satu tahun pada industri dalam dan atau luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan SMK dalam rangka
lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industriusaha.
b. Pola Multi Entry -Multi Exit
Pola multi entry-multi exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan dengan sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan
secara fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di SMK dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu
karena sambil bekerja atau mengambil programkompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri,
politeknik dan sebagainya.
c. Pendidikan Jarak Jauh
Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah.
Pola ini akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara
mandiri.
B. Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan guru dan siswa, dimana perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada peningkatan
kemampuan sedangkan guru dalam mengajar harus pandai mencari pendekatan pembelajaran yang akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya Tn, 2008:1.
Proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Hal ini dikarenakan melalui proses belajar mengajar di sekolah, siswa
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya menjadi bekal mereka ketika harus bekerja. Proses belajar mengajar yang berlangsung secara efektif dan
efisien memudahkan siswa menyerap pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tersebut.
Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk Wahyudi, 2007:1, proses belajar mengajar yang efektif adalah kemampuan untuk menghasilkan perubahan
yang diharapkan dari kemampuan dan persepsi siswa. Lebih jauh, Popham dan Baker Wahyudi, 2007:1, menjelaskan bahwa proses belajar mengajar yang
efektif tergantung pada pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar.
Analisis kebutuhan siswa juga sangat diperlukan untuk mengetahui kemampuan dan harapan siswa dari proses belajar mengajar. Proses belajar
mengajar tidak hanya dituntut dapat berjalan dengan efektif tetapi juga harus efisien. McWhorter Wahyudi, 2007:1 menyatakan bahwa efisiensi adalah
kemampuan untuk menunjukkan sesuatu dengan sedikit usaha, biaya, dan pengeluaran. Efisiensi mencakup penggunaan waktu dan sumber daya secara
efektif untuk menyelesaikan tugas tertentu. Keefektifan proses belajar mengajar ditentukan oleh komponen-komponen yang terlibat di dalamnya. Komponen-
komponen proses belajar mengajar tersebut adalah : 1.
Siswa Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini dikemukakan oleh Kemp
Harryanto, 2008:1 bahwa β students are the center of the teaching and learning process, so they have to be involved in almost all the phrases of the
classroom interaction from planning to evaluation
.β Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar, sehingga mereka harus dilibatkan hampir disetiap
interaksi kelas mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown Harryanto, 2008:1 menekankan pentingnya
perhatian pada motivasi belajar siswa. βThe foreign language learner who is intrinsically meeting in needs in learning the language will positively motivated
to learn. When students are motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and direct their energies to the
learning task.β
Pelajar bahasa asing yang pada hakikatnya memang perlu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar bahasa tersebut, akan termotivasi secara positif untuk belajar. Ketika siswa termotivasi untuk belajar, mereka biasanya memperhatikan, terlibat
secara aktif dalam pelajaran dan menujukan energi mereka untuk mengerjakan tugas.
2. Guru
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif.
Breen dan Candlin dalam Nunan Harryanto, 2008:1 mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak
sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.
3. Materi
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters
Harryanto, 2008:1 adalah : a adanya teks yang menarik; b adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa;
c memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah mereka miliki; d materi yang dikuasai baik oleh
siswa maupun guru.
4. Tempat
Ruang kelas adalah tempat proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar
yang berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
5. Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga
menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Menurut Burden dan Byrd Harryanto, 2008:1, kaitannya dengan waktu yang tersedia,
guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan sebagai
pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
6. Fasilitas
Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.
Siswa dan guru merupakan komponen penting dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut berperan aktif dalam proses belajar mengajar sedangkan
guru dituntut mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar dengan baik. Perencanaan proses belajar mengajar adalah
kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isimateri pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan sumber belajarmedia pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi
belajar Winataputra, 2008:1. Uno 2006:2 mengemukakan bahwa perencanaan adalah pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan. Fungsi perencanaan pengajaran sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang
disusun secara sistematis dan sistemik Winataputra, 2008:1.
Perencanaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen tujuan pembelajaran, komponen isimateri pembelajaran, komponen kegiatan belajar
mengajar, dan komponen evaluasi belajar. Ketika perencanaan proses belajar mengajar dikerjakan dengan baik maka pelaksanaan proses belajar mengajar juga
akan berjalan dengan baik begitu pula evaluasinya. Pelaksanaan belajar mengajar terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. Tujuan kegiatan pembuka adalah untuk menciptakan atmosfir pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi siswa terhadap topik
yang akan dipelajari Purnomo, 2007:16. Kegiatan pembuka dilakukan guru dengan mengajak siswa untuk melakukan apersepsi dan melihat kompetensi yang
akan dicapai serta rencana kegiatannya Tn, 2007:33. Kegiatan inti adalah keadaan dimana siswa menerima materi pelajaran dari guru. Dalam
menyampaikan materi pelajaran, hendaknya guru menggunakan media dan metode yang dapat memicu keterlibatan siswa secara aktif. Kegiatan inti meliputi
penguasaan materi pelajaran, pendekatanstrategi pembelajaran yang digunakan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemanfaatan media pembelajaransumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, menumbuhkan kemampuan khusus dalam
pembelajaran bidang studi, penilaian proses dan hasil belajar, dan penggunaan bahasa yang sesuai Tn, 2007:34. Kegiatan penutup bertujuan untuk meninjau
kembali sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran, memperoleh gambaran menyeluruh tentang hal-hal yang perlu dipelajari dan mengetahui
keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran Purnomo, 2007:16. Kegiatan penutup meliputi merefleksi pembelajaran, merangkum materi, menerima arahan
dan tugas dari guru. Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses belajar mengajar.
Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003, mengartikan evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah
direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efesiensi pelaksanaannya Prijowuntato, 2006:5. Evaluasi adalah
proses mengukur dan menilai Uno, 2006:94. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif Uno, 2006:93.
Prijowuntato 2006:3 mengemukakan bahwa pengukuran measurement adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu
tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Sedangkan menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
subjektif dan bersifat kualitatif. Penilaian assessment diartikan sebagai penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi rangkaian kemampuan peserta didik Prijowuntato, 2006:4.
Evaluasi memiliki tujuan yaitu Pasaribu, 1983:116 : 1 mengumpulkan data yang membuktikan taraf kemajuan murid; 2 menemukan sebab-sebab kemajuan
atau kegagalan; 3 memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa bersangkutan; 4 memperoleh bahan laporan
tentang perkembangan siswa; dan 5 memperbaiki mutu pelajarancara belajar dan metode mengajar. Ngalim Purwanto Prijowuntato, 2006:7 mengemukakan
bahwa tujuan evaluasi adalah : 1 mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai mana kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran; dan 2 mengetahui keefektifan pengalaman- pengalaman mengajar, kegiatan belajar, dan metoda pembelajaran yang
digunakan. Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinyu agar perkembangan siswa dapat terpantau dengan baik. Evaluasi meliputi 3 aspek yaitu aspek
kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif. Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menekankan
pada teori Sofa, 2008:1. Bloom Prijowuntato, 2006:48 membedakan aspek kognitif
menjadi 6
bagian yaitu:
1 ingatanpengetahuan;
2 pemahamanpengertian; 3 aplikasi; 4 analitis; 5 sintesis; dan 6 evaluasi. Depdiknas 2004:39 menyatakan bahwa cara penilaian untuk aspek kognitif
yaitu : 1 tulis objektif; 2 tulis subjektif; 3 lisan; 4 unjuk kerja; 5 produk; 6 portofolio; dan 7 tingkah laku.
Aspek psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik. Cara penilaian aspek psikomotorik Depdiknas, 2004:39 yaitu : 1 unjuk kerja; 2 produk;
3 portofolio; dan 4 tingkah laku. Aspek afektif berhubungan dengan watakperilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral Sofa, 2008:1.
Cara penialaiannya yaitu Depdiknas, 2004:39 : 1 unjuk kerja; 2 produk; 3 portofolio; dan 4 tingkah laku.
Evaluasi yang digunakan umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu Winkel, 1983:103 : 1 tes sumatif untuk menentukan angka kemajuan murid yang
berupa tes ulangan selama semester berjalan, tes ulangan pada akhir semester; 2 tes formatif untuk mengetahui kesulitan siswa yang berupa tes akhir suatu
bahan, tes latihan dalam kelas dan pekerjaan rumah.
C. Pendidikan Sistem Ganda