nilai r=0,375. Penelitian yang dilakukan oleh Fox, et al 2007, Poerwowidjojo 2011
dan penelitian peneliti sama-sama menggunakan jaringan lemak subkutan bagian abdominal atau abdominal skinfold thickness untuk dikorelasikan dengan kadar
trigliserida, namun subjek penelitian yang digunakan oleh masing-masing peneliti berbeda. Hasil korelasi antara abdominal skinfold thickness terhadap kadar
trigliserida yang didapatkan pada kedua penelitian di atas dan penelitian peneliti sama-sama menunjukkan korelasi positif bermakna, namun kekuatan korelasi r
yang dihasilkan pada masing-masing penelitian ada yang berbeda dan ada yang sama. Kekuatan korelasi yang sama-sama lemah ditunjukkan pada penelitian Fox,
et al 2007 dengan subjek penelitian wanita dewasa, penelitian Poerwowidjojo
2011 dengan subjek penelitian staf wanita dan penelitian peneliti pada subjek penelitian mahasiswa.
3. Korelasi suprailiac skinfold thickness terhadap kadar trigliserida
Hasil analisis korelasi Spearman pada mahasiswa diperoleh nilai r= 0,313 dengan nilai p= 0,017. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat korelasi
positif dengan kekuatan lemah untuk pengukuran suprailiac skinfold thickness terhadap kadar trigliserida serta nilai p yang menunjukkan terdapat korelasi
bermakna antara keduanya, sedangkan suprailiac skinfold thickness pada mahasiswi diperoleh nilai r= 0,456 dengan nilai p= 0,000. Hasil ini menunjukkan
bahwa terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan sedang untuk pengukuran terhadap kadar trigliserida.
Diagram sebar pada mahasiswa cenderung menjauhi garis linear, sedangkan pada mahasiswi sedikit menjauhi garis linear. Pola hubungan yang
ditunjukkan adalah hubungan positif, artinya peningkatan suprailiac skinfold thickness
disertai dengan peningkatan trigliserida. Berikut gambar diagram sebar korelasi antara suprailiac skinfold thickness dengan kadar trigliserida pada
mahasiswa dan mahasiswi.
Gambar 12. Diagram Sebar Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness terhadap Kadar Trigliserida : mahasiswa a dan mahasiswi b
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hassan, et al 2012 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan beberapa
parameter antropometrik dengan cardio-metabolik faktor risiko penyakit pada
a.
b.
anak-anak obesitas dan remaja. Penelitian ini menyatakan bahwa pada remaja pria obesitas dengan range umur 11-13 tahun menyatakan terdapat korelasi yang
bermakna antara suprailiac skinfold thickness terhadap kadar trigliserida dengan nilai r=0,563 dan nilai p0,01 yang berarti korelasi positif bermakna dengan
kekuatan yang sedang. Penelitian Hassan, et al 2012 menggunakan parameter antropometrik
yang sama seperti penelitian yang dilakukan peneliti yaitu suprailiac skinfold thickness
untuk dikorelasikan dengan kadar trigliserida, namun subjek penelitian yang digunakan oleh keduanya berbeda. Hasil korelasi antara suprailiac skinfold
thickness terhadap kadar trigliserida sama-sama menunjukkan korelasi positif
bermakna dan sama-sama menunjukkan kekuatan korelasi r yang sedang antara subjek penelitian yang digunakan Hassan, et al 2012 yaitu subjek anak-anak
dengan subjek penelitian yang digunakan peneliti yaitu pada mahasiswi, sedangkan subjek penelitian pada mahasiswa yang digunakan peneliti tidak
menunjukkan kekuatan korelasi yang sama namun sama-sama menunjukkan korelasi positif bermakna dengan penelitian Hassan et al 2012.
4. Korelasi tricep skinfold thickness terhadap kadar trigliserida