hanya dimungkinkan apabila orang memiliki banyak anak dan beberapa di antaranya harus ada anak laki-laki.
2.2. Keluarga Berencana
2.2.1. Sejarah KB di Indonesia
Sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang
khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat hindu bali hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan supaya pasangan
suami istri mengatur kelahiran anaknya sampai empat Arum, 2008. Keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953, yang waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI didirikan pada
tanggal 23 Desember 1957 yang merupakan wadah dan bergerak secara silent operation membantu masyarakat, pelopor pergerakan Keluarga Berencana Nasional.
Untuk menunjang dalam rangka mencapai tujuan, berdasarkan hasil penandatanganan Deklarasi Kependudukan PBB 1967 maka dibentuk lembaga program Keluarga
Berencana dan dimasukkan dalam program pemerintah sejak pelita I 1969 berdasarkan Instruksi Presiden No. 26 tahun 1968 yang dinamakan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional LKBN sebagai lembaga semi pemerintah. Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan Pemerintah melalui Keppres No. 8 tahun 1970 dan
diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN yang
Universitas Sumatera Utara
bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan pengawasan dan penilaian pelaksanaan program KB Arum, 2008.
Tahap-tahap program KB Nasional, tahun 1970-1980 management for the people yaitu pemerintah lebih banyak berinisiatif, partisipasi masyarakat rendah
sekali, terkesan kurang demokratis, ada unsur pemaksaan dan berorientasi pada target. Tahun 1980-1990 management with the people pada saat ini unsur
pemaksaan sudah dikurangi dan Program Safari KB sudah dimulai sejak awal 1980- an, tahun 1985-1988 Program KB Lingkaran Biru yaitu masyarakat bebas memilih
kontrasepsi yang ingin dipakainya meskipun tetap masih dipilihkan jenis kontrasepsinya, tahun 1988 Program KB Lingkaran Emas dimana pilihan alat
kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan dan masyarakat sudah mulai membayar sendiri
untuk alat kontrasepsinya. Pada tahun 1990 peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga income generating Hartanto, 2010.
2.2.2. Pengertian Keluarga Berencana