Aspek-Aspek Penerimaan Diri akan Kondisi Fisik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri

12 diri, maupun rasa bersalah. Individu harus menerima kodrat mereka apa adanya, sehingga mereka tidak harus mengubah atau memalsukan dirinya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penerimaan diri akan kondisi fisiknya adalah suatu tingkatan perasaan senang atau puas terhadap diri dan keadaan fisiknya dengan segala kelebihan dan kekurangannnya, memiliki kebanggaan dengan keadaannya tersebut tanpa merasa malu dan rendah diri akan keadaannya tersebut, mampu bertanggung jawab terhadap dirinya dan perbuatan yang dilakukannya tanpa terikat oleh orang lain. Mampu memahami dirinya akan potensi yang dimiliki dan mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi sesuatu yang diharapkan, tidak hanya menerima saja.

2. Aspek-Aspek Penerimaan Diri akan Kondisi Fisik

Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi penerimaan diri seseorang. Burns dalam Anugrah, 1995; Media Psikologi Indonesia, 1998 dan menurut shere dalam Hjelle Zieglaer, 1977 menyebutkan ada 3 aspek penerimaan diri terhadap kondisi fisik seseorang, yaitu: a. Pengetahuan tentang fisik dirinya sendiri, yaitu sejauh mana individu mengenal dan memahami kondisi fisiknya kecacatannya, seperti ciri-ciri kecacatannya lumpuh, dan juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 meliputi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan atau diperhatikan dengan kondisinya tersebut seperti kebutuhan akan alat bantu kursi roda, terapi, medis rawat luka sampai pada pengetahuan akan lingkungan fisik yang sesuai dan baik bagi kondisi maupun keadaan fisiknya aksesbilitas, misal jalann yang rata, tempat tidur yang empuk, pintu kamar mandi yang luas, dan sebagainya. b. Pemahaman yang realistik atas kemampuan diri adalah suatu tingkatan kemampuan dimana seseorang mampu menyadari dan mengerti akan potensi-potensi yang dimilikinya, dan sejauh mana individu dapat bersikap dengan tepat sesuai dengan kondis saat ini. Misalnya ; bersikap dan berpikir secara realistis, mampu bersikap atau bertindak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. c. Kepuasan terhadap dirinya sendiri adalah suatu tingat penerimaan diri dengan sungguh apa adanya akan apa yang ada pada dirinya meliputi penampilan fisik besarta perasaan dan penilaian yang meliputinya, terkait dengan kondisi dirinya yang menjadi cacat. Selain itu meliputi penilaian positif akan dirinya yang ditunjukkan dalam perasaan senang rasa puas yang terlihat dalam sikap menerima akan kondisinya kelebihan maupun kekurangannya

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri pada seseorang terutama pada para penyandang cacat yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 a. Jenis Kelamin Menurut Ratnawati 1990 jenis kelamin akan mempengaruhi penerimaan diri dan terdapat perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita. Pria dinilai memiliki penerimaan diri yang lebih positif bila dibandingkan dengan wanita, hal ini berkaitan dengan sifat serta perlakuan orang tua mereka. Selain itu juga karena wanita relatif lebih sensitif serta lebih menitikberatkan pada afektif daripada pria. b. Lama Cacat yang disandang Berdasarkan lama kecacatan yang disandang, penerimaan diri pada penyandang cacat tubuh sejak lahir atau pada masa kanak-kanak lebih positif dibandingkan penyandang cacat tubuh pada masa remaja atau dewasa Suhartono, 1976. Hal itu terjadi karena mereka sejak kecil terbiasa diperlakukan sebagai anak normal. Kecacatan tubuh yang mereka sandang seolah-olah merupakan kejutan psikis, sehingga mereka mengalami gangguan emosi, berupa rasa rendah diri, apatis, sensitif dan diikuti penolakan diri. c. Intelegensi Faktor intelegensi selain menambah kemampuan dalam membentuk pengertian mengenai bagaimana nilai-nilai sosial menghendaki penyesuaian juga dapat membuat seseorang lebih mampu untuk membentuk tinjauan yang lebih tepat tentang arti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 positif dari kenyataan dirinya berdasarkan nilai-nilai sosial yang ada. Siswojo, 1980 d. Pendidikan Pendidikan memiliki pengaruh positif dalam penerimaan diri karena dapat untuk mempermudah penyesuaian diri. Tetapi ada kalanya pendidikan yang tinggi justru akan menghambat penerimaan diri pada penyandang cacat tubuh Siswojo, 1980

B. PENYANDANG CACAT