triheksifenidil memperlihatkan potensi antispasmodik bersifat menghambat gerakan peristaltik lambung dan usus setengah daripada atropin, efek midriatik
sepertiganya, dan efek terhadap kelenjar ludah dan vagus sepersepuluhnya. Seperti atropin, triheksifenidil dalam dosis besar menyebabkan perangsangan otak
Gan, 1995.
3. Farmakokinetik
Tidak banyak data farmakokinetik yang diketahui tentang triheksifenidil, itu dikarenakan pada saat obat ini ditemukan, farmakokinetika belum
berkembang. Sekarang obat ini kurang diperhatikan setelah ada levodopa dan bromokriptin Gan, 1995.
Kadar puncak triheksifenidil tercapai setelah 1 – 2 jam. Masa penuh eliminasi terminal antara 10 – 12 jam. Jadi pemberian 2 kali sehari sudah
mencukupi, tidak 3 kali sehari sebagaimana yang dilakukan sekarang ini Gan, 1995.
4. Efek terapi
Pemberian triheksifenidil khususnya bermanfaat terhadap parkinsonisme akibat obat. Misalnya oleh neuroleptik, temasuk juga antiemetik turunan
fenotiazin, yang menimbulkan gangguan ekstrapiramidal akibat blokade reseptor dopamin di otak. Penambahan antikolinergik golongan ini secara rutin pada
pemberian neuroleptik tidak dibenarkan, kemungkinan timbulnya akinesia tardif. Triheksifenidil juga memperbaiki gejala beser ludah sialorrhoea dan
suasana perasaan. Selain pada parkinson, triheksifenidil juga digunakan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sindrom atetokoriatik, totikolis spastik, dan spasme fasialis Gan, 1995.
5. Efek samping
a. Efek samping sentral.
Dapat berupa gangguan neurologik, yaitu ataksia kehilangan kontrol gerak, disartia, hipertermia kenaikan suhu tubuh, gangguan mental
seperti pikiran kacau, amnesia, delusi, halusinasi, somnolen, dan koma Gan, 1995.
b. Efek samping perifer.
Dapat berupa mulut kering, gangguan miksi, meteorisme sering terjadi tetapi tidak membahayakan. Muka merah setelah pemberian dapat terjadi
setelah pemberian obat ini, reaksi tersebut bukan reaksi alergi melainkan efek samping sehubungan dengan vasodilatasi pembuluh darah wajah
Gan, 1995. Triheksifenidil juga dapat menyebabkan kebutaan akibat komplikasi
glaukoma sudut tertutup, terutama terjadi bila dosis harian 15-30 mg sehari. Pada pasien glaukoma sudut terbuka yang mendapat miotik, antikolinergik cukup aman
digunakan Gan, 1995. Dilihat dari potensi triheksifenidil untuk menyebabkan ketergantungan
secara psikis, maka triheksifenidil dapat dimasukkan ke dalam golongan “daftar G”. Disamping itu juga bahwa triheksifenidil masuk ke dalam golongan
antikolinergik, dimana triheksifenidil adalah obat yang berguna untuk terapi penyakit Parkinson dan mempunyai potensi yang lemah untuk menyebabkan
ketergantungan Anonim, 1997.
Tabel 3. Obat Antikolilnergik sentral Obat Dosis
oral Sediaan
Triheksifenidil 2 mg, 2-3 kali sehari,
rentang dosis 10-20 mghari tergantung respons dan
penerimaan. Triheksifenidil tablet
2mg, 5 mg.
Biperiden HCl atau laktat
Prosiklidin 0,5-2 mg, 2-4 kali sehari
5 mg, 2-3 kali sehari. Rentang dosis 20-30
mghari Bipiriden tablet 2 mg
Tablet 5 mg
Benztropin mesilat 0,5-1 mghari diberikan
malam hari. Rentang dosis 4-6 mghari
Oral:dewasa 25mg 3Xsehari
Anak 5 mgkghari dalam 4 dosis.
IM : dewasa 10-50 mg Anak = dosis oral
maksimum 400mghari Tablet 0,5; 1; dan 2 mg
Kapsul 25 mg Injeksi 10 mgml
Gan, 1995
F. Perilaku Penyalahgunan Obat-obatan