Angket atau kuisioner yang disebarkan mempunyai jenis campuran, yaitu berbentuk closed questions, open-closed questions, dan open questions.
Kuisioner yang dikembalikan hanya berjumlah setengahnya, hal ini disebabkan karena lebih dari separuh anak-anak jalanan di daerah Benteng
Vredenburg tidak percaya lagi dengan pengisian-pengisian kuisioner yang dilakukan oleh mahasiswa. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei – Juni
tahun 2007. Pengambilan data baru dapat dilakukan pada bulan Mei karena sebelumnya penulis melakukan pendekatan terlebih dahulu selama kurang
lebih 8 bulan dengan sedikit demi sedikit masuk ke dalam kehidupan anak- anak jalanan secara langsung sehingga timbul sebuah rasa percaya antar teman
dengan responden. Pengambilan data dilakukan dengan cara disebarkan dan langsung
diambil, meskipun demikian separuh dari kuisioner yang dibagikan rusak atau tidak dikembalikan.
B. Karakteristik Responden
1. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin.
Berdasarkan dari data yang terkumpul, seperti yang terdapat pada tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki
adalah sebanyak 33 orang atau sebanyak 66 dan jumlah responden berjenis kelamin perempuan adalah 17 orang atau sebanyak 34. Dari jumlah dan
prosentase yang diperoleh, dapat menunjukkan bahwa pada komunitas anak- anak jalanan, untuk jenis kelamin laki-laki lebih rentanlebih beresiko
dibandingkan jenis kelamin perempuan dalam penyalahgunaan obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
triheksifenidil. Lebih beresikonya anak-anak jalanan yang berjenis kelamin laki-laki disebabkan oleh mudah terpengaruhnya responden dengan teman
sesama anak-anak jalanan. Pengaruh tersebut dapat berupa rasa hasutan, ajakan, hingga tantangan “belum jantan” bila belum meminum triheksifenidil.
Pengaruh yang kuat tersebut menimbulkan rasa ingin tahu dari responden maupun rasa setia kawan terhadap teman-teman sesama anak-anak jalanan
yang lain. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa lebih dari 50 anak-anak jalanan yang mengisi kuisioner adalah jenis kelamin laki-laki.
Tabel 4. Jumlah responden di depan Benteng Vredenburg berdasarkan jenis kelamin bulan Mei-Juni 2007
Keterangan Jumlah
Prosentase Laki-laki
33 orang 66
Perempuan 17 orang
34
2. Jumlah responden berdasar usia dan pendidikan terakhir dari
responden. Berdasarkan data distribusi usia responden yang diperoleh dari
kuisioner yang telah disebarkan, seperti yang terlihat pada gambar 4 di atas, maka batasan usia yang paling banyak menggunakan triheksifenidil adalah
kisaran usia 13 sampai dengan usia 18 tahun dimana hal tersebut berarti bahwa usia remaja 13 sampai dengan 18 tahun lebih mudah untuk
dipengaruhi oleh teman dan lingkungan dalam penyalahgunaan baik obat-obat keras seperti triheksifenidil maupun psikotropika. Mudah terpengaruhnya
penggunaan triheksifenidil secara tidak benar menurut aturan terapi yang tertulis dapat disebabkan banyak faktor. Penulis telah melakukan pendekatan
secara pribadi dan melakukan wawancara, dan menurut narasumber yang tidak mau disebutkan namanya, bahwa terutama pada kisaran usia tersebut 13-18
tahun, mempunyai rasa ingin tahu dan rasa ingin mencoba hal baru yang sangat besar.
