Struktur Birokrasi Kendala dalam Impelementasi Sistem AKIP Pada Dinas Kebersihan Kota Medan

dilakukan agar setiap instansi pemerintah berjalan sesuai dengan visi misi dan rencana kerjanya. Dalam hal ini, Dinas Kebersihan telah menjadikan AKIP sebagai sebuah laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh atas setiap hal yang direncakan dan dikerjakan setiap tahun anggaran.

V.1.2 Struktur Birokrasi

Implementasi kebijakan yang bersifat kompleks menuntut adanya kerjasama banyak pihak. Ketika struktur birokrasi tidak kondusif terhadap implementasi suatu kebijakan, maka hal ini akan menyebabkan ketidakefektivan dan menghambat jalannya pelaksanaan kebijakan. Struktur organisasi yang mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh signifikan dalam implementasi. Salah satu dari aspek struktur paling mendasar dari organisasi apapun adalah prosedur organisasi standard. SOP merupakan perkembangan dari tuntutan internal dari kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan penyeragaman dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas. Dengan menggunakan SOP, para pelaksana dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dan dapat berfungsi untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pejabat dalam organisasi yang kompleks dan tersebar luas, sehingga dapat menimbulkan fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan peraturan. Dalam pengimplementasian AKIP Dinas Kebersihan Kota Medan tidak memiliki SOP yang baku, sehingga masih melaksanakannya berdasarkan petunjuk dari Inspektorat Medan dan berdasarkan pengalaman yang pernah dikerjakan di Universitas Sumatera Utara tahun sebelumnya. Ketiadaan SOP ini tidak menjadi penghalang yang cukup besar untuk mengimplementasikan AKIP bagi Dinas Kebersihan Kota Medan karena keberadaan panduan dari Inspektorat selama ini dipandang cukup jelas dan membantu. Selain Inpres No.7 Tahun 1999, tidak ada jujlak dan juknis yang dikeluarkan oleh pemerintah sehubungan dengan AKIP. Jadi pendampingan dan panduan dari Inspektorat itu lah yang menjadi pegangan dalam pelaksanaannya. Dan berdasarkan keterangan dari informan, proses pelaksanaannya masih tetap terarah dan berjalan dengan teratur. Sifat kedua dari struktur birokrasi yang berpengaruh dalam pelaksanaan kebijakan adalah fragmentasi. Fragmentasi merupakan penyebaran tanggung jawab suatu kebijakan kepada beberapa badan yang berbeda sehingga memerlukan koordinasi. Koordinasi dalam pelaksanaan sistem AKIP ini hanya dijalin dalam internal Dinas Kebersihan Kota Medan saja, dengan kata lain mencakup seluruh bidang yang ada. Dan sejauh ini dalam pelaksanaannya, secara khusus dalam penyusunan LAKIP yang membutuhkan laporan pertangungjawaban dari tiap bidang masih dapat berkoordinasi dengan baik. Walau dalam beberapa kondisi terjadi misscomunication dalam hal waktu dan kesibukan masing-masing pihak, namun masih dirasa cukup baik.

V.1.3 Sumber Daya