dengan mempunyai anak yang sedikit akan dapat menjamin hari tua, karena pada dasarnya semakin banyak anak semakin banyak tempat orang tua tinggal ketika dia
tua atau semakin banyak anak yang akan memberikan bantuan. Suku menjadi faktor yang memengaruhi terlaksananya suatu program, hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden adalah suku Melayu 46,7 dan suku Jawa 38,3. Dari hasil wawancara dengan PLKB
Kecamatan, suku melayu menjadi Akseptor KB karena mayoritas penduduk adalah Melayu dan mereka tinggal di lingkungan yang banyak suku Jawanya sehingga
memberi pengaruh positif. Sedangkan masyarakat suku Jawa adalah kelompok suku yang lebih mudah menerima terhadap perubahan sehingga semua program
pemerintah akan terlaksana dengan baik jika masyarakatnya banyak bersuku Jawa.
5.3. Pengaruh Nilai terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan
Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian tentang variabel nilai ditemukan 37 orang pada kategori nilai negatif dengan persentase tertinggi tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebanyak
67,6. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 p 0,05, artinya Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara nilai dengan penggunaan
kontrasepsi IUD. Huky dalam Syani, 1995 menyebutkan, nilai merupakan konstruksi
masyarakat yang tercipta melalui interaksi diantara para anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir. Nilai memuaskan
Universitas Sumatera Utara
manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan-pemenuhan kebutuhan sosial, nilai-nilai juga melibatkan emosi.
Syani 1995 mendefinisikan nilai sebagai kumpulan perasaan mengenai apa yang diinginkan atau yang tidak diharapkan, mengenai yang boleh dilakukan atau
yang tabu dilakukan. Keadaan ini menggambarkan bahwa nilai yang di anut masyarakat di Kecamatan Pantai Labu terkait dengan program Keluarga Berencana
menjadi catatan bagi petugas dalam melakukan promosi kesehatan khususnya metode KB IUD
Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji statistik logistik berganda pada variabel nilai menunjukkan ada pengaruh nilai Akseptor KB terhadap
penggunaa n kontrasepsi IUD dengan nilai β = 1,754 dan p = 0,022, bernilai positif
menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah positif terhadap penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang. Dari tabel probabilitas dapat disimpulkan bahwa apabila nilai Akseptor KB
positif, variabel pengetahuan baik, kepercayaan positif dan kekerabatan positif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05
Tabel 4.16 nomor 16. Jika variabel nilai positif, pengethuan kurang, kepercayaan negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 74,44 Tabel 4.16 nomor 3. Sedangkan apabila variabel nilai negatif, pengetahuan baik, kepercayaan positif dan kekerabatan positif maka
probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 nomor 14 dan apabila variabel nilai negatif, pengetahuan kurang, kepercayaan negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak
menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 94,39 Tabel 4.16 nomor 1. Hal ini sesuai dengan fenomena masyarakat di Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang adalah ketidakpercayaan mereka terhadap program Keluarga Berencana akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan keluarga
yang berkualitas. Mereka mengatakan sudah banyak masyarakat yang menggunakan KB dan sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk mempunyai anak dua paling
banyak tiga orang. Akan tetapi jika dilihat keadaan ekonomi, kenyamanan, kebahagian di rumah tangga masih jauh dari harapan. Banyak masyarakat mengikuti
program Keluarga Berencana dan hanya mempunyai anak dua orang, namun pada kenyataannya keluarga yang mempunyai anak banyak dan tidak ikut program KB
keluarganya lebih berkualitas, semua anak-anaknya bisa sekolah sedangkan keluarga kecil yang mempunyai dua orang anak tidak bisa menyekolahkan anaknya.
Dapat dilihat dari semua rumah tangga yang ada di Kecamatan Pantai Labu, proporsi keluarga pra sejahtera berada pada urutan kedua lebih banyak dibandingkan
dengan tahapan keluarga sejahtera lainnya, yaitu ada sebanyak 1.618 berada pada tahapan pra keluarga sejahtera dari 9.028 rumah tangga Dinkes, 2011.
Keadaan di atas sesuai dengan pendapat Siregar 2003, bahwa hambatan dalam pelaksanaan program pembudayaan NKKBS dimasyarakat adalah adanya
pandangan orang tua terhadap anak dalam keluarga, dimana anak selain merupakan kebanggaan orangtua juga sebagai tenaga kerja yang membantu meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
ekonomi keluarga. Selain itu adanya kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat yang memberi nilai lebih pada satu jenis kelamin tertentu.
5.4. Pengaruh Kekerabatan terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di