BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis penelitian
Tipe penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian penjelasan explanatory atau confirmatory research, yang menyoroti
hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dalam survai informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuisioner. Umumnya, pengertian survai dibatasi pada pengertian survai sampel dimana informasi dikumpulkan dari
sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi Singaribum dan Effendy dalam Safari, 2010
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 3.2.1. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini, dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Variabel laten eksogen semua variabel yang tidak ada penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak panah yang
menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran Sarwono, 2007. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah
motivasi, kemampuan kerja dan kompensasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Variabel laten endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah anak panah menuju kearah variabel tersebut Sarwono
2007. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Adapun definisi operasional variabel motivasi kerja,
kemampuan kerja, kompensasi dan kinerja adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Kerja X
1
Motivasi kerja merupakan dorongan atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
dengan memberikan sesuatu yang terbaik dari dirinya, baik waktu maupun tenaga demi tercapainya tujuan yang diinginkan radiq,
1998. Indikator motivasi esuai dengan Teori Dua Faktor
Kebutuhan Menurut Herzberg dalam Tampubalon, 2004, adalah sebagai berikut :
a. Pengukuran keberhasilan pekerjaan X
1.1
b. Tanggung jawab X
1.2
c. Hubungan interpersonal antara rekan kerja X
1.3
d. Kondisi kerja X
1.4
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Kemampuan Kerja X
2
Kemampuan kerja merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Robbins,
1998. Robins 1998 juga berpendapat bahwa kemampuan- kemampuan keseluruhan dari seorang individu pada hakekatnya
tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka indicator pada variabel kemampuan kerja adalah :
a. Pendidikan X
2.1
b. Prestasi X
2.2
c. Stamina X
2.3
3. Kompensasi Kerja X
3
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat
finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Indikator Kompensasi yang diberikan perusahaan terhadap karyawan yaitu:
a. Gaji X
3.1
b. Tunjangan X
3.2
4. Kinerja Pegawai Y
Kinerja pegawai merupakan tingkat keberhasilan seorang pegawai dari hasil atau output yang dihasilkan dari fungsi atau
kegiatan dalam waktu atau periode tertentu.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Sesuai dengan pendapat Gomes 2000, maka indikator yang digunakan untuk variabel kinerja pegawai adalah :
a. Kemampuan menyelesaikan tugas Y
1
b. Penguasaan tugas Y
2
c. Tanggung jawab Y
3
d. Kreatif Y
4
e. Kerja sama dengan orang lain Y
5
3.2.3. Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval, sedangkan teknik pengukuran variabelnya
menggunakan semantic differential scale yang mana terdapat dua kutub yang berlawanan dengan 7 tujuh tingkatan yang ditempatkan
sebagai berikut : Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat setuju
Jawaban dengan nilai antara 1 sampai 2, berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan pada setiap
variabel. Nilai 3 merupakan nilai tengah antara setuju dengan tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan pada setiap variabel.
Jawaban antara 4 sampai 5 berati cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan pada setiap variabel. Selanjutnya
kuesioner akan disusun berdasarkan urutan variabel masing-masing, dan jawaban yang tepat menurut responden dipilih dengan
melingkari atau member tanda silang pada pilihan yang tersedia.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pertanyaan pada kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan dari variabel tersebut. Setiap variabel yang diteliti
diwakili oleh beberapa pertanyaan.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Menurut Umar Syarif populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai
karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada lingkup Dinas Kehutanan Popinsi Jawa Timur di Surabaya, dimana jumlah
pegawai adalah sebanyak 259 orang.
3.3.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah
simpel random sampling, dimana peneliti memberi batasan pada relevan dengan memperhatikan target dan karakteristik populasi
yang telah ditentukan, sehingga anggota sampel yang ada sudah dianggap dapat mewakili karakteristik yang telah diukur.
Jumlah sampel didasarkan oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel yaitu 5 - 10 kali parameternya yang diestimasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Augusty,2002:48. Pada penelitian ini 14 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasikan yaitu antara 100-200.
Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebesar 109 responden, hal ini dilakukan agar dapat
memenuhi persyaratan jumlah minimum sampel yang dikehendaki oleh alat analisis yang ditetapkan, yaitu :
Tabel 3.1 : Jumlah Sampel No
Jabatan Jumlah
1 Sekretaris
1 2
Kepala Bidang 4
3 Kepala Seksi
15 4
Staf 89
Jumlah 109 orang
3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data
Dalam mengadakan penelitian ini diperlukan teknik atau cara agar penelitian ini dapat berhasil dengan baik sehingga penelitian ini
tersusun dengan baik dan teratur. Pada dasarnya jenis data ada 2 macam yaitu :
1. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perorangan seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti Umar, 2007;42.
2. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pihak lain. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut Umar, 2007: 42.
3.4.2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini bersumber dari hasil pengisian kuesioner kuisioner kepada responden yaitu pegawai lingkup Dinas
Kehutanan Propinsi Jawa Timur di Surabaya yang berjumlah 109 orang.
