1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keterampilan  mengerjakan  soal  menjadi  suatu  hal  yang  mendasar ketika  mempelajari  fisika.  Ada  banyak  faktor  yang  menjadikan  siswa
terampil  mengerjakan  soal,  diantaranya  penguasaan  konsep,  kemampuan matematis, kemampuan berbahasa, dan tingkat kognitif siswa.
Apabila salah satu  faktornya tidak terpenuhi  atau kurang akan sangat berpengaruh  terhadap  kemampuan  mengerjakan  soal.  Kemampuan
mengerjakan  soal  yang  rendah  adalah  suatu  hal  yang  fatal  bagi  siswa fisika, karena akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Permasalahan  ini  berawal  dari  pengalaman  lapangan  yang  dihadapi penulis  ketika  mengajar  siswa-siswa  SMA  Taman  Madya  Yogyakarta.
Penulis  banyak  menemukan  siswa  yang  tidak  mampu  mengerjakan  soal fisika  ketika  itu  penulis  mengajarkan  materi  kinematika  dengan  analisa
vektor. Banyak dijumpai  siswa  yang tidak mengerti apa  yang diinginkan oleh  soal.  Mayoritas  siswa  tidak  dapat  menemukan  data-data  yang
disajikan,  dan  permasalahan  yang  ditampilkan  dalam  soal  cerita  yang diberikan. Kesulitan mereka tidak berhenti hingga di sini. Siswa kemudian
kesulitan untuk menentukan prinsip-prinsip fisika yang hendak digunakan dalam  penyelesaian  soal.  Perhitungan  matematis  pun  turut  andil  dalam
kesalahan  siswa  menyelesaikan  persoalan  Fisika.  Kenyataan  yang  serupa
ternyata  juga  ditemukan  di  SMA  Pangudi  Luhur  Sedayu  dan  SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, tempat peneliti melakukan penelitian ini.
Melalui  penelitiannya  di  tahun  2008,  Taejin  Byun  dalam  jurnalnya Identifying Student  Difficulty In Problem Solving Process  Via  The Frame
Work  of  the  House  Model  HM ,  menemukan  suatu  metode  yang  dapat
menjembatani  guru  dan  siswa  untuk  dapat  mengetahui  dan  memecahkan kesulitan  mengerjakan  soal  yang  dihadapi  oleh  siswa.  Metode  yang
diperkenalkannya adalah House Model. House Model membagi pengerjaan analisa  siswa  menjadi  bagian-bagian  tahapan  dengan  disertai  tingkat
kesulitan  pengerjaan.  Tahapan-tahapan  ini  selain  membantu  siswa  dalam mengerjakan
soal, juga
mampu membantu
guru dan
siswa mengidentifikasi  kesulitan  yang  ditemui  ketika  mengerjakan  soal.  Seperti
yang telah disinggung sebelumnya, kesulitan mengerjakan soal fisika erat kaitannya  dengan  penguasaan  konsep  fisika,  kemampuan  matematis,  dan
kemampuan berbahasa. Dalam  penelitian  ini  penulis  ingin  mengetahui  apakah  kemampuan
berbahasa, kemampuan matematis, dan penguasaan konsep fisika, sungguh mempengaruhi  kemampuan  mengerjakan  soal?  Peneliti  juga  ingin
mengetahui  apakah  metode  House  Model  cukup  efektif  mengungkapkan kesulitan  siswa  dalam  mengerjakan  soal  terkait  dengan  kemampuan
berbahasa,  kemampuan  matematika,  dan  penguasaan  konsep  fisika,  tanpa disertai penelitian yang lebih kompleks?
B. Masalah Penelitian