Anak-anak Jalanan PENELAAHAN PUSTAKA

individu tersebut McLeish, 1986. Secara garis besar kita dapat menyimpulkan bahwa setiap perilaku- perilaku yang ada di kelompok masyarakat berawal dari sebuah pandangan dari masyarakat itu sendiri. Pandangan yang dianggap benar oleh sebuah kelompok masyarakat akan menjadi sebuah pembelajaran dimana pandangan-pandangan yang dianggap benar tersebut akan melalui proses pertimbangan, pengkajian, pengambilan keputusan, serta penguatan sehingga akan mengalami penolakan ataupun menjadi sebuah perilaku yang dapat diterima dan diadopsi. Perkembangan dari pengambilan keputusan untuk kemudian menjadi perilaku ini terjadi pada setiap anggota masyarakat, tidak terkecuali pada komunitas anak-anak jalanan, dimana setiap anggota dari komunitas anak-anak jalanan mengalami proses-proses dalam mengadopsi sebuah perilaku yang berlaku pada komunitas tersebut. Sebelum itu, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu profil anak-anak jalanan secara umum baik dari definisi, hingga alasan mereka mereka mengadopsi perilaku yang menyimpang dari pandangan masyarakat secara umum.

B. Anak-anak Jalanan

Sampai saat ini ada berbagai definisi tentang anak-anak jalanan. Tetapi anak-anak jalanan adalah istilah yang disepakati pada Konvensi Nasional untuk mendefinisikan anak-anak atau remaja yang menggunakan sebagian besar atau seluruh waktunya untuk bekerja dijalanan dari kawasan urban Permadi, 1997. Alasan yang paling sering terdengar dari hampir semua anak-anak jalanan ini mengapa mereka sampai harus bekerja dijalanan adalah karena motivasi ekonomi dan adanya masalah keluarga. Dengan bekal seadanya, mereka tetap mencoba untuk mengintip peluang ekonomi yang muncul dari kehidupan jalanan. Variasi kerja sebagai mata pencaharian dari anak-anak jalanan ini amatlah beragam, yaitu : pengamen, tukang semir sepatu, penjual koran, pengemis, tukang parkir, dan sebagainya. Anak-anak jalanan merupakan kelompok yang sangat berbeda dari anak- anak normal yang hidup bersama keluarga di rumah dimana terdapat orang-orang yang siap melindungi dari berbagai macam ancaman. Sebaliknya banyak anak- anak jalanan yang harus hidup tanpa keluarga, rumah, pendidikan yang layak, dan selalu berinteraksi dengan anak-anak jalanan yang lainnya serta menghadapi ancaman seorang diri Anonim, 2007b. Akibatnya perilaku serta kematangan emosional dari anak-anak jalanan seringkali terlihat jauh menyimpang dibandingkan anak-anak seusianya yang hidup normal. Banyak penyimpangan yang dapat dijumpai pada anak-anak jalanan, seperti penyalahgunaan obat-obatan baik obat-obatan yg dijual bebas maupun Napza, seks bebas, perilaku yang menjurus agresif dan impulsif merupakan bentuk-bentuk pola kehidupan yang kemudian menjadi erat bersinggungan dengan hidup keseharian mereka Permadi,1997. Komunitas anak-anak jalanan relatif tertutup dari dunia luar, tetapi pengaruh sesamanya sesama anak-anak jalanan dapat sangat kuat. Dengan demikian penyalahgunaan akan konsumsi obat-obatan kemungkinan besar dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengaruh teman-teman jalanan yang lainnya, sehingga adopsi perilaku penyalahgunaan obat-obatan akan sangat cepat diadopsi di kalangan anak-anak jalanan itu sendiri Anonim, 2007b. Meskipun dalam Kedokteran, beberapa golongan obat keras, narkotika dan psikotropika masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan, terlebih lagi bila disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya generasi muda Anonim, 2007b.

C. Saraf