beberapa kemungkinan jawaban yang disediakan pada tiap-tiap butir soal yang terkait.
Soal yang akan diteliti adalah soal berbentuk pilihan ganda, maka yang akan dibicarakan hanyalah bentuk pilihan ganda.
2. Konsep Tes Pilihan Ganda Multiple Choice Item Test
Sudijono 2011: 118 mengemukakan tes pilihan ganda yaitu: salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan atau
pernyataan yang
sifatnya belum
selesai, dan
untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa
kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Basuki dan Hariyanto 2014 : 43 tes pilihan ganda adalah:
suatu keterangan atau pernyataan tentang suatu konsep yang belum lengkap, untuk melengkapinya peserta didik harus memilih
salah satu jawaban yang tersedia berupa pilihan jawaban.
Basuki dan Hariyanto 2014 : 43 mengemukakan tes pilihan ganda terdiri dari pernyataan yang harus dilengkapi stem, serta
pilihan jawaban option. Pilihan jawaban terdiri dari jawaban sebenarnya dan pengecoh-pengecoh distractors. Jumlah pilihan
biasanya ada empat atau lima. Semakin tinggi tingkat peserta didik yang diuji bisanya pilihan jawabannya juga makin banyak. Bagi
tingkat SD kelas IV sampai kelas IX SMP pilihan jawaban sering kali ada empat. Mulai tingkat SMA ke atas pilihan jawaban tersedia lima
buah. Hal ini sekadar merupakan kebiasaan dan bukan merupakan suatu keharusan.
3. Kaidah Penulisan
Kusaeri dan Suprananto 2012:108-110 mengemukakan ada beberapa kaidah yang harus diikuti agar soal yang tersusun bermutu:
a. Aspek Materi
1 Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus
menanyakan perilaku atau materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
2 Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok
soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
3 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau
yang paling benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban yaitu pilihan jawaban yang paling benar.
b. Aspek Konstruksi
1 Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
Artinya, kemampuan atau materi yang hendak diukur atau ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau
penafsiran yang berbeda dari yang dimaksud penulis, dan hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor.
2 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja. 3
Pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar. Pada pokok soal jangan sampai terdapat kata,
frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk kearah jawaban yang benar.
4 Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat
negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif.
5 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
Kaidah ni perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan siswa untuk memilih jawaban yang paling panjang karena
sering jawaban yang panjang lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.
6 Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua
pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar.” Artinya, dengan adanya pilihan jawaban
seperti ini maka dari segi materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi
dari jawaban sebelumnya.
7 Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut dan pilihan jawaban berbentuk angka menunjukkan waktu harus
disusun secara kronologis. Pengurutan angka dilakukan dari angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau
sebaliknya.
8 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat dalam soal harus jelas, terbaca, dan dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal tersebut tetap
bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar,
grafik, dan tabel tersebut tidak berfungsi.
9 Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik tidak dapat menjawab benar
soal pertama yang berakibat tidak dapat pula menjawab dengan benar soal berikutnya.
c. Aspek Bahasa
1 Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia 2
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika akan digunakan untuk daerah lain atau nasional
3 Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang
bukan merupakan satu kesatuan pengertian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berikut ini adalah informasi terkait kekuatan dan kelemahan tes pilihan ganda Sudijono, 2011:133-136:
Tabel 1.1 Kekuatan dan Kelemahan Tes Pilihan Ganda
No Kekuatan
Kelemahan
1 Mampu mengukur berbagai
tindakan kognitif
dari ingatan
sampai dengan
evaluasi Memerlukan
waktu yang
relatif lama
untuk merumuskan soalnya
2 Memungkinkan bagi tester
untuk bertindak
lebih objektif,
baik dalam
mengoreksi lembar-lembar
jawaban soal, menentukan bobot skor maupun dalam
menentukan nilai
hasil tesnya
Kurang dapat mengukur atau mengungkap proses berpikir
yang tinggi atau mendalam
3 Mengoreksi hasil tes objektif
jauh lebih mudah dan lebih cepat daripada hasil tes
uraian Terbuka kemungkinan bagi
testee untuk
bermain spekulasi, tebak terka, ada
untung dalam memberikan jawaban soal
4 Memberi
kemungkinan kepada orang lain untuk
dimintai bantuan
guna mengoreksi hasil tes tersebut
Dipergunakan simbol-simbol huruf yang sifatnya seragam,
maka dapat membuka peluang bagi testee untuk melakukan
kerja sama yang tidak sehat dengan sesama testee lainnya
5 Butir soal lebih mudah
dianalisis, baik dari segi kesukarannya,
daya pembeda, validitas maupun
reliabilitasnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Analisis Butir Soal