38
3.11.3 Pengamatan morfologi benjolan, perubahan berat badan tikus.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung volume benjolan yang terjadi di payudara tikus. Benjolan yang terbentuk diukur luas dan tingginya. Luas benjolan
diukur dengan jangka sorong sedangkan tinggi benjolan ditentukan dengan bantuan penggarisrol. Kemudian ditentukan volume benjolan dengan rumus
kerucut.
Volume benjolan = 13 Luas benjolan x tinggi benjolan.
Sedangkan perubahan berat badan tikus ditentukan dengan menimbang berat badan sekali dalam seminggu.
3.11.4. Pembuatan ekstrak daun sirsak dan suspensi ekstrak daun sirsak.
P embuatan ekstrak daun sirsak dengan pelarut etanol, sesuai dengan prosedur
standar laboratorium Fitokimia fakultas farmasi USU. Ekstrak yang terbentuk dijadikan suspense untuk dicecok ke tikus. Suspensi dibuat per tiga hari untuk
menjaga stabilitas ekstrak. Ekstrak ditimbang sesuai takaran dimasukkan ke dalam larutan CMC 1 yang telah dilarutkan dalam aquadest. Campuran diaduk sambil
ditambahkan aquadest sampai volume yang telah ditentukan, hingga terbentuk suspensi yang homogen. Suspensi disimpan di dalam lemari es untuk
penyimpanan sebelum dicekokkan.
Universitas Sumatera Utara
39
3.11.5. Pencekokan suspensi ekstrak daun sirsak
Pencekoan dilakukan setiap hari, sebelum dicekok, setiap tikus ditimbang berat badannya. Pencekoan suspensi ekstrak daun sirsak dilakukan dengan
menggunakan alat gavage oral yang bias dilewati oleh ekstrak yang kental. Pencekokan dilakukan satu kali sehari, pada jam yang sama tiap harinya.
3.11.6. Prosedur pembuatan slide HE
a. Fiksasi
Potongan kanker dimasukkan dalam larutan formalin buffer larutan formalin 10 dalam buffer natrium asetat sampai mencapai pH 7,0.
Waktu fiksasi jaringan 18-24 jam. Setelah fiksasi selesai, jaringan dimasukkan dalam larutan aquadest selama 1 jam untuk proses
penghilangan larutan fiksasi.
b. Dehidrasi
Potongan kanker dimasukkan dalam alkohol konsentrasi bertingkat. Jaringan menjadi lebih jernih dan transparan. Jaringan kemudian
dimasukkan dalam alkohol-xylol selama 1 jam dan kemudian larutan xylol murni selama 2x2 jam.
c. Impregnasi
Jaringan dimasukkan dalam paraffin cair selama 2x2 jam.
Universitas Sumatera Utara
40
d. Embedding
Jaringan ditanam dalam paraffin padat yang mempunyai titik lebur 56- 58
o
C, ditunggu sampai paraffin dipotong setebal 4 mikron dengan mikrotom. Potongan jaringan ditempelkan pada kaca objek yang
sebelumnya telah diolesi polilisin sebagai perekat. Jaringan pada kaca objek dipanakan dalam inkubator suhu 56-58
o
C sampai paraffin mencair.
e. Pewarnaan jaringan dengan HE
Secara berurutan jaringan pada kaca objek dimasukkan dalam :
1 Xylol 1 menit
9 Air
1 menit 2 Xylol
2 menit 10
Eosin 0,5-
alkohol-asam asetat
1 menit
3 Xylol 2 menit
11 Air
15 detik 4 Alkohol 100
2 menit 12
Alkohol 80 15 detik
5 Alkohol 96 2 menit
13 Alkohol 96
30 detik 6 Alkohol 80
2 menit 14
Alkohol 100 45 detik
7 Air 1 menit
15 Xylol
1 menit 8 Haematoksilin
7,5 menit 16
Xylol 1 menit
3.11.7. Prosedur imunohistokimia