banyak trigliserida menjadi kekurangan inti enzim kolesteril ester, di mana protein transfer kolesteril ester cholesteryl ester transfer proteinCETP diperlukan
untuk pertukaran kolesterol ester pada partikel LDL dan HDL dengan trigliserida pada partikel VLDL sehingga dapat dimetabolisme oleh enzim lipase hepatik
dengan lebih mudah Carr and Brunzell, 2004; Ginsberg, Zhang and Hernandez- Ono, 2006.
Akibat banyaknya trigliserida yang terdapat pada partikel LDL dan kekurangan inti kolesteril ester, maka enzim lipase hepatik menghidrolisis partikel
LDL tersebut dan menghasilkan partikel LDL yang lebih kecil dan lebih rapat. Partikel LDL tersebut merupakan faktor risiko kejadian penyakit jantung koroner.
Partikel LDL yang kecil dan rapat lebih mudah memasuki dinding pembuluh arteri dan lebih mudah berikatan dengan proteoglikan pada dinding arteri. Ketika
berikatan dengan proteoglikan, partikel LDL mudah mengalami oksidasi yang dapat memicu sekresi makrofag dan aterogenesis Carr and Brunzell, 2004.
C. Landasan Teori
Antropometri merupakan metode pengukuran yang menggambarkan lemak tubuh, lemak subkutan, distribusi lemak, dan perkiraan massa total tubuh.
Salah satu pengukuran antropometri yang banyak digunakan adalah pengukuran terhadap tebal lipatan kulit atau skinfold thickness. Ketebalan lipatan kulit yang
diukur ini merupakan lemak yang berada pada jaringan adiposa subkutan. Pengukuran skinfold thickness dapat dilakukan pada berbagai bagian
tubuh, misalnya abdominal, tricep, bicep, subscapular, suprailiac, dan lain lain.
Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga tempat yang berbeda pada tubuh, di antaranya abdominal, suprailiac, dan tricep. Abdominal skinfold
yaitu skinfold yang terletak kurang lebih 5 cm di samping kanan umbilicus secara vertikal, suprailiac skinfold terletak pada garis midaxillary di puncak tulang
superior, dan tricep skinfold yang terletak pada bagian tengah di belakang lengan atas. Hasil dari pengukuran ketiga skinfold thickness ini kemudian dikonversi
dalam bentuk body fat percentage untuk memperkirakan persebaran lemak pada tubuh. Body fat percentage merupakan perbandingan berat lemak tubuh
dibandingkan dengan total berat penyusun tubuh lainnya, seperti lemak, otot, tulang, dan air. Skinfold thickness banyak digunakan untuk menilai pengaturan
body fat percentage secara klinis.
Trigliserida merupakan bentuk lemak yang paling banyak disimpan di dalam tubuh pada jaringan adiposa. Trigliserida di dalam tubuh mempunyai fungsi
sebagai sumber energi untuk berbagai proses metabolisme. Konsumsi kalori yang berlebih dalam tubuh akan dikonversi menjadi trigliserida dan akan disimpan di
dalam sel lemak. Akumulasi trigliserida pada berbagai jaringan tubuh yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah dapat menjadi salah
satu faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular. Pengukuran antropometrik yang salah satunya pengukuran skinfold
thickness dan kemudian dikonversi dalam bentuk body fat percentage dapat
menjadi prediktor awal peningkatan kadar trigliserida di dalam tubuh. Dengan demikian peneliti ingin melakukan penelitian mengenai korelasi antara body fat
percentage terhadap kadar trigliserida.
D. Hipotesis