15
positif dari kenyataan dirinya berdasarkan nilai-nilai sosial yang ada. Siswojo, 1980
d. Pendidikan Pendidikan memiliki pengaruh positif dalam penerimaan diri
karena dapat untuk mempermudah penyesuaian diri. Tetapi ada kalanya pendidikan yang tinggi justru akan menghambat
penerimaan diri pada penyandang cacat tubuh Siswojo, 1980
B. PENYANDANG CACAT
1. Pengertian Penyandang Cacat
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan
baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Penyandang cacat mempunyai keterbatasan secara fisik sebagai akibat dari tidak
berfungsinya anggota tubuh tertentu, yang mempengaruhi pula pada faktor-faktor non-fisik, baik faktor psikis maupun faktor sosial. Sri
Harmini, 2003 Andari 2000 menyebutkan bahwa penyandang cacat adalah
seseorang yang mengalami gangguan secara fisik, mental, ekonomi dan sosial sehingga membawa pengaruh terhadap berkurangnya
kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Mangunsong 1998 menyebutkan bahwa cacat fisik atau cacat tubuh mempunyai pengertian yang luas dimana secara umum
dikatakan ketidakmampuan tubuh secara fisik untuk menjalankan fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal. Penyandang cacat tubuh
cenderung menjadi orang yang tidak mampu sehingga membutuhkan bantuan, perlindungan dan cenderung menghindarkan diri. Bartel dan
Guskin dalam Cruickshak, 1980 Hurlock 1999 meninjau dari segi psikologis, masalah yang
dihadapi penyandang cacat tubuh lebih kompleks, mereka yang tidak dapat menerima dirinya secara realistis cenderung menganggap dirinya
tidak berharga dan merasa orang lain melihatnya dengan penuh permusuhan dan penghinaan.
Dianawati dkk 2005 mengemukakan bahwa penyandang cacat fisik cenderung mengalami perasaan inferioritas. Perasaan inferioritas
adalah kecenderungan individu merasa diri kekurangan, tidak mampu dan gagal.
Pernyataan-pernyataan di atas menggambarkan bahwa penyandang cacat adalah seseorang yang memiliki hambatan atau kesulitan secara
fisik yang berakibat pada penurunan akitivitas, serta berpengaruh pada faktor non fisik seperti psikis seperti rendahnya kepercayaan diri dan
merasa lemah, kurang berdaya sehingga selalu butuh pertolongan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
orang lain untuk beraktivitas maupun dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
Berat ringannya suatu keadaan cacat tubuh dapat dilihat dari kemampuan penyandang cacat tersebut untuk melakukan kegiatan
sehari-hari, atau diistilahkan ADL, Activity of Daily Living. Semakin berat suatu cacat tubuh yang disandang, maka akan semakin sedikit
ADL yang dapat dilakukan oleh individu yang bersangkutan Siswoyo dalam Candra Kirana, 1987.
Penderita paraplegia adalah salah satu yang termasuk dalam kategori kecacatan yang berat. Penderita paraplegia atau kelumpuhan
pada anggota-anggota geraknya dapat menghambat aktivitas penderitanya, seperti contohnya kesulitan dalam ADL.
2. Pengertian Paraplegia