Penggolongan psikotropika menurut kegunaan.

3. Penggolongan psikotropika menurut kegunaan.

Berdasarkan penggunaannya dibidang kedokteran, psikotropika dibagi dalam empat golongan, seperti yang ditunjukkan pada table 2, yaitu : a. Antipsikosis neuroleptik Yaitu obat atau bahan yang bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik dan mempunyai ciri terpenting berupa kegunaannya untuk mengatasi agresivitas, hiperaktivitas, dan labilitas emosi pada pasien psikosis. Obat golongan ini tidak menyebabkan koma maupun anesthesia pada penggunaan dosis besar, dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal yang reversibelireversibel, dan tidak ada kecenderungan untuk menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis. b. Antiansietas Yaitu obat atau bahan yang berguna dalam pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan sebagai obat tambahan pada terapi penyakit somatik yang didasari ansietas perasaan cemas dan ketegangan mental. Penggunaannya pada dosis tinggi jangka lama dapat menimbulkan ketergantungan psikis dan apabila dibandingkan dengan sedatif yang sudah lebih lama dikenal, antiansietas tidak begitu banyak menimbulkan rasa kantuk. c. Antidepresi Yaitu obat untuk mengatasi depresi mental. Obat ini terbukti dapat menghilangkan atau mengurangi depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofrenia lainnya. Obat ini tidak menimbulkan euphoria pada orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI normal. d. Antipsikotogenik Yaitu obat yang dapat menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, dan perubahan dalam perasaan. Obat baru digolongkan sebagai psikotogenik apabila mampu menimbulkan keadaan psikosis tanpa delirium dan disorientasi Santoso dkk., 1995. Pemerintah dan masyarakat telah berjuang untuk memberantas pengedaran dan penyalahgunaan obat-obatan di Indonesia, baik psikotropika, narkotika, maupun obat keras lainnya. Dibuktikan dari beberapa undang-undang yang berhasil dibentuk oleh pemerintah, antara lain Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Disamping itu MPR-RI juga telah mengeluarkan Ketetapan MPR-RI No: VIMPR2002, yang merekomendasikan kepada presiden sebagai berikut : 1. melakukan tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku terhadap produsen, pengedar, dan pemakai serta melakukan langkah koordinasi yang efektif, antisipatif, dan edukatif dengan pihak terkait dan masyarakat. 2. mengupayakan untuk meningkatkan anggaran guna melakukan rehabilitasi terhadap korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Satriyo, 2003 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 2. Penggilongan obat psikotropika a. Obat antipsikosis i. Derivat fenotiazin

1. Senyawa dimetilaminopropil