Gambar 2.5 : Kinerja
2.2.5.2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Faktor – faktor yang mempengaruhi adalah factor kemampuan ability dan factor motivasi motivation berdasarkan pendapat Keith
Cavis 1964 merumuskan bahwa : Human Performance
= Ability + Motivation Motivation
= Attitude + Situation Ability
= Knowledge + Skill
2.2.5.3. Penilaian Kinerja
Perusahaan perlu mengetahui kinerja karyawan agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan apabila terjadi penurunan
kinerja, ada beberapa definisi yang diberikan untuk menerangkan penilaian kinerja antara lain oleh Henderson 1982 yang
menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrument tertulis, yang
memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan kebiasaan tempat kerja.
I nput : unsur
-
SDA SDM
-
Teknologi
-
Hak Pemilik Output :
indikator
-
Produktivitas
-
Efisiensi
-
Kepuasan dan Aman
Proses : unsur
-
Administrasi
-
Manajemen
-
Organisasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Gibson 1998 mendifinisikan penilaian kinerja sebagai evaluasi formal yang sistematis mengenai hasil karya dan potensinya untuk
pengembangan yang akan datang. Handoko 1958 bahwa penilaian kinerja adalah proses melalui organisasi – organisasi mengevaluasi
atau menilai prestasi kerja karyawan .
2.2.5.4. Penilaian Kinerja
Penilaian yang baik harus dapat menggambarkan yang akurat tentang yang diukur, artinya penilaian tersebut benar – benar menilai
kinerja karyawan, agar penilaian mencapai tujuan ini maka ada 2 hal yang perlu diperhatikan, penjelasan tentang kedua hal tersebut
adalah : 1. Penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan job
related, artinya system penilaian itu benar-benar menilai perilaku atau kerja yang mendukung kegiatan organisasi dimana karyawan
itu bekerja 2. Adanya Standar pelaksanaan kerja performance standart,
standart pelaksanaan adalah ukuran yang dipakai untuk menilai inerja tersebut. Agar penilaian itu efektif maka standar penilaian
hendaknya berhubungan dengan hasil-hasil yang diingikan setiap pekerjaan. Alat ukur yang baik harus memenuhi sekurang-
kurangnya dua kriteria yakni reliabilitas dan validitas. Alat yang validitasnya tinggi apabila alat itu mengukur apa yang harus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
diukur, sedangkan alat yang reliabilitasnya tinggi apabila alat ukur itu mempunyai hasil yang konsisten.
Melaksanakan pengukuran atau penilaian terhadap pelaksanaan kinerja dibutuhkan suatu penilaian yang memenuhi
syarat-syarat tertentu : 1. Relevance hubungan, artinya bahwa sesuatu sIstem penilaian
digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan yang ada hubungan antara hal pekerjaan dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. 2. Acceptability dapat diterima, artinya hasil dari system penilaian
tersebut dapat diterima dari kesuksesan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi.
3. Relaibility dapat dipercaya artinya hasil dari system penilaian tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas system penilaian
dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : waktu dan frekwensi penilaian.
4. Sensitifity kepekaan, berarti sistem penilaian tersebut cukup peka menunjukan kegiatan yang berhasil atau gagal dilakukan
oleh seseorang karyawan, hal ini sangat penting karena jangan sampai terjadi suatu sIstem tidak memiliki kemampuan
membedakan karyawan yang berhasil dan karyawan yang tidak berhasil
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
5. Practicality dapat dipraktekkan, berarti system penilaian dapat mendukung secara langsung tujuan organisasi perusahaan melaui
peningkatan produktivitas para karyawan.
2.2.5.5. Kegunaan Penilaian Kinerja