Makroskopis massa di payudara tikus Mikroskopis massa Tampilan imunohistokimia Ki-67 pada massa payudara tikus

45

4.1.5. Rata-rata perubahan berat badan tikus selama penelitian

Tabel 4.1 Rata-rata perubahan berat badan tikus setiap minggu Kelompok Lama perlakuan minggu Total perubahan berat badan gr Rata-rata perubahan berat badanmgg gr Persentase perubahan berat-badan C1 3 17,8 5.93 11,50 T1 3 1 0.33 0,43 C2 7 39,6 5.66 28,29 T2 7 7 1 -1,13 T3 7 7 1 4,68 Dari tabel diatas terlihat bahwa tikus kontrol mengalami peningkatan berat badan yang hampir sama setiap minggunya sekitar 5,93 gram 11,50. Sedangkan tikus perlakuan 1 hanya meningkat sedikit sekitar, 0,33 gram0,43 dan sedangkan pada perlakuan 2 terjadi penurunan berat badan 1,13.

4.1.6. Makroskopis massa di payudara tikus

Setelah tikus diterminasi, massa dipayudara diambil dan diamati secara makroskopis, dan ditimbang beratnya. Gambar 4.2. Makroskopis tumor. A Massa di payudara tikus dalam lingkaran merah, B Massa tumor setelah diangkat, berwarna putih kekuningan. A B Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 4.2. Berat massa di payudara tikus Kelompok tikus Kode tikus Massa gram Mean gr Kontrol 1 M1 1,37 0,09 M2 3,09 M3 0,76 H1 0,1 H2 0,42 Perlakuan 1 M1 0,22 0,25 M2 0,35 M3 0,1 H1 0,22 H2 0,34 Kontrol 2 M1 0,11 0,12 M2 0,1 M3 0,12 H1 0,09 H2 0,19 Perlakuan 2 M1 0,21 0,25 M2 0,12 M3 0,34 H1 0,26 H2 0,32 Perlakuan 3 M1 0,3 0,3 Dari tabel di atas didapati bahwa pada perlakuan 3 hanya satu tikus yang dijumpai adanya massa. Rata-rata berat badan massa terbesar dijumpai pada perlakuan 1 dan 2 dengan rata-rata sebesar 0,25. Sementara rata-rata terkecil didapati pada kelompok kontrol 1 yaitu sebesar 0,09. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak ada perbedaaan signifikan rata-rata berat massa tumor pada semua kelompok perlakuan. Universitas Sumatera Utara 47

4.1.7. Mikroskopis massa

Massa tumor yang diambil dibuat sediaan histopatologi dengan pewarnaan HE. Gambar 4.3. Sediaan histopatologi massa. Tampak kelenjar payudara proliferatif, dilapisi epitel bentuk bulat-oval, kromatin padat basofilik. A.HE,40x, B.HE, 100x Pada sediaan histopatologi gambar 4.3 dan gambar 4.4. terlihat struktur kelenjar yang sebagian besar solid tanpa lumen. Epitel kelenjar hiperplasia, bentuk bulat-oval, kromatin padat basofilik, sitoplasma sedikit. Stroma kelenjar adalah jaringan ikat fibrous dalam batas normal. Tanda-tanda keganasan tidak dijumpai. Gambar 4.4. Histopatologis massa. Kelenjar payudara proliferatif, sebagian lumen kelenjar payudara padat. A. HE,100x; B. HE, 200x A B A B Universitas Sumatera Utara 48

4.1.8. Tampilan imunohistokimia Ki-67 pada massa payudara tikus

Tampilan immunohistokimia yang dinilai pada massa yang ditemukan, hanya tampak fokus-fokus atau tidak luas. Sehingga penilaiannya berdasarkan intensitas warna coklat yang tertampil. Tabel 4.3. Tampilan imunohistokimia Ki-67 di massa kontrol 1 Tikus kontrol Skor Ki-67 M1 1 M2 3 M3 1 H1 1 H2 1 Didapati 1 jaringan massa yang positif kuat dengan Ki67, sedangkan 4 massa lainnya lemah. Gambar 4.5. Immunohistokimia Ki67 massa di kelenjar payudara. Positif di kelenjar payudara pada kelompok kontrol berwarna coklatA, HE 200x, B, HE,400x B A Universitas Sumatera Utara 49 Pada gambar 4.5. dan 4.6. terlihat sel epitel kelenjar positif dengan immunohistokimia Ki67 ditandai dengan warna coklat kuat. Gambar 4.6. Foto tampilan Ki67 massa di kelenjar payudara. Positif di kelenjar payudara pada kelompok kontrol berwarna coklatA, HE 200x, B, HE,400x Tabel 4.4. Tampilan immunohistokimia Ki-67 perlakuan 1 Tikus T1 Skor Ki-67 M1 M2 M3 H1 H2 Seluruh massa dari perlakuan 1 pemberian ekstrak daun sirsak 2mgkgbb bersamaan dengan inokulasi tumor negatif tidak berwarna coklat dengan Ki67. A B Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 4.5. Tampilan imunohistokimia Ki67 kontrol 2 Tikus kontrol 2 Skor Ki-67 M1 1 M2 M3 2 H1 1 H2 1 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa satu jaringan massa negatif terhadap immunohistokimia Ki67. Sedangkan 3 jaringan member tampilan lemah dan satu sedang. Tabel 4.6. Tampilan imunohistokimia Ki67 perlakuan 2 Tikus perlakuan 2 Skor Ki-67 M1 M2 M3 H1 H2 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa seluruh perlakuan 2 negatif terhadap immunohistokimia Ki67. Tabel 4.7. Tampilan imunohistokimia Ki67 perlakuan 3 Tikus perlakuan 3 Skor K-i67 M1 Dari 4 tikus yang hidup sampai perlakuan 3 selesai hanya dijumpai 1 massa dan ekspresi negatif terhadap Ki67. Oleh karena hanya dijumpai satu massa saja pada kelompok ini, maka kelompok ini tidak diikutkan dalam uji statistik. Kemudian dilakukan uji satistik Kruskal-Wallis untuk menguji beda antar kelompok perlakuan, didapati p=0,02 p0,05. Ini menyatakan bahwa ada Universitas Sumatera Utara 51 perbedaan bermakna antara empat kelompok yang ada. Sehingga menyatakan dauan sirsak dapat membedakan antifitas proliferasi pada tiap kelompok. Setelah dilakukan uji statistik dengan Mann-Whitney test terhadap tampilan Ki-67 pada kelompok kontrol 1 dan perlakuan 1 didapati Asymp. Sig 0,04 p0,05. Hal ini menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kontrol dan kelompok yang diberikan perlakuan. Hal ini menunjukkan proliferasi kelompok perlakuan lebih rendah dari kelompok kontrol, dengan kata lain ekstrak daun sirsak berperan dalam menurunkan proliferasi sel tumor. Kemudian dilakukan uji Mann-Whitney terhadap tampilan Ki-67antara kelompok kontrol 2 dan perlakuan 2 didapati Asymp. 0,017. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada aktifitas proliferasi kelompok kontrol 2 dan perlakuan 2. Artinya daun sirsak dapat berguna untuk emnurunkan proliferasi jika diberikan pada seseorang menderita tumor.

4.2. Pembahasan