selain ahli di bidang kedokteran dan filsafat, Ibnu Sina juga ahli di bidang fisika. Fisika berhubungan dengan prinsip-prinsip tertentu dan tentang hal- hal yang terkait dengan benda-benda alam. Kajian yang dikemukakan Ibnu Sina dalam masalah ini adalah bersifat teori, dan obyeknya yaitu benda yang wujud, dimana ia terdapat dalam perubahan, diam dan bergerak. 12 Dari paparan di atas penulis berusaha menjelaskan bahwa begitu besar peran seorang Ibnu Sina terh adap pengembangan sains Islam di Persia. Secara umum Ibnu Sina sangat dikenal sebagai seorang ahli di bidang kedokteran, namun dari beberapa sumber yang penulis baca, 13 Ibnu Sina juga ahli di bidang ilmu pengetahuan yang lain seperti filsafat dan fisika. Maka dari itu menurut penulis, ini menjadi salah satu hal yang penting untuk diangkat, bahwa Ibnu Sina tidak hanya ahli di bidang kedokteran atau pengobatan. Atas dasar inilah penulis tertarik untuk menulis peranan beliau dalam bidang sains Islam di Persia dengan judul Peranan Ibnu Sina Dalam Pengembangan Sains Islam Di Persia 980 – 1037 M. 11 Harun Nasution, Kuliah Filsafat Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1992, Cet. 3, h.70. 12 H.A.Mustofa, Filsafat Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997, Cet. 1, h. 197. 13 Taufik Abdullah, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam : Pemikiran dan Peradaban, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 237.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi ada beberapa hal yang perlu diungkapkan. Antara lain dalam bab ke-2 tentang Persia di masa Ibnu Sina, mulai dari kelahirannya, pendidikannya, perkembangan intelektual di masa Ibnu Sina sampai karya-karya Ibnu Sina. Mengenai Ibnu Sina sebagai ilmuan, yaitu di bidang filsafat, kedokteran dan fisika akan dibahas pada bab ke-3. Selanjutnya pada bab ke-4 akan dijelaskan pengaruh keilmuan Ibnu Sina terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, di sini penulis menitikberatkan pada pengaruhnya di Dunia Islam, pengaruhnya di Dunia Barat dan perkembangan ilmu pengetahuan pasca Ibnu Sina. 2. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, permasalahannya dibatasi dalam hal upaya Ibnu Sina mengembangkan sains Islam di Persia yaitu dalam bidang filsafat, kedokteran dan fisika. Adapun waktunya yaitu dari lahirnya Ibnu Sina 980 M sampai beliau wafat 1037 M, dimana dalam perjalanan hidupnya beliau mempunyai peranan besar dalam pengembangan sains Islam di Persia. 3. Rumusan masalah Rumusan penelitian ini adalah bagaimana peran Ibnu Sina dalam pengembangan sains Islam di Persia. Studi ini ingin menjawab masalah diatas melalui sumber tertulis atau dokumen. Adapun sub-sub pertanyaannya adalah : a. Bagaimana Persia di masa Ibnu Sina? b. Bagaimana Ibnu Sina sebagai ilmuan? c. Bagaimana pengaruh keilmuan Ibnu Sina terhadap perkembangan ilmu pengetahuan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan peran Ibnu Sina dalam pengembangan sains Islam di Persia. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah ini. 2. Bagi komunitas akademik, khususnya fakultas Adab dan Humaniora dalam bidang kajian Sejarah dan Kebudayaan Islam dapat dijadikan masukan untuk penulisan karya ilmiah dalam bidang kesejarahan khususnya mengenai kontribusi tokoh besar di Persia. 3. Bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkarya koleksi perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah pada umumnya di Fakultas Adab dan Humaniora dan jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam.

D. Studi Pendahuluan

Dari penelusuran penulis lakukan, belum ditemukan adanya studi yang bersifat komprehensif tentang peran Ibnu Sina dalam pengembangan sains Islam di Persia yang berdampak terhadap kemajuan dan peningkatan pendidikan pada generasi-generasi sesudahnya dalam berbagai bidang misalnya filsafat, kedokteran, dan fisika. Memang ada beberapa studi yang dilakukan terkait dengan subjek penelitian di atas misalnya kajian Saharawati Mahmouddin 14 terkait dengan persoalan tersebut. Studi Saharawati Mahmouddin untuk menyelesaikan S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta misalnya hanya menjelaskan tentang siapa Ibnu Sina dan peranannya di bidang kedokteran dan belum memberikan informasi peranan beliau dibidang filsafat dan fisika. Dengan demikian studi ini dapat melengkapi penelitian di atas tentang Ibnu Sina dan peranannya secara lebih komprehensif dalam mengembangan sains di Persia.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian Sartono Kartodirjo seorang sejarawan besar Indonesia mengatakan bahwa peristiwa sejarah itu tidak hanya terjadi dengan melihat satu aspek, melainkan harus dilihat dari beberapa aspek, dan supaya peristiwa masa rekontruksi sejarah masa lampau itu lebih bersifat komfrehensif maka harus ditekankan dengan berbagai pendekatan, seperti dari mana melihatnya, apa yang harus dikaji, unsur mana saja yang harus diungkapkan, sosiologi, antropologi, sosial, budaya, politik, agama, yang terkait dengan interpretasi data untuk menjadi sebuah peristiwa sejarah. 15 14 Saharawati Mahmouddin, Sistem Kedokteran Islam : Studi Konsep Kesehatan Mental Ibnu Sina , Disertasi S3 Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011, h. 172. 15 Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia, 1992, h. 4-5, 144-156.