17
E. Antibiotika
1. Pengertian dan mekanisme kerja antibiotika
Antibiotika anti = lawan, bios = hidup adalah zat-zat kimia atau senyawa yang dihasilkan oleh fungi atau bakteri yang dapat digunakan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri Nugroho, 2012; Tjay dan Raharja, 2007. Mekanisme kerja antibiotika antara lain dengan merusak
permeabilitas membran sel bakteri imidazol dan polimksin, menghambat sintesis protein sehingga menyebabkan bakteri mati makrolida, tetrasiklin,
kloramfenikol, aminoglikosida dan linkomisin, bekerja pada dinding sel bakteri sefalosporin dan penisillin Tjay dan Raharja, 2007.
2. Penggolongan antibiotika
Berdasarkan Permenkes RI No. 949MenkesPerVI2000, antibiotika termasuk dalam daftar obat G gevaarlijk atau obat-obat berbahaya. Adapun
penandaan obat keras daftar G adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi Menkes
RI, 2000. Terdapat beberapa jenis antibiotika yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu antibiotika yang masuk dalam daftar obat wajib apotek OWA.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 924MenkesPerX1993 tentang obat wajib apotek, terdapat beberapa jenis antibiotika yang termasuk
dalam daftar OWA sehingga dapat diperoleh tanpa resep dokter. OWA adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa
resep dokter Menkes RI, 1993.
18
3. Pengertian dan penyebab resistensi
Resistensi antibiotika didefinisikan sebagai tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotika secara sistemik dengan
dosis normal yang seharusnya atau dalam kadar hambat minimalnya Utami, 2012.
Terdapat beberapa faktor yang mempermudah berkembangnya resistensi kuman terhadap antibiotika yaitu penggunaan antibiotika yang sering,
penggunaan antibiotika yang irrasional misalnya dalam pemilihan antibiotika, dosis obat, durasi dan waktu penggunaan antibiotika, penggunaan antibiotika
baru yang berlebihan dan penggunaan antibiotika dalam jangka waktu yang lama Pulungan, 2010. Hal ini menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif,
peningkatan morbiditas maupun mortalitas pasien dan peningkatan biaya kesehatan.
4. Pencegahan resistensi