Pengertian Paraplegia Penyebab Paraplegia

17 orang lain untuk beraktivitas maupun dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Berat ringannya suatu keadaan cacat tubuh dapat dilihat dari kemampuan penyandang cacat tersebut untuk melakukan kegiatan sehari-hari, atau diistilahkan ADL, Activity of Daily Living. Semakin berat suatu cacat tubuh yang disandang, maka akan semakin sedikit ADL yang dapat dilakukan oleh individu yang bersangkutan Siswoyo dalam Candra Kirana, 1987. Penderita paraplegia adalah salah satu yang termasuk dalam kategori kecacatan yang berat. Penderita paraplegia atau kelumpuhan pada anggota-anggota geraknya dapat menghambat aktivitas penderitanya, seperti contohnya kesulitan dalam ADL.

2. Pengertian Paraplegia

Menurut tim Rehabilitasi medis Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothease Solo 1983 paraplegia adalah kelumpuhan kedua anggota tubuh bagian bawah yang disebabkan kerusakan syaraf pada tulang belakang, sehingga menyebabkan kontak dari otak terputus, dengan demikian anggota tubuh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Berat ringannya gangguan fungsi anggota tubuh tergantung seberapa berat kerusakan syaraf pada tulang belakang. Reed 1991 menyebutkan paraplegia adalah suatu kondisi kehilangan gerak dan 18 fungsi sensori di bawah tingkat dari cedera tulang belakang ; biasanya diantara T10 atau kebawah.

3. Penyebab Paraplegia

Kerusakan atau cedera pada sumsum tulang belakang punggung mengakibatkan paraplegia Werner, 2002. Hal ini dijelaskan oleh Fallon 1985 mengenai berbagai macam sebab yang dapat menyebabkan rusaknya sumsum tulang belakang, secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : a. Kerusakan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh kecelakaan. Kecelakaan ini meliputi berbagai jenis kecalakaan seperti kecelakaan lalu lintas luka tembak, luka tusukan, kecelakaan akibat olah raga biasanya menyelam, jatuh dari pohon, dan sebagainya. Kerusakan pada sumsum tulang belakang yang diakibatkan oleh kecelakan ini disebut juga sebagai luka traumatic tulang belakang. b. Kerusakan tulang belakang yang terjadi karena penyakit yang merusak sumsum tulang belakang tetapi tidak merusak susunan tulang belakang dimana kerusakan pada sumsum tulang belakang ini dapat menjadi lebih baik atau tetap pada kerusakan yang sama. Kerusakan sumsum tulang belakang ini kemudian disebut sebagai kelumpuhan yang tidak berkembang, non-progresif. Kerusakan pada sumsum tulang belakang yang terjadi karena penyakit tulang belakang atau sumsum tulang belakang atau keduanya, seperti 19 pengerasan otak atau pengerasan sumsum tulang belakang, yang cenderung memburuk. Kerusakan ini kemudian disebut sebagai kelumpuhan yang berkembang, progresif. Penderita paraplegia dalam penelitian ini adalah mereka yang mengalami kecacatan akibat adanya suatu kecelakaan yaitu tertimpa benda berat akibat tertimpa runtuhan ataupun benda berat akibat dari gempa bumi. Pada umumnya kecacatan berdasarkan penyebabnya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu cacat sejak lahir dan cacat setelah lahir atau mengalami kecelakaan. a. Cacat Sejak Lahir Kondisi bayi yang mengalami cacat sejak lahir dapat disebabkan karena ibunya seorang pecandu narkotik dan janin terbiasakan dengan narkotik selama berada dalam rahim. Narkotika dapat menyebabkan cacat badani atau cacat mental. Adakalanya anak normal selama berada dalam rahim ibunya, tetapi menjadi cacat pada saat kelahirannya. Misalnya dalam kelahiran yang sulit, alat pembantu medis dapat melukai mata ataupun pendengaran. Kelalaian atau kurangnya pengetahuan ibu selama mengandung maupun setelah melahirkan dapat pula mempengaruhi perkembangan bayi dimasa pertumbuhannya. Misalnya anak akan terkena polio jika si anak lupa tidak diberi vaksin polio. Sebuah cacat yang lain adalah Congenital Toxoplasmasis. Penyakit ini disebabkan sejenis protozoa bernama Toxoplasma Gondii. Apabila 20 seorang ibu terinfeksi protozoa ini, bisa keguguran atau bisa juga anaknya lahir buta atau dungu. Pada umumnya cacat badani merupakan akibat kromosom yang cacat, yang diwarisi orang tua. Apabila kedua orang tua memiliki kelemahan pada kromosom yang sama, besar kemungkinan anak mereka akan lahir cacat. b. Cacat Setalah lahir Banyak peristiwa dapat menyebabkan cacat. Adakalanya orang mengalami gegar otak atau kehilangan anggota tubuh dalam kecelakaan lalu lintas. Adapula yang tertembak dalam perang sehingga mengakibatkan anggota tubuhnya menjadi cacat atau tidak berfungsi dengan baik. Penggunaan obat-obatan yang melebihi dosis dapat pula mengakibatkan kelumpuhan tubuh. Wulandari, 2004 Dianawati dkk 2005 menemukan bahwa individu yang mengalami kecacatan sejak kecil memiliki inferioritas yang lebih rendah dibanding individu yang mengalami kecacatan di usia yang lebih tua. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mengalami cacat sejak lahir lebih mudah menerima dirinya apa adanya daripada mereka yang mengalami kecacatan setelah lahir. Penelitian ini mengambil subjek sebagai penyandang cacat penderita paraplegia yang disebabkan karena kejadian khusus, gempa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 bumi, dimana banyak dari mereka yang menjadi cacat bukan dari sejak lahir.

4. Kondisi Fisik Penyandang Cacat Penderita Paraplegia