Teori Aksi Max Weber Teori Adopsi Inovasi Rogers

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat pengguna obat dapat juga disebut perilaku konsumen. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut Sarwono, 1989. Beberapa faktor di dalam perilaku yang dapat mempengaruhi individu untuk mengambil keputusan, menurut McLeish 1986, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri yang terdiri dari motivasi, pengamatan, pembelajaran, kepribadian, dan konsep diri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri, terdiri dari kebudayaan, adanya perbedaan tingkat sosial, keluarga, pergaulan, maupun yang bersifat hasutan.

1. Teori Aksi Max Weber

Max Weber mengembangkan teori aksi, yang populer disebut sebagai teori bertindak. Webber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu Sarwono, 1989. Teori ini terus dikembangkan oleh Parsons bersama Talcott yang menyatakan bahwa aksi 6 merupakan respons mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parsons, yang utama bukanlah tindakan individu, melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntun dan mengatur perilaku Sarwono, 1989. Gambar 1. Teori Aksi Weber dan Teori Aksi Parsons Sarwono, 1989 Kondisi obyektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Parsons melihat bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepibadian dari masing-masing individu. Keterkaitan individu dengan sistem sosialnya melalui status dan peranannya. Individu menduduki suatu tempat tertentu dalam setiap sistem sosial dan akan bertindak sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku yang dibuat oleh sistem aturan tersebut, serta perilaku individu ditentukan pula oleh tipe kepribadiannya Sarwono, 1989. Stimulus a. Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran individu Tindakan Sistem sosial Sistem budaya Sistem kepribadian b. Individu Teori aksi Weber Teori aksi Parsons Perilaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Teori Adopsi Inovasi Rogers

Di dalam masyarakat modern, selain adopsi perilaku, terdapat pula proses perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat disebabkan oleh adanya sesuatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal sebagai innovation decision process. Terdapat lima tahap dalam proses ini, yaitu mengetahui atau menyadari tentang adanya ide baru awareness, menaruh perhatian terhadap ide tersebut evaluation, mencoba memakainya trial, dan bila menyukainya maka setuju untuk menerima ide atau hal baru tersebut adoption. Pengetahuan Keputusan pertimbangan Diterima adopsi Penguatan Tetap adopsi Ditolak Ditolak Tetap ditolak Adopsi Gambar 2. Proses adopsi inovasi Rogers Sarwono, 1989 Teori ini terus dikembangkan oleh Rogers dengan melakukan pengamatan di lapangan. Penelitian di lapangan serta penelitian mengenai penerapan teori ini ternyata membuat Rogers menyimpulkan bahwa proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adopsi tidaklah berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak. Kelak dapat berubah sebagai akibat dari pengaruh llingkungannya. Oleh karena itu Rogers mengubah teori itu dan membagi proses pembuatan keputusan menjadi empat tahap, yaitu : 1. Tahap knowledge Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ide baru, hal ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek atau topik yang baru dikenal dan fase ini dipengaruhi oleh petugas kesehatan. 2. Tahap persuasion Untuk membujuk atau meningkatkan motivasi individu guna bersedia menerima obyek atau topik yang diajukan tersebut, tergantung daripada hasil persuasi petugas atau pendidik kesehatan. 3. Tahap decision Pada tahap ini, dibuatlah keputusan untuk menerima atau justru menolak ide tersebut. Namun sebaliknya, petugas kesehatan tidak cepat merasa puas jika suatu ide diterima. 4. Tahap confirmation Pada tahap ini individu telah memasuki sebuah proses penguatan confirmation, yaitu meminta dukungan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil tersebut. Bila lingkungan memberikan respon positif mendukung keputusan yang diambil, maka perilaku yang baru dapat dipertahankan. Sedangkan bila bila ada keberatan dan kritik dari lingkungan, terutama dari kelompok acuannya, maka biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu akan kembali lagi pada perilaku semula Sarwono, 1989.

3. Teori Perilaku Lawrence Green