Tetapi pada usia antara 19 hingga 24 tahun juga dapat bepotensi besar untuk menyalahgunakan triheksifenidil. Menurut data dalam gambar di
atas dapat dilihat bahwa pada usia tersebut menempati urutan kedua dalam penyalahgunaan triheksifenidil. Yang lebih memprihatinkan adalah diantara
anak-anak jalanan terdapat anak-anak pada kisaran usia 7-12 tahun yang telah mengkonsumsi triheksifenidil, dimana menurut data, usia termuda dalam
penyalahgunaan triheksifenidil adalah usia 8 tahun, keadaan ini sangat memperihatinkan bahwa pada usia semuda itu telah menyalahgunakan
triheksifenidil yang dapat berpengaruh pada perkembangan tubuh dan mental pada usia anak-anak.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh, pendidikan terakhir para responden secara berturut-turut adalah lulus SD atau masih SD sebesar 36
18 orang, Lulus SMP sebesar 36 18 orang, tidak sekolah sebesar 2 1 orang, dan masih kuliah sebesar 2 1 orang. Dilihat dari perbandingan
tingkat pendidikan terakhir, dapat diketahui bahwa anak-anak jalanan di depan Benteng Vredenburg rata-rata mengenyam pendidikan, paling tidak mereka
dapat membaca dan menulis. Terlihat pada gambar 5 bahwa yang paling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banyak mengkonsumsi triheksifenidil adalah anak-anak jalanan yang berpendidikan akhir SD dan SMP. Ada kemungkinan faktor tingkat
pendidikan yang rendah, dapat dengan mudah untuk dipengaruhi oleh teman- teman sesama anak-anak jalanan untuk mengkonsumsi triheksifenidil tersebut.
Gambar 5. Tingkat Pendidikan Responden
Gambar 5. Tingkat Pendidikan Responden di depan Benteng Vredenburg pada bulan Mei-Juni
2007
36 36
24
2
tidak sekolah
SD SMP
SMA kuliah
2
46 40
12 2
7-12 th 13-18 th
19-24 th 24-30 th
7-12 th 13-18 th 19-24 th
24-30 th
Range Usia
Gambar 4. Jumlah Responden di depan Benteng Vredenburg Bedasarkan Usia pada bulan Mei-Juni 2007
C. Gambaran Penyalagunaan Triheksifenidil pada Responden 1. Frekuensi penyalahgunaan triheksifenidil.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengisian kuisioner, sebanyak 48 24 orang anak-anak jalanan tidak sering mengkonsumsi triheksifenidil,
36 18 orang mengkonsumsi triheksifenidil setiap satu hari sekali, dan sebanyak 3 orang 6 yang mengkonsumsi 2 hari sekali dan 3 hari sekali.
Dari jumlah data yang diperoleh, semua responden yang mengisi kuisioner, semuanya 100 mengkonsumsi triheksifenidil dengan frekuensi waktu yang
berbeda-beda. Menurut wawancara dengan salah satu sumber, keputusan mereka
untuk mengkonsumsi triheksifenidil sebagian besar karena mereka terpengaruh oleh teman, baik dengan melihat, ingin mencoba, dengan hasutan,
maupun dipaksa oleh teman yang lain. Pemilihan dan perubahan perilaku pada anak-anak jalanan pada kasus ini dibenarkan menurut Teori Aksi menurut
Parsons. Parsons mengatakan bahwa pengambilan keputusan untuk mengadopsi perilaku sangat dipengaruhi oleh sistem budaya, sosial, dan
kepribadian. Dalam kasus ini kepribadian anak-anak jalanan yang keras dan sistem budaya mereka yang bebas, serta ditambah lagi dengan pengaruh sosial
sesama anak-anak jalanan sangat mempengaruhi setiap individu masing- masing untuk mengambil keputusan untuk menyalahgunakan triheksifenidil
dan mengadopsinya sebagai perilaku. Dalam pandangan masyarakat pada umumnya, perilaku mereka responden ini adalah sebuah penyimpangan
perilaku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Walaupun demikian, hal ini sangat memprihatinkan bahwa penyalahgunaan psikotropika dan triheksifenidil di kalangan anak-anak
jalanan di wilayah Benteng Vredenburg telah menyebar dan mengakar kuat terutama yang terjadi pada responden. Penyebaran dan penyalahgunaan
triheksifenidil di kalangan anak-anak jalanan sudah menjadi hal yang biasa dan tidak mengherankan bagi mereka.
Tabel 5. Frekuensi penyalahgunaan triheksifenidil pada responden di depan Benteng Vredenburg pada bulan Mei-Juni 2007
Jumlah Prosentase
Jarang-jarang 24
48 1 hari sekali
18 36
2 hari sekali 3
6 3 hari sekali
3 6
4 hari sekali 2
4
Jumlah 50
100
2. Frekuensi pengkonsumsian triheksifenidil dalam sehari.