3.4.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode
pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok Nazir, 2005;175-203 :
1. Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan observasi baru tergolong sebagai teknik
mengumpulan data jika pengamatan digunakan untuk penelitian dan direncanakan secara sistematik, pengamatan harus berkaitan
dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan, dan pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Pengumpulan data dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan cara yang dinamakan interview guide panduan wawancara.
3. Pengumpulan data melalui daftar pertanyaan Alat ini auntuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan,
yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan –pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau
daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan model persamaan struktur Structural Equation ModelingSEM.
Pengujian dengan teknik ini dipilih dengan pertimbangan bahwa : 1. SEM memiliki kemampuan menggabungkan model pengukuran
Measurement model dengan model struktur structural model secara simultan dan efisien bila dibandingkan dengan teknik-
teknik multivariate lainnya Hair et al, 1998 2. Model pengukuran ditujukan untuk dapat mengkonfirmasikan
dimensi-dimensi yang dikembangkan pada sebuah faktor, sedangkan model struktural berkenaan dengan model hubungan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor
Ferdinand, 2002 3. Adanya variabel intervening
3.5.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner tersebut Ghozali, 2001;135. Valid atau tidaknya alat ukur
tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor total variabel Ghozali, 2001;135.
Menurut Azwar 2003;157-158, tidak ada batasan universal yang menunjuk kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar
suatu tes dikatakan valid. Suatu hal yang harus disadari, bahwa dalam estimasi validitas pada umumnya tidak dapat dituntut suatu
koefisien yang tinggi sekali sebagaimana halnya dalam interpretasi koefisien reliabilitas. Koefisien validitas yang tidak begitu tinggi
katakanlah berada sekitar angka 0,50 akan lebih dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien realibilitas dengan angka
yang sama. Namun apabila koefisien validitas itu kurang daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini
ditetapkan sebagai konvensi yang didasarkan apad asumsi distribusi skor dari kelompok subyek yang berjumlah besar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.5.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu Ghozali, 2001;132. Kriteria pengujian sebagai berikut :
- Jika nilai alpha 0,60 berarti pernyataan reliabel - Jika nilai alpha
≤ 0,60 berarti pernyataan tidak reliabel
3.5.2. Asumsi-asumsi Structural Equation Modeling 3.5.2.1. Uji Multivariate Outliers
Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada
tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila dikombinasikan. Multivariate outliers diuji menggunakan uji
Mahalanobis Distance pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis Distance itu dievaluasi dengan menggunakan
χ
2
pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian itu. Hair,
1995 dalam Ferdinand, 2002;102-103
Mahalanobis Distance yang lebih besar dari χ
2
jumlah variabel ; 0,001 maka sampel data dapat dikategorikan sebagai multivariate
outlier. Hair, 1995 dalam Ferdinand, 2002;106.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.5.2.2. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
adalah multivariate. Pemeriksaan dilakukan dengan meliohat nilai z- score pada setiap indikator, asumsi normalitas diterima jika -2,58
≤ z- score
≤ 2,58 sedangkan asumsi normalitas yang ditolak jika nilai z- score berada diluar interval tersebut. Ferdinand, 2002.
3.5.2.3. Multicoliniearity atau Singularity
Mutikoliniearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil
mengindikasikan adanya problem multikolinearitas atau singularitas. Ferdinand, 2002 : 109
3.5.3. Uji Kecocokan
Tahap estimasi diatas menghasilkan solusi yang berisi nilai akhir dari parameter-parameter yang diestimasi. Dalam tahap ini, kita
akan memeriksa tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran, dan signifikansi
koefisien-koefisien dari model struktural. Menurut Hair et al, 1998 dalam Wijanto, 2008;49 evaluasi terhadap tingkat kecocokan data
dengan model dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3.5.3.1. Kecocokan Keseluruhan Model Overall Model Fit
Tahap pertama dari uji kecocokan ini ditujukan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau Goodness of Fit
GOF antara data dengan model a. Chi-Square
χ
2
statistic. Model yang diuji dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai
chi-square mengindikasikan semakin baik model yang
dikembangkan. b. The root mean square error of approximation RMSEA. RSMEA
adalah indeks yang digunakan untuk mengkompensasi Chi- Square statistic dalam sampel yang besar Baumgartner dan
Homburg 1996 dalam Ferdinand, 2002. Nilai RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model
diestimasi dalampopulasi Hair et al, 1998 dalam Wijanto, 2008;54. Nilai RMSEA
≤ 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model.
c. Goodness-of-Fit Index GFI. Kriteria nilai GFI antara 0 poor fit sampai dengan better fit. Nilai yang tinggi yaitu
≥ 0,90 dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.
d. Adjusted Goodness-of-fit Index AGFI. AGFI adalah perluasan dari GFI dimana nilai disesuaikan dengan rasio derajat kebebasan
degree of freedom. AGFI yang diterima jika nilainya lebih besar data sama dengan 0,90 Wijanto, 2008;56.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
e. The Minimum Sample Discrepancy Function dibagi dengan Degree of Freedom CMINDF, indeks ini disebut juga dengan of
freedom – nya. Nilai χ
2
yang baik adalah kurang dari 2,0 f. Tucker Lewis Index TLI, merupakan incremental index yang
membandingkan sebuah model yang diuji dengan baseline model. Nilai yang direkomendasikan adalah
≥ 0,95 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan very good fit.
g. Comparative Fit Index CFI, dengan besaran indeks antara 0 – 1. Semakin mendekati 1 menunjukkan tingkat fit yamg paling tinggi.
Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95.
Bentuk ringkasan dari kesesuaian model seperti yang telah dijelaskan diatas adalah seperti tabel 3.2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 3.2 : Goodness-of-fit Indices
Goodness of Fit Index
Keterangan Cut-Off Value
X
2
- Chi-square Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama dengan cova-
riance sample [apakah model sesuai dengan data]
Diharapkan kecil, 1 s.d 5 atau paling baik diantara 1
dan 2
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan
matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi
Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥
0,05. RMSEA
Mengkompensasi kelemahan Chi- Square pada sample besar
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang
varians dalam matriks sample yang dijelaskan oleh matriks covariance
populasi yang diestimasi [analog dengan R
2
dalam regresi berganda] ≥
0,90
AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF
≥ 0,90
CMINDDF Kesesuaian antara data dan model
≤ 2,00
TLI Pembandingan antara model yang
diuji terhadap baseline model ≥
0,95 CFI
Uji kelayakan model yang tidak sensitive terhadap besarnya sample
dan kerumitan model ≥
0,94
Sumber : Wijanto, 2008
3.5.3.2. Kecocokan model pengukuran measurement model fit
Setelah kecocokan model dan data secara keseluruhan adalah baik, langkah berikutnya adalah evaluasi atau uji kecocokan model
pengukuran. Evaluasi terhadap setiap konstruk atau model
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pengukuran hubungan antara sebuah variabel laten dengan beberapa indikator secara terpisah melalui :
a. Evaluasi terhadap validitas validity dari model pengukuran
Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang harus diukur, meskipun validitas tidak akan
pernah dapat dibuktikan, tetapi dukungan kearah pembuktian tersebut dapat dikembangkan.
Menururt Ridgon dan Ferguson 1991 dalam Wijanto, 2008: 64-66 suatu variabel dikatakan mempunyai validitas yang baik
terhadap konstruk atau variabel laten lainnya, jika : 1.
Nilai t muatan faktor loading factors lebih besar dari nilai kritis atau
≥ 1,96 atau untuk praktisnya ≥ 2 2.
Muatan faktor standarnya standardized loading factors ≥ 0,70
atau
≥ 0,05 menurut Igbaria et,al 1997 dalam Wijanto 2008 b. Evaluasi terhadap reliabilitas reliability dari model
pengukuran
Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat
sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk laten yang umum, dengan kata lain bagaimana
hal-hal yang spesifik saling membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena yang umum
Construct – reliability = ∑ std loading
2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
∑ Std loading
2
+ εj
Keterangan : 1 Standar loading diperoleh dari standardized loading untuk
tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.
2 ∑e
j
adalah measurement error dari tiap indikator, yang diperoleh dari 1 – reliabilitas indikator.
Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,7 walaupun angka itu bukanlah sebuah ukuran yang “mati” artinya apabila
penelitian yang dilakukan bersifat eksploratori maka nilai dibawah 0,7 pun masih dapat diterima sepanjang disertai dengan alasan-
alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Variance extracted adalah ukuran yang menunjukkan varians
dari indikator-indikator yang diekstrksi oleh konstruk laten yang dikembangkan, nilai variance extracted yang tinggi menunjukkan
bahwa indikator-indikator itu telah mewakili secara baik konstruk laten yang dikembangkan. Nilai variance extracted
ini direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0,50. Variance
extracted dapat diperoleh melalui rumus ini yaitu : Variance – extracted =
∑ std loading
2
∑ Std loading
2
+ εj
Keterangan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1 Standar loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan
komputer 2 E
j
adalah measurement error dari tiap indikator Ferdinand, 2002: 55-58
3.5.3.3. Kecocokan model struktural Structural Model Fit
Evaluasi atau analisis terhadap model struktural mencakup pemeriksaan terhadap signifikansi koefisien-koefisien yang
diestimasi. Metode SEM tidak saja menyediakan nilai koefisien- koefisien yang diestimasi tetapi juga nilai t-
hitung
c.r untuk setiap koefisien, dengan menspesifikasikan ti
ngkat signifikan lazimnya α = 10 maka setiap koefisien yang mewakili hubungan kausal yang
dihipotesakan dapat diuji signifikansinya secara statistik Wijanto, 2008;66-67.
3.6. Uji Hipotesis