D. Identifikasi Kesulitan Mengerjakan Soal Menggunakan House Model
HM
Ketika siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan fisika, mereka membutuhkan bimbingan. Ketika berada di dalam ruang
kelas atau ketika kegiatan belajar formal di sekolah sedang berlangsung, guru dapat memberikan bimbingan langsung. Lantas, bagaimana apabila
siswa belajar secara mandiri? Diperlukan suatu metode sebagai jalan tengah yang dapat membantu siswa dalam memecahkan persoalan fisika.
House Model merupakan metode terbaru yang ditawarkan untuk
menyelesaikan permasalahan fisika. Menurut Taejin Byun 2008:2, metode HM House Model memiliki tujuan untuk membantu siswa
menyelesaikan permasalahan-permasalahan, dan membantu guru dan siswa untuk mengidentifikasi langkah pemecahan masalah fisika yang
menyulitkan siswa.
Metode HM menawarkan untuk memecahkan permasalahan mulai dari :
1. Visualizing
Di dalam proses awal ini, siswa diminta untuk menggambarkan peristiwa fisika yang terjadi. Semakin tepat dan lengkap peristiwa
yang digambarkannya maka akan semakin memudahkan dirinya untuk proses analisa selanjutnya.
2. Knowing
Selanjutnya, siswa diminta mendata peristiwa di dalam persoalan fisika secara lengkap. Agar mempermudah dalam proses analisa
selanjutnya, data harus diterjemahkan ke dalam kalimat fisika. 3.
Finding Dalam proses ini siswa dituntut untuk mengerti apa yang dikehendaki
oleh soal. Siswa menuliskan apa yang menjadi permasalahan atau apa yang harus dipecahkan.
4. Planning
Setelah proses membaca permasalahan telah dilalui, maka proses analisa
selanjutnya adalah
merencanakan cara
penyelesaian permasalahan. Hendak menggunakan hukum, rumus, atau teori fisika
apa permasalahan itu diselesaikan. 5.
Executing Proses selanjutnya adalah mengeksekusi rencana yang telah dibuat
berdasarkan data-data dan gambaran peristiwa yang telah diperoleh. Proses ini membutuhkan kemampuan matematis.
6. Checking
Apabila kesemua proses sudah dilakukan, maka proses terakhir yang harus diselesaikan adalah meneliti kembali semua kegiatan analisa
yang dilalui. Dalam proses ini siswa diminta untuk menuliskan jawaban permasalahan yang berhasil dipecahkannya.
Metode HM menyediakan tempat dalam setiap langkahnya untuk diisi dengan angka tingkat kesulitan pengerjaan. Siswa dapat menuliskannya
dengan 0 hingga 3, sesuai dengan tingkat kesulitan yang ia rasakan. Berikut adalah contoh pengerjaan soal fisika menggunakan model
analisa HM.
Taejin Byun, penggagas HM, sendiri telah melakukan analisa mengenai tingkat kesulitan belajar siswa. Penelitian ia lakukan pada 24
mahasiswa pendidikan fisika yang mempelajari mekanika di Seoul
National University pada Semester 1 tahun 2008. Kemudian Byun menganalisanya menggunakan ANOVA. Didapati bahwa tahap planning
memiliki kesulitan yang lebih tinggi dari pada tiga tahap sebelumnya, yaitu visualizing, knowing, dan finding. Sedangkan tahap executing
memiliki tingkat kesulitan yang tertinggi, lebih tinggi dari pada tahap planning
. E.
Kinematika Dengan Analisis Vektor
1. Besaran-besaran fisis dalam gerak lurus Vektor posisi ⃗
Vektor posisi r menunjuk dari titik asal ke posisi partikel. Untuk gerak pada bidang, vektor posisi dinyatakan sebagai
⃗ ⃗ ⃗ . Dalam selang waktu ∆t, vektor posisi berubah dengan
⃗ , yang disebut sebagai perpindahan. Vektor perpindahan
⃗ menunjuk dari posisi awal partikel ke posisi akhirnya.
⃗ ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ Dalam bentuk komponen dapat ditulis
⃗ ⃗ ⃗ dengan dan
Kecepatan rata-rata Kecepatan rata-rata adalah perubahan perpindahan dalam
selang waktu tertentu. Karena itu kecepatan rata-rata searah dengan perpindahan.
̅ Dalam bentuk komponen dapat ditulis :
̅ ̅̅̅ ⃗
̅̅̅ ⃗ dengan ̅̅̅
dan ̅̅̅
Vektor kecepatan adalah kecepatan rata-rata untuk selang waktu ∆t mendekati nol. Besar kecepatan adalah kelajuan dan arah
kecepatan adalah tangensial pada kurva yang dilalui partikel ̅
̅ Dalam bentuk komponen dapat ditulis
⃗ ⃗
⃗ dengan dan
Jika komponen-komponen vektor kecepatan dan
diberikan, maka vektor posisi partikel ⃗ dapat ditentukan dengan
cara integrasi. ⃗ ⃗ ⃗ dimana
∫ dan
∫ dan
⃗⃗⃗⃗ ⃗
⃗ adalah vektor posisi awal partikel pada t = 0 . Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan dalam tiap satuan waktu. Percepatan rata-rata searah
dengan vektor perubahan kecepatan ̅
Dalam bentuk komponen dapat ditulis ⃗
̅̅̅ ⃗ ̅̅̅ ⃗ dengan
̅̅̅ dan
̅̅̅
Vektor percepatan adalah percepatan rata-rata untuk selang waktu ∆t mendekati nol.
