Aspek psikomotorik berhubungan dengan aktivitas fisik. Cara penilaian aspek psikomotorik Depdiknas, 2004:39 yaitu : 1 unjuk kerja; 2 produk;
3 portofolio; dan 4 tingkah laku. Aspek afektif berhubungan dengan watakperilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral Sofa, 2008:1.
Cara penialaiannya yaitu Depdiknas, 2004:39 : 1 unjuk kerja; 2 produk; 3 portofolio; dan 4 tingkah laku.
Evaluasi yang digunakan umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu Winkel, 1983:103 : 1 tes sumatif untuk menentukan angka kemajuan murid yang
berupa tes ulangan selama semester berjalan, tes ulangan pada akhir semester; 2 tes formatif untuk mengetahui kesulitan siswa yang berupa tes akhir suatu
bahan, tes latihan dalam kelas dan pekerjaan rumah.
C. Pendidikan Sistem Ganda
Berikut akan diuraikan mengenai PSG secara lebih detail yaitu : 1. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda PSG
PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industriasosiasi profesi sebagai institusi pasangan IP,
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan
berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb
Depdiknas, 2004:11. Menurut kurikulum 1994 Jati, 2008:9, PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesi yang memadukan
secara sistematik dan sinkronisasi antara program pendidikan sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di
perusahaan. Pakpahan Widiastuti, 2005:8 menyatakan bahwa PSG adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan
secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada bidang
pekerjaan yang relevan terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian tertentu.
2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda Menurut panduan pelaksanaan pendidikan sistem ganda bagi siswa
SMK kelompok bisnis dan manajemen Jati, 2008:9: a. Tamatan dapat menampilkan dirinya sebagai manusia yang beriman takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b. Memiliki kemampuan dan keterampilan praktis sesuai dengan program studinya masing-masing.
3. Isi Pendidikan Sistem Ganda Isi pendidikan sistem ganda mempunyai lima komponen, yaitu sebagai berikut
Jati, 2008:10 : a. Komponen pendidikan umum normatif dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi warga negara dan Bangsa Indonesia. b. Komponen pendidikan dasar menunjang bagi penguasaan keahlian profesi
dan bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan iptek. c. Komponen teori kejuruan, dimaksudkan untuk membekali pengetahuan
teknis dasar keahlian kejuruan. d. Komponen praktik dasar profesi yaitu berupa latihan kerja untuk menguasai
teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan tuntutan prasyarat keahlian profesi.
e. Komponen keahlian profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap
profesional.
4. Model Penyelenggaraan PSG Model penyelenggaraan PSG sebagaimana dinyatakan oleh Made Wena
Widiastuti, 2005:12-13 adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Model Day Release Dimana dari 6 hari waktu belajar dalam satu minggu, beberapa hari di
industri atau perusahaan dan beberapa hari lagi di sekolah. b. Model Block Release
Waktu belajar disepakati bersama perbulancaturwulansemester di industriperusahaan dan perbulancaturwulansemester di sekolah.
c. Model Hours Release Dimana disepakati jam-jam belajar haurs dilepas dan dilaksanakan di
industri.
Realisasi penerapan PSG di SMK diwujudkan dalam program praktik kerja industri prakerin. Menurut Mufari 2008:2, prakerin didefinisikan sebagai
kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri, yang masih relevan dengan kompetensi siswa. Sedangkan
menurut Sirodjuddin 2008:1, prakerin merupakan bagian dari PSG yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktik
kerja magang di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK.
Mufari 2008:3 menyatakan bahwa prakerin memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapat di sekolah.
2. Membentuk pola pikir yang konstruktif bagi siswa.
3. Melatih siswa untuk bisa berkomunikasiberinteraksi secara profesional di
tempat kerja. 4.
Membentuk etos kerja yang baik bagi siswa. A
A d
d a
a p
p u
u n
n p
p e
e l
l a
a k
k s
s a
a n
n a
a a
a n
n p
p r
r a
a k
k e
e r
r i
i n
n m
m e
e m
m i
i l
l i
i k
k i
i k
k e
e n
n d
d a
a l
l a
a -
- k
k e
e n
n d
d a
a l
l a
a s
s e
e b
b a
a g
g a
a i
i b
b e
e r
r i
i k
k u
u t
t M
M u
u f
f a
a r
r i
i ,
, 2
2 8
8 :
: 4
4 :
: 1. Kurangnya jumlah institusi pasangan DUDI.
2. Kurang relevannya bidang kerja yang ada di DUDI dengan kompetensi siswa. 3. Lokasi DUDI yang cukup jauh, sehingga memerlukan biaya tambahan yang
cukup besar. 4. Waktu prakerin yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
Berbagai kendala yang dihadapi menyebabkan permasalahan sering terjadi dalam
pelaksanaan prakerin. Permasalahan-permasalahan yang sering timbul tersebut adalah sebagai berikut Mufari, 2008:4:
1. Pihak DUDI kurang proaktif. 2. Siswa yang sering tidak masuk.
3. Siswa yang terlambat datang tidak tepat waktu. 4. Siswa yang tidak mematuhi instruksi di tempat kerja.
5. Kurangnya komunikasi yang baik antara pihak DUDI dan siswa. 6. Siswa tidak menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan di tempat kerja.
7. Siswa merusakkan atau menghilangkan barang data di tempat kerja. 8. Kurangnya kontrol dari pihak sekolah.
Dalam rangka meminimalisasi permasalahan yang mungkin terjadi, maka tahap persiapan prakerin menjadi hal yang penting. Persiapan prakerin dibagi
dalam dua tahap yaitu Winarsih, 2005:18-19 : 1. Pembekalan kemampuan secara umum, yaitu pembekalan di tingkat sekolah
meliputi penjelasan umum tentang latar belakang, tujuan dan manfaat. 2. Pembekalan khusus, yaitu pembekalan di tingkat kejuruan meliputi penjelasan
program praktik dasar dan praktik keahlian produktif yang akan dilaksanakan, informasi lingkungan kerja di industri pasangandunia usaha, hak dan
kewajiban siswa.
Sesudah mengikuti tahap persiapan maka siswa diperbolehkan untuk melaksanakan prakerin. Dengan terlibat langsung dalam dunia industriperusahaan,
siswa akan memperoleh keahlian profesi, pengalaman, etos kerja dan disiplin kerja. Semuanya itu tidak terlepas dari pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah
dan industriperusahaan kepada siswa secara terus-menerus. Tahap terakhir yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
harus diikuti oleh siswa adalah penilaian dan sertifikasi. Menurut Winarsih 2005:21-22, penilaian prakerin dibedakan menjadi : 1 penilaian kegiatan
belajar mengajar di institusi pasangan mencakup komponen praktik keahlian yang dilakukan di industri pasangan; dan 2 penilaian keahlian.
Penilaian keahlian sendiri meliputi ujian kompetensi yang merupakan penilaian di suatu paket pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu dan
ujian profesi yang merupakan penilaian terakhir di suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh suatu jabatan profesi tertentu.
Penilaian prakerin didasarkan atas penilaian teknis dan non teknis. Penilaian teknis meliputi keterampilan teknis kejuruan sedangkan non teknis
meliputi pengorganisasian, implementasi kerja, komunikasi dan kerjasama, penerapan teknik belajar dan metode kerja, kemandirian dan tanggung jawab,
disiplin, kerajinan, inisiatif, dan prestasi kerja Winarsih, 2005:57.
D. Kesiapan Memasuki Dunia Kerja