10
BAB II LANDASAN TEORI
A. PENERIMAAN DIRI KONDISI FISIK
1. Pengertian Penerimaan Diri secara Fisik
Secara umum, Penerimaan diri menurut Wiley dalam Anugrah, 1995; Media Psikologi Indonesia mengandung pengertian adanya
persepsi terhadap diri sendiri mengenai kelebihan dan keterbatasannya untuk digunakan secara efektif. Seseorang yang memiliki penerimaan
diri berarti dapat mengenali kekurangannya sendiri dan berusaha untuk memperbaiki diri. Penerimaan diri akan meningkatkan penilaian diri,
akan dapat mengkritik diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap pilihannya sendiri, serta tidak menyalahkan ataupun mencela orang
lain karena keadaan yang terjadi pada dirinya tersebut. Gea, dkk 2002 juga menyebutkan penerimaan diri adalah suatu
sikap memandang
diri sendiri
sebagaimana adanya
dan memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta bangga
sambil terus mengusahakan kemajuannya. Pernyataan diatas adalah pernyataan yang melihat penerimaan diri
secara umum, sedangkan penerimaan diri akan kondisi fisik terdiri dari beberapa pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
11
Penerimaan diri secara fisik didefinisikan oleh Unger dan Crawford 1992 sebagai suatu evaluasi dan penilaian tentang raganya.
Jersild 1979 mengatakan bahwa penerimaan diri secara fisik sebagai tingkat kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh dan
penampilan tubuh secara keseluruhan. Penerimaan diri terhadap kondisi fisik seperti yang dikemukakan
oleh Rubin Gardner, 2002 menyatakan bahwa penerimaan diri, terutama keadaan fisik, merupakan suatu sikap yang mencerminkan
adanya rasa senang sehubungan dengan kenyataan yang ada pada dirinya sehingga membuat individu memiliki emosi yang spontan,
fleksibel, serta mampu menyadari perasaannya. Menerima kondisi dirinya seperti apa adanya disertai sikap dan perilaku yang wajar, tidak
dibuat-buat dan tanpa ada sesuatu yang disembunyikan. Dwiamalia 2002 melihat penerimaan diri seseorang akan
penampilan secara fisik adalah suatu perasaan akan gambaran dan penilaian beserta sikapnya terhadap tubuhnya dilihat dari tingkat
kepuasan terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisiknya secara menyeluruh.
Chaplin 1999 berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya merupakan rasa puas terhadap dirinya serta
menerima perubahan-perubahan yang terjadi pada fisiknya. Pengakuan atas perubahan yang terjadi tidak diikuti oleh perasaan malu, rendah
12
diri, maupun rasa bersalah. Individu harus menerima kodrat mereka apa adanya, sehingga mereka tidak harus mengubah atau memalsukan
dirinya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan penerimaan diri akan kondisi fisiknya adalah suatu tingkatan perasaan senang atau puas terhadap diri dan
keadaan fisiknya dengan segala kelebihan dan kekurangannnya, memiliki kebanggaan dengan keadaannya tersebut tanpa merasa malu
dan rendah diri akan keadaannya tersebut, mampu bertanggung jawab terhadap dirinya dan perbuatan yang dilakukannya tanpa terikat oleh
orang lain. Mampu memahami dirinya akan potensi yang dimiliki dan mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi sesuatu yang
diharapkan, tidak hanya menerima saja.
2. Aspek-Aspek Penerimaan Diri akan Kondisi Fisik