Analisis pemahaman siswa tentang konsep analisis vektor pada gerak 2

siswa, sebanyak 73,86 mengalami kurang pemahaman konsep dan 4,55 yang mengalami miskonsepsi. Sedangkan yang paham benar hanya 21,59 . Pada soal nomor 2.c siswa diminta untuk menjelaskan apakah laju bola dalam arah vertikal bernilai tetap. Sebanyak 25 dapat menjawab dengan tepat, 14,77 hanya dapat memberikan pernyataan bahwa laju dalam arah vertikal tidak bernilai tetap, namun memberikan alasan yang salah, sedangkan 60,23 menjawab dengan salah. Apabila kita tilik pada skala CRI yang diberikan siswa, ternyata sebanyak 79,55 siswa kurang paham dengan konsep tersebut dan 10,23 mengalami miskonsepsi. Sedangkan yang paham benar hanya 10,23 . Pada soal nomor 2.d siswa diminta untuk menjelaskan apakah laju bola dalam arah horizontal bernilai tetap. Hanya sedikit siswa yang dapat menjawabnya dengan tepat, yakni sebanyak 12,5 saja. Sedangkan yang memberikan pernyataan benar namun dengan alasan yang salah sebanyak 23,86 dan 63,64 yang menjawab salah. Jika kita melihat skala CRI yang diberikan oleh siswa, ternyata sebanyak 85,23 siswa yang mengalami kurang pemahaman konsep dan 6,82 mengalami miskonsepsi. Sedangkan yang paham benar hanya 7,95 saja. Soal nomor 2.e meminta siswa untuk menggambarkan vektor kecepatan yang dialami bola pada saat 1 tepat ketika ditendang, 2 berada di titik tertinggi, dan 3 tepat ketika mencapai tanah. Dari ketiganya, prosentase siswa benar terbanyak adalah ketika menggambarkan vektor kecepatan yang dialami bola pada saat tepat ketika ditendang. Pada soal no 2.e.1 tersebut sebanyak 39,77 siswa menjawab benar, sedangkan 60,23 menjawab salah. Ternyata, apabila dilihat dari skala CRI yang diberikan siswa hanya 13,63 saja yang paham benar, sedangkan 68,18 kurang paham dan 18,18 mengalami miskonsepsi. Kemudian, ketika diminta untuk menggambarkan vektor kecepatan bola pada saat berada di titik tertinggi, hanya sebagian kecil saja siswa yang benar. Hanya 19,32 siswa yang menjawab benar, sisanya sebesar 79,54 menjawab salah. Jika dilihat dari skala CRI yang diberikan siswa, ternyata banyak siswa yang kurang paham, yakni sebanyak 68,18 , 20,45 mengalami miskonsepsi, sedangkan yang paham benar hanya sebesar 11,36 saja. Apabila saat menggambarkan vektor kecepatan bola tepat ketika bola ditendang sebanyak 39,77 menjawab benar, dan saat menggambarkan vektor kecepatan bola ketika berada di titik tertinggi hanya 19,32 yang dapat menjawab dengan benar, maka pada soal nomor 2.e.3 yakni ketika siswa diminta untuk menggambarkan vektor kecepatan bola pada saat tepat mencapai tanah hanya 25 siswa yang menjawab benar. Sebagian besar siswa, yakni sebanyak 75 menjawab salah. Ternyata apabila kita perhatikan skala CRI yang diisi oleh siswa, hanya 11,36 siswa yang paham benar. Sebagian besar siswa, yakni sebanyak 69,32 kurang paham, sedangkan 19,32 mengalami miskonsepsi. Pada soal nomor 2.f siswa diminta untuk menjelaskan apakah kecepatan ketika bola berada disisi puncak sama dengan nol. Sebanyak 32,95 dapat menjelaskan dengan tepat. 37,5 hanya dapat menyatakan bahwa kecepatan bola dipuncak sama dengan nol, tanpa dapat memberikan penjelasan yang benar. Sedangkan 28,41 menjawabnya salah. Skala CRI menyebutkan bahwa hanya sebanyak 13,63 siswa yang paham benar, sedangkan sebagian besar, yakni sebanyak 81,82 kurang paham dan sebanyak 4,55 mengalami miskonsepsi. Soal nomor 2.g meminta siswa untuk dapat menjelaskan apakah kecepatan yang dialami bola ketika berada di puncak sama dengan nol. Hanya sedikit siswa yang dapat menjelaskannya dengan benar, yaitu sebanyak 9,09 saja. Sedikit pula siswa yang dapat memberikan pernyataan bahwa benda percepatan ketika bola berada di puncak tidak sama dengan nol, walaupun dengan alasan yang salah, yaitu 14,77 . Sebagian besar siswa, yakni sebanyak 76,14 menjawabnya dengan salah. Ternyata pada skala CRI yang diisi oleh siswa, kita hanya menjumpai 4,55 siswa yang paham benar. Sebagian besar kurang paham dengan konsep tersebut, yaitu sebanyak 85,23 . Sedangkan yang mengalami miskonsepsi sebanyak 10,23 . Tabel IV.8 Pemahaman siswa berdasarkan skala CRI No.Soal Jumlah siswa Pemahaman Benar Kurang Pemahaman Miskonsepsi 1.I.a 36 52 1.I.b 36 52 1.I.c 28 39 1 1.I.d 3 59 26 1.I.e 21 64 3 1.II.a 27 61 1.II.b 25 60 3 1.II.c 22 66 1.II.d 2 65 21 1.II.e 85 3 1.II.f 5 83 2.a 14 66 8 2.b 19 65 4 2.c 9 70 9 2.d 7 75 6 2.e.1 12 60 16 2.e.2 10 60 18 2.e.3 10 61 17 2.f 12 72 4 2.g 4 75 9 Berdasarkan tabel IV.6 dapat kita lihat bahwa siswa dengan kualifikasi pemahaman kurang dan sangat kurang masih menempati porsi yang tinggi, yakni sebanyak 64 orang dari 88 siswa, atau 72,73 . Dari tabel IV.7 dapat dilihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 45,61 yang menunjukkan bahwa rata-rata siswa berada pada pemahaman yang kurang. Hal tersebut konsisten dengan skala CRI yang disajikan pada tabel IV.8 yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kurang pemahaman pada semua konsep. Sedangkan yang mengalami pemahaman benar dan miskonsepsi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang mengalami kurang pemahaman. Prosentase siswa yang memiliki pemahaman benar, kurang pemahaman dan miskonsepsi disajikan pada tabel berikut ini. Tabel IV.9 Prosentase siswa yang memiliki pemahaman benar, kurang pemahaman dan miskonsepsi No.Soal Prosentase Jumlah siswa Pemahaman Benar Kurang Pemahaman Miskonsepsi 1.I.a 40,91 59,09 1.I.b 40,91 59,09 1.I.c 31,82 44,32 1,14 1.I.d 3,41 67,05 29,55 1.I.e 23,86 72,73 3,41 1.II.a 30,68 69,32 1.II.b 28,41 68,18 3,41 1.II.c 25 75 1.II.d 2,27 73,86 23,86 1.II.e 96,59 3,41 1.II.f 5,68 94,32 2.a 15,91 75 9,09 2.b 21,59 73,86 4,55 2.c 10,23 79,55 10,23 2.d 7,95 85,23 6,82 2.e.1 13,64 68,18 18,18 2.e.2 11,36 68,18 20,45 2.e.3 11,36 69,32 19,32 2.f 13,64 81,82 4,55 2.g 4,55 85,23 10,23 Melihat konsistensi dari data yang ditampilkan pada tabel IV.6, IV.7, dan IV.8 , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa miskonsepsi, kurang pemahaman dan pemahaman benar berpengaruh pada skor fisika yang didapatkan siswa. Skor rendah yang didapatkan siswa dipengaruhi oleh ketidak-pahaman dan miskonsepsi pada persoalan yang bersangkutan. Dengan demikian penguasaan konsep berpengaruh terhadap kemampuan siswa mengerjakan soal fisika.

