Pengertian Keluarga Berencana Tujuan Program Keluarga Berencana

bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan pengawasan dan penilaian pelaksanaan program KB Arum, 2008. Tahap-tahap program KB Nasional, tahun 1970-1980 management for the people yaitu pemerintah lebih banyak berinisiatif, partisipasi masyarakat rendah sekali, terkesan kurang demokratis, ada unsur pemaksaan dan berorientasi pada target. Tahun 1980-1990 management with the people pada saat ini unsur pemaksaan sudah dikurangi dan Program Safari KB sudah dimulai sejak awal 1980- an, tahun 1985-1988 Program KB Lingkaran Biru yaitu masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya meskipun tetap masih dipilihkan jenis kontrasepsinya, tahun 1988 Program KB Lingkaran Emas dimana pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan dan masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya. Pada tahun 1990 peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga income generating Hartanto, 2010.

2.2.2. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut WHO 1970, keluarga berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk: mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga Hartanto, 2010. Universitas Sumatera Utara Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Kebijakan dilakukan dengan upaya peningkatan keterpaduan dan peran serta masyarakat, pembinaan keluarga, pengaturan kehamilan dengan memperhatikan agama, kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya, serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat UU No 52, 2009.

2.2.3. Tujuan Program Keluarga Berencana

Tujuan keluarga berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan dalam era otonomi daerah saat ini pelaksanaan program KB Nasional bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas memiliki visi, sejahtera, maju, bertanggung jawab, bertakwa dan mempunyai anak ideal. Dengan demikian diharapkan terkendalinya tingkat kelahiran dan pertambahan penduduk, meningkatnya jumlah peserta KB atas dasar kesadaran, sukarela dengan dasar pertimbangan moral dan agama, serta berkembangnya usaha-usaha yang membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, serta kematian ibu pada masa kehamilan dan persalinan BKKBN, 2007. Secara umum tujuan lima tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB adalah membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksanaan program KB Nasional yang kuat dimasa Universitas Sumatera Utara mendatang sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkuwalitas 2015 dapat tercapai Arum, 2008.

2.2.4. Sasaran Program Keluarga Berencana

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Akseptor Kb Dalam Memilih Alat Kontrasepsi IUD Di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

4 58 90

Pengaruh Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hutan Mangrove Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

1 34 101

Keanekaragaman Burung Air di Kawasan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

2 44 74

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS BANYUDONO I KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 16

PENGARUH PENYULUHAN KONTRASEPSI IUD TERHADAP KESIAPAN AKSEPTOR KB IUD DI DESA BANGOAN KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG.

0 1 11

Pengaruh Budaya Akseptor KB terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai labu Kabupaten Deli Serdang

0 1 9

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

0 0 135