̅ ̅
Dalam bentuk komponen dapat ditulis ⃗
⃗ ⃗ dengan
dan Sebuah partikel dipercepat jika vektor kecepatan berubah
besar atau arahnya, atau berubah keduanya. Jika komponen-komponen vektor percepatan
dan diberikan, maka vektor kecepatan v, dapat ditentukan dengan cara
integrasi : ⃗
⃗ ⃗
dimana ∫
dan ∫
dan ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗ ⃗ adalah vektor kecepatan awal partikel pada
t = 0. 2. Besaran-besaran fisis gerak melingkar
Kecepatan sudut rata-rata Kecepatan sudut rata-rata
̅ adalah perpindahan sudut dalam selang waktu tertentu.
̅ Kecepatan sudut sesaat
Kecepatan sudut sesaat ω adalah kecepatan sudut rata-rata untuk selang waktu mendekati nol.
̅ Jika diberikan fungsi kecepatan sudut terhadap waktu
[ ] maka posisi sudut dapat ditentukan dengan integrasi, yaitu
∫ dimana adalah posisi sudut pada t = 0.
Percepatan sudut Percepatan sudut α adalah turunan pertama dari fungsi
kecepatan sudut terhadap waktu atau turunan kedua dari fungsi posisi sudut terhadap waktu.
Jika diberikan fungsi percepatan sudut terhadap waktu maka kecepatan sudut dapat dihitung dengan integrasi :
∫ dengan adalah ω pada t = 0
3. Gerak parabola
⃗⃗⃗⃗⃗ R
H V
V
0y
V
0x
x y
Pada arah horizontal x, posisi benda adalah :
Maka kecepatan pada arah x :
Pada arah vertikal y, posisi benda adalah :
Maka kecepatan pada arah y :
Jika dilempar dengan kecepatan awal V dan sudut elevasi α
terhadap arah horizontal, maka berlaku :
dan Dengan demikian dapat dirumuskan persamaan parabola-nya :
Kecepatan sesaat parabola pada saat t ditentukan sebagai berikut :
Besar :
Arah : Syarat titik tetinggi yang dapat dicapai dalam gerak parabola adalah
V
y
= 0. Oleh karena itu kecepatan V = V
x
= V
0x
adalah waktu untuk mencapai tinggi maksimum. Tinggi maksimum yang dapat dicapai adalah :
Titik terjauh yang dapat dicapai dalam gerak parabola disebut titik terjauh B. Syarat untuk mencapai titik terjauh adalah Y
H
= 0. Untuk mencapai titik terjauh, dibutuhkan waktu terbang, yakni waktu
yang digunakan sejak obyek ditemakkan hingga jatuh ke tanah. Karena parabola bersifat simetrik, maka waktu terbang yang
dibutuhkan adalah 2 × waktu yang digunakan untuk mencapai tinggi maksimum.
25
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 SMA
Pangudi Luhur Sedayu, serta kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga Oktober 2012.
B. Desain Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kemampuan berbahasa dan kemampuan matematis penelitian menggunakan riset kuantitatif. Data yang diperoleh
kemudian diolah dengan metode statistik regresi linear berganda. Kemampuan berbahasa dan kemampuan matematis sebagai variabel bebas
yang mempengaruhi kemampuan mengerjakan soal fisika. Nilai-nilai variabel bebas didapatkan dari tes yang berkaitan dengan hal tersebut, begitu juga
untuk mengetahui kemampuan mengerjakan soal fisika. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh penguasaan konsep fisika
terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika digunakan metode CRI Certainty of Response Index yang dianalisis secara kualitatif.
Untuk mengetahui seberapa efektif Metode House Model HM dalam mengurai kesulitan siswa ketika mengerjakan soal, terkait dengan
kemampuan bahasa dan matematis, maka digunakan analisis statistik ANOVA dengan tes Tukey perbandingan post Hoc.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan kelas XI IPA 2 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta. Untuk mengantisipasi sampel eror, maka sampel adalah populasi itu sendiri.
D. Instrumen Penelitian
Ada 3 instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tes Kemampuan Fisika dan CRI Certainty of Response Index untuk menguji
kemampuan mengerjakan soal fisika dan untuk mengetahui penguasaan konsep fisika siswa, Tes Kemampuan Berbahasa untuk menguji kemampuan
bahasa siswa, serta Tes Kemampuan Matematika untuk menguji kemampuan matematis siswa.
1. Instrumen Penelitian Tes Kemampuan Fisika dan CRI Terdapat dua tujuan dalam satu instrumen penelitian. Tes
kemampuan fisika untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mengerjakan soal fisika. Tes CRI digunakan untuk mengetahui
apakah siswa mengalami kesalahan konsep atau tidak. Untuk mengetahui