C. Efektivitas Metode House Model dalam Mengungkapkan Kesulitan Siswa

Setelah mengetahui bagaimana pengaruh kemampuan berbahasa, kemampuan matematis dan miskonsepsi terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika, maka pada bagian berikut akan dianalisa seberapa efektif metode House Model untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan siswa serta menunjukkan pengaruh kemampuan berbahasa, kemampuan matematis dan miskonsepsi terhadap kemampuan mengerjakan soal fisika. Dengan analisis anova dengan tes Tukey perbandingan post hoc akan diketahui pada tahapan manakah siswa merasa sulit. H : mean dari masing-masing kelompok tahap pengerjaan adalah sama H a : terdapat mean dari dua atau lebih kelompok tahap pengerjaan tidak sama Melalui tabel test of homogeneity of variances berikut ini akan diketahui apakah setiap tahapan memiliki kesulitan yang berbeda. Tabel IV.10.a Test of homogeneity of variances House Model nomor 1 Test of Homogeneity of Variances s_difficulty Levene Statistic df1 df2 Sig. 15.954 4 195 .000 Tabel IV.10.b Test of homogenity of variances House Model nomor 2 Test of Homogeneity of Variances s_difficulty Levene Statistic df1 df2 Sig. 11.924 4 205 .000 Melalui tabel IV.10 diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,000 0,05 untuk kedua nomor soal. Hal ini berarti ada ketidaksamaan heterogen kesulitan pada masing-masing kelompok tahap pengerjaan pada nomor soal 1.II.g dan nomor soal 2.h.

Dokumen yang terkait

Pengembangan education game software untuk membantu pemahaman konsep materi peluang bahasan kaidah pencacahan pada siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.

0 3 205

Kompetensi profesional guru fisika : studi kasus terkait dengan materi gerak parabola kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 2 3

Kompetensi profesional guru fisika studi kasus terkait dengan materi gerak parabola kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 0 124

Pengembangan education game software untuk membantu pemahaman konsep materi peluang bahasan kaidah pencacahan pada siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta

0 5 203

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK PADA SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 0 162

Korelasi antara lingkungan tempat tinggal siswa dan sekolah dengan prestasi belajar fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 0 160

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPA DAN KELAS XI IPS SMA PANGUDI LUHUR,YOGYAKARTA, TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 1 176

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS TULISAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPA DAN KELAS XI IPS SMA PANGUDI LUHUR,YOGYAKARTA, TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 2 176

PENGARUH KEMAMPUAN BERBAHASA, KEMAMPUAN MATEMATIS DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGERJAKAN SOAL FISIKA PADA BAHASAN KINEMATIKA DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU DAN KELAS XI IPA 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 1 151

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20122013

0 1 169