Budaya Suku Melayu Sudut Pandang Budaya terhadap Konsep NKKBS

2.1.3. Sudut Pandang Budaya terhadap Konsep NKKBS

Masyarakat pada umumnya mengikuti kebudayaan dan adat-istiadat yang sejak dulu telah dibentuk demi mempertahankan hidup dirinya sendiri ataupun kelangsungan hidup suku mereka. Untuk tercapaianya keberhasilan suatu program pembangunan khususnya dalam masyarakat ini perlu dipahami apa yang terdapat dan diadatkan dalam masyarakat. Di negara-negara barat, Erofa barat termasuk Indonesia, budaya dan ideologi patriarki masih sangat kental mewarnai berbagai aspek kehidupan dan struktur masyarakat. Bila dilihat dari garis keturunan, masyarakat Sumatera Utara lebih cenderung sebagai masyarakat yang patrilineal yang dalam hal ini posisi ayah atau bapak laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan posisi ibu perempuan. Contoh suku yang menganut faktor budaya patriarki adalah Batak, Melayu dan Nias, Sukrie dalam Aritonang, 2010. Patriarki juga dapat dijelaskan dimana keadaan masyarakat yang menempatkan kedudukan dan posisi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Kondisi sosial budaya yang memungkinkan kaum perempuan berada dalam sub ordinasi, menyebabkan pengambilan keputusan dalam KB didominasi oleh kaum pria Pinem, 2009.

2.1.3.1. Budaya Suku Melayu

Pentaloka BKKBN dalam Ridwan, 2005, menerangkan masyarakat Melayu, adat yang bersendikan Syara’, dan Syara’ yang bersendikan Qitabullah artinya sepanjang suatu program atau konsep berterima oleh adat istiadat dan kebiasaan serta Universitas Sumatera Utara tidak bertentangan dengan ajaran perintah dan norma agama dalam hal ini agama islam maka akan kecil sekali kemungkinannya memperoleh kendala dalam pemberhasilannya yaitu upaya untuk memberhasilkan pemasyarakatan dan pembudayaan konsep NKKBS, Maka dari itu sosialisasi KB IUD perlu lebih ditingkatkan, sehingga pengetahuan masyarakat baik dan menerima metode tanpa ragu-ragu dan menentukan pilihan pada kontrasepsi IUD. Pandangan orang tua Melayu terhadap anak seperti dalam ungkapan bahasa Melayu tuah ayam karena kakinya, tuah manusia pada anaknya” menggambarkan kedudukan seorang anak dalam kehidupan masyarakat Melayu. Yang dimaksud dengan anak ber-tuah dalam masyarakat Melayu adalah anak yang menjadi orang, yang setelah nantinya dewasa menjadi manusia yang sempurna lahir dan batin, selalu mengingat dan berguna untuk orang tua dan kaum kerabat untuk seterusnya terhadap bangsa dan negara, serta akan patuh juga yakin dan taat pada agama dengan melaksanakan semua perintah agama dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Dalam konteks NKKBS, pembinaan orang tua terhadap anak teramat penting untuk dapat terbinanya generasi penerus yang berguna bagi negara, bangsa dan agama, demikian pula terhadap keluarga, sanak dan handai serta lingkungan sendiri. Keadaan ini menjurus pada suatu kenyataan umum bahwa keluarga yang besar akan mengakibatkan kurang terbinanya anak secara baik dan sempurna. Pada umumnya pula dapat berakibat perlakuan orang tua yang seakan menyia-nyiakan anaknya Universitas Sumatera Utara seperti yang sering tercermin dalam ungkapan pesimistis membiarkan anak belayar dengan perahu bocor, berjalan di rimba tidak berintis.

2.1.3.2. Budaya Suku Batak

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Yang Memengaruhi Akseptor Kb Dalam Memilih Alat Kontrasepsi IUD Di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

4 58 90

Pengaruh Sosial Ekonomi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Hutan Mangrove Di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

1 34 101

Keanekaragaman Burung Air di Kawasan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

2 44 74

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 3 12

HUBUNGAN FUNGSI KELUARGA DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DAN NON IUD PADA AKSEPTOR KB Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Dan Non IUD Pada Akseptor KB.

0 2 13

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS BANYUDONO I KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 16

PENGARUH PENYULUHAN KONTRASEPSI IUD TERHADAP KESIAPAN AKSEPTOR KB IUD DI DESA BANGOAN KECAMATAN KEDUNGWARU TULUNGAGUNG.

0 1 11

Pengaruh Budaya Akseptor KB terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai labu Kabupaten Deli Serdang

0 1 9

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

0 0 135