23
sehingga berakibat pada sulitnya untuk bergerak bebas dan hilangnya fungsi perasa pada bagian tubuh tertentu, bisanya terlalu lama pada
posisi yang sama, misal duduk atau tidur yang terlalu lama, hal ini berakibat pada bagian tertentu dari tubuh yang terkena tekanan terlalu
lama hingga timbul luka tekan, atau disebut decubitus. Luka decubitus merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada penderita cedera
tulang belakang Dijk, dkk. 1999.
5. Akibat Paraplegia
Paraplegia merupakan kecacatan fisik yaitu kelumpuhan yang
terjadi pada sebagian anggota tubuh. Paraplegia tidak menyerang daerah kepala, sehingga dapat dipastikan bahwa paraplegia biasanya
mempunyai kondisi otak yang baik. Fallon 1985 mengatakan bahwa secara biologis fungsi otak penderita paraplegia masih normal dan
tidak mengalami masalah maupun mengalami gangguan, termasuk fungsi hypothalamus yang mengendalikan perilaku seksual tidak
mengalami gangguan. Begitu juga fungsi pusat motoriknya, orang yang menderita paraplegia tidak mengalami masalah pada pusat
motorik di otak dan anggota-anggota gerak itu sendiri masih normal, tetapi karena kerusakan sumsum tulang belakang yang terjadi, maka
koordinasi saraf-sarafnya menjadi terganggu bahkan terhenti sama sekali.
Cederanya sumsum saraf pada tulang belakang mengakibatkan koordinasi perintah dari otak ke rangsang-rangsang ke bagian bawah
24
tubuh menjadi terhenti, demikian pula sebaliknya. Fallon 1985 menjelaskan bahwa akibat itu kadang-kadang tidak saja terbatas pada
kelumpuhan anggota gerak bawah tetapi sampai juga pada sistem geniorinal
dan alat kelaminnya. Koordinasi saraf-saraf yang terputus ini menyebabkan bagian
badan yang lumpuh tidak dapat merasakan sensasi dan tekanan. Meskipun
penderita paraplegia
dapat merasakan
tekanan kemungkinan tidak akan dapat menggerakkan anggota badan tersebut.
Demikian pula dengan aliran darah yang akan memberi nutrisi ke kulit akan menjadi menurun.
Menurut Werner 1999, akibat kerusakan sumsum tulang belakang diantaranya adalah :
a. Kehilangan kontrol gerakan dan perasaan. b. Kehilangan kontrol sebagian atau menyeluruh terhadap buang air
besar BAB dan buang air kecil BAK. c. Kemungkinan mempengaruhi pinggul dan beberapa bagian tubuh
tingkat yang lebih tinggi mengakibatkan daerah kelumpuhan yang lebih luas.
d. Kemungkinan akan mengalami kejang otot atau kaki yang terkulai.
Menurut Powell 1979, komplikasi yang dapat terjadi pada penderita paraplegia
adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a. Infeksi saluran kencing. b. Infeksi saluran pernafasan.
c. Peradangan ginjal d. Paling sering terjadi adalah luka decubitus.
C. PENDAMPINGAN PSIKOLOGIS