Seminar dan penyebaran kuesioner Analisis hasil

30 menggunakan uji statistik Cronbach Alpha pada program R dan kemudian didapatkan bahwa setiap aspek yang diukur menghasilkan nilai α 0,6. Setelah didapatkan nilai α 0,6 maka kuesioner yang telah diuji tersebut dapat siap digunakan untuk penelitian. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 9-11.

4. Seminar dan penyebaran kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti ke lokasi penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh responden. Penyebaran kuesioner dilakukan sebelum dan setelah seminar. Tujuan seminar ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terkait antibiotika. Kemudian 1 dan 2 bulan setelah seminar peneliti akan kembali mendatangi sekolah responden untuk memberikan kuesioner kembali. Hal ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan responden apakah masih bertahan, meningkat atau sudah mulai menurun.

5. Analisis hasil

a. Editing. Editing yaitu melakukan penyuntingan data meliputi pemeriksaan kelengkapan jawaban dari kuesioner hasil penelitian dan pemilihan kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang tidak termasuk dalam ketentuan akan dikeluarkan. b. Scoring. Setelah responden menjawab pernyataan-pernyataan yang telah diberikan oleh peneliti, maka peneliti melakukan skoring. Cara skoring untuk aspek pengetahuan atau pernyataan nomor 1-20 31 adalah dengan memberikan nilai 1 pada pernyataan yang dijawab dengan benar oleh responden dan memberikan nilai 0 pada pernyataan yang dijawab salah. Setelah dilakukan scoring lalu masing-masing responden dihitung jumlah skornya, kemudian dihitung persentase skor masing-masing responden dan dikategorikan jika skor 76-100 masuk kategori baik, jika skor 56- 75 masuk kategori cukup dan jika skor 55 masuk kategori kurang. Pada pernyataan aspek sikap dan tindakan digunakan skala Likert yang dimodifikasi dengan menghilangkan pilihan jawaban di bagian tengah yaitu ragu-ragu. Penilaian dibagi menjadi dua yaitu untuk jawaban pernyataannya positif favorable dan jawaban pernyataannya negatif unfavorable. Adapun ketentuan pemberian skor untuk aspek sikap dan tindakan disajikan dalam Tabel II: Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Skor Pernyataan Favorable Skor Pernyataan Unfavorable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Setelah dilakukan scoring pada aspek sikap dan tindakan lalu masing-masing responden dihitung jumlah skornya, kemudian dihitung persentase skor masing-masing responden dan dikategorikan jika skor 76-100 masuk dalam kategori baik, jika 32 skor 56-75 masuk dalam kategori cukup dan jika skor 55 masuk dalam kategori kurang. Setelah memasukkan persentase skor responden ke dalam masing-masing kategori kemudian dihitung jumlah total responden yang masuk ke dalam kategori tersebut. c. Uji normalitas. Uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah didapat pada saat penelitian ini normal atau tidak, serta untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi sebaran yang normal. Pengujian normalitas pada data ini dengan menggunakan Saphiro Wilk dengan bantuan komputer cit Dahlan, 2009. Pada penelitian ini digunakan teknik Saphiro Wilk karena jumlah sampel yang akan diteliti ≤ 50. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang diukur menggunakan Shapiro Wilk pada program R, menghasilkan data baik yang terdistribusi normal dan yang terdistribusi tidak normal. Data hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel III: 33 Tabel III. Hasil Uji Normalitas Data pada Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Aspek p-value Keterangan Uji Hipotesis Utama Pengetahuan Pretest 0,51 Normal Posttest-I 0,00 Tidak normal Sikap Pretest 0,15 Normal Posttest-I 0,38 Normal Tindakan Pretest 0,09 Normal Posttest-I 0,04 Tidak normal Uji Hipotesis Penunjang Pengetahuan Selisih Posttest-I - Pretest 0,26 Normal Selisih Posttest-II – Pretest 0,18 Normal Selisih Posttest-III - Pretest 0,02 Tidak normal Sikap Selisih Posttest-I - Pretest 0,26 Normal Selisih Posttest-II – Pretest 0,25 Normal Selisih Posttest-III - Pretest 0,36 Normal Tindakan Selisih Posttest-I - Pretest 0,02 Tidak normal Selisih Posttest-II – Pretest 0,43 Normal Selisih Posttest-III - Pretest 0,28 Normal d. Uji hipotesis. Setelah uji normalitas maka akan dilanjutkan dengan uji hipotesis. Hipotesis pada peneliian ini dijelaskan sebagai berikut: 1 Hipotesis Utama a. Pengetahuan H = µ 1 ≥ µ 2 H 1 = µ 1 µ 2 b. Sikap H = µ 1 ≥ µ 2 H 1 = µ 1 µ 2 c. Tindakan H = µ 1 ≥ µ 2 H 1 = µ 1 µ 2 Keterangan : µ 1 = nilai pretest µ 2 = nilai posttest-I 34 2 Hipotesis Penunjang a. Pengetahuan H = µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 b. Sikap H = µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 c. Tindakan H = µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 Keterangan : µ 1 = selisih nilai posttest-I dengan pretest µ 2 = selisih nilai posttest-II dengan pretest µ 3 = selisih nilai posttest-III dengan pretest Uji hipotesis utama dilakukan dengan membandingkan presentase skor masing-masing responden pada pretest dengan posttest-I kemudian data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, jika p 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Setelah hasil dari uji hipotesis utama dinyatakan ada perbedaan peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis penunjang. Uji hipotesis penunjang dilakukan dengan membandingkan selisih presentase skor masing-masing responden pada posttest I - pretest, posttest II - pretest, dan posttest III - pretest, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji Friedman, jika p 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Pada uji hipotesis penunjang akan dihasilkan bahwa ada atau tidak ada perbedaan pada masing- masing aspek, setelah hasil dari uji hipotesis penunjang dinyatakan ada perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey’s untuk melihat dimana letak perbedaannya. Hasil dari uji hipotesis akan dibahas lebih lengkap pada Bab IV. 35

H. Kelemahan Penelitian

Dokumen yang terkait

SKRIPSIKEBUTUHAN SISWI SMA STELLA DUCE 1 KEBUTUHAN SISWI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA MEMBACA MEDIA MASSA CETAK TENTANG KOREAN POP (Studi Deskriptif Kuantitatif Kebutuhan Membaca Media Massa Cetak tentang Korean Pop pada Siswi SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

0 2 16

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia lanjut pada kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelurahan Terban, Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 113

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswi SMK di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus melalui metode CBIA.

0 0 127

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122

MINAT SISWI TERHADAP PEMBELAJARAN ANSAMBEL STRING DI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.

0 0 78