43
1. Aspek pengetahuan
a. Mean nilai responden. Pada saat awal atau pretest mean nilai
responden adalah 13,47. Sesaat setelah diberikan intervensi berupa seminar posttest-I mean nilai responden mengalami peningkatan
dari 13,47 saat pretest menjadi 16,1 pada posttest-I. Peningkatan ini dimungkinkan
terjadi karena
responden memahami
dan memperhatikan dengan baik edukasi antibiotika yang diberikan
sehingga responden dapat lebih paham. Sebulan setelah seminar posttest-II mean nilai responden masih mengalami peningkatan
dari 13,47 saat pretest menjadi 15,21 pada posttest-I, tetapi jika dibandingkan dengan posttest-I mean nilai responden mengalami
penurunan yaitu dari 16,1 pada posttest-I menjadi 15,21 pada posttest-II.
Penurunan ini dimungkinkan terjadi karena responden sudah mulai lupa dengan materi edukasi yang diberikan oleh
narasumber. Selain itu pada penyebaran kuesioner posttest-II responden sedang dalam suasana remidi ujian akhir sekolah
sehingga responden
tidak sepenuhnya
konsentrasi dalam
mengerjakan kuesioner karena waktu pengerjaan kuesioner hanya 10-15 menit sehingga responden terburu-buru dalam mengerjakan
kuesioner. Dua bulan setelah seminar posttest-III mean nilai responden masih mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
pretest yaitu 15,13, tetapi jika mean nilai pada posttest-III
dibandingkan dengan posttest-I dan posttest-II mengalami
44
penurunan mean nilai. Penurunan ini dimungkinkan terjadi karena responden sudah mulai lupa dengan materi edukasi yang diberikan
oleh narasumber dikarenkan banyaknya informasi lain yang diterima responden sewaktu mengikuti pendidikan formal SMA
karena menurut Wawan dan Dewi, 2010 adanya informasi dan pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Data
distribusi mean nilai responden disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Distribusi Mean Nilai Responden Aspek Pengetahuan
Pada Pretest, Posttest-I, Posttest-II dan Posttest-III b.
Uji hipotesis. Pada uji hipotesis utama aspek pengetahuan didapatkan bahwa hasil uji normalitas menghasilkan data yang
tidak terdistribusi normal sehingga pada uji hipotesis utama ini dilanjutkan dengan uji Wilcoxon. Hasil dari uji Wilcoxon pada
aspek pengetahuan dihasilkan nilai p 0,05 maka H ditolak H
1
diterima yang artinya bahwa setelah diuji secara statistika dengan taraf kepercayaan 95 maka terjadi peningkatan pengetahuan
secara signifikan sesaat setelah diberi edukasi seminar posttest-I 13.47
16.1 15.21
15.13
12 12.5
13 13.5
14 14.5
15 15.5
16 16.5
Pretest Posttest-I
Posttest-II Posttest-III
Me an
Nilai
Pengukuran
45
jika dibandingkan dengan pretest. Setelah didapatkan hasil uji hipotesis utama bahwa terjadi peningkatan yang signifikan maka
dilanjutkan dengan uji hipotesis penunjang. Uji hipotesis penunjang dilakukan dengan membandingkan selisih posttest-I dengan pretest,
posttest-II dengan pretest dan selisih posttest-III dengan pretest.
Hasil uji normalitas pada masing-masing selisih tersebut menghasilkan data yang tidak terdistribusi normal sehingga pada
uji hipotesis penunjang menggunakan uji Friedman. Hasil dari uji Friedman
pada aspek pengetahuan dihasilkan nilai p 0,05 yang artinya H
ditolak H
1
diterima. Untuk mengetahui letak perbedaannya maka dilanjutkan dengan analisis Post Hoc
Tukey’s. Hasil analisis pada
post hoc tukey’s pada masing-masing selisih aspek pengetahuan dihasilkan nilai p 0,05. Berdasarkan hasil dari
post hoc tu key’s maka peneliti tertarik untuk menguji hasil post hoc
tukey’s pada selisih posttest-I dengan pretest dan selisih posttest-II dengan pretest menggunakan Wilcoxon karena hasil uji dari post
hoc tukey’s pada selisih tersebut menghasilkan nilai yang mendekati nilai signifikansi 0,05 yaitu 0,057. Hasil analisis
perbandingan Wilcoxon antara selisih posttest.I-pretest dengan posttest.II-pretest
dihasilkan nilai p 0,05 yang artinya bahwa selisih keduanya berbeda bermakna secara statistik. Berdasarkan
hasil uji yang telah dilakukan maka peneliti menarik kesimpulan bahwa hasil analisis uji aspek pengetahuan dengan taraf
46
kepercayaan 95 pada selisih posttest.I-pretest dengan posttest.II- pretest
berbeda bermakna dan selisih posttest.I-pretest dengan posttest.III-pretest
serta pada selisih posttest.II-pretest dengan posttest.III-pretest
tidak berbeda bermakna secara statistik. 2.
Aspek sikap
a. Mean nilai responden. Pada saat pretest mean nilai responden
adalah 28,5. Sesaat setelah seminar posttest-I mean nilai responden mengalami peningkatan dari 28,5 pada pretest menjadi
30,34 pada posttest-I. Sebulan setelah seminar posttest-II peningkatan mean nilai responden juga masih terjadi jika
dibandingkan pada saat pretest maupun posttest-I. Peningkatan ini dimungkinkan terjadi karena responden masih paham dengan
materi edukasi yang diberikan narasumber atau bahkan masih ingat dengan aitem pernyataan dalam kuesioner karena kuesioner pretest
dan posttest pada penelitian ini sama. Selain itu juga aktifnya responden pada saat sesi diskusi dengan narasumber juga
mempengaruhi sikap responden. Peningkatan jumlah responden ini juga didukung oleh Azwar, 2011 dimana interaksi yang terjadi
antara narasumber dan responden sewaktu edukasi seminar berlangsung dapat mempengaruhi sikap responden, hal ini
ditunjukkan dengan masih meningkatnya sikap responden pada posttest-II.
Dua bulan setelah seminar posttest-III terjadi penurunan mean nilai responden jika dibandingkan dengan
47
posttest-I dan posttest-II yaitu menjadi 30,31. Penurunan ini
dimungkinkan terjadi karena seiring berjalannya waktu responden sudah mulai lupa dengan materi edukasi yang diberikan atau
responden sudah mulai bosan menjawab pernyataan dalam kuesioner karena pernyataan yang ditanyakan selalu sama sehingga
responden tidak sepenuhnya konsentrasi dalam mengerjakan kuesioner yang diberikan. Data distribusi mean nilai responden
disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Distribusi Mean Nilai Responden Aspek Sikap
Pada Pretest, Posttest-I, Posttest-II dan Posttest-III b.
Uji hipotesis. Pada penelitian ini uji hipotesis utama pada aspek sikap menggunakan uji Wilcoxon. Hasil dari Wilcoxon pada aspek
sikap dihasilkan nilai p 0,05 maka H ditolak H
1
diterima yang artinya bahwa setelah diuji secara statistika dengan taraf
kepercayaan 95 maka terjadi peningkatan sikap secara signifikan sesaat setelah diberi edukasi seminar posttest-I jika dibandingkan
dengan pretest. Setelah didapatkan hasil uji hipotesis utama bahwa terjadi peningkatan yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji
28.5 30.34
30.68 30.31
27 27.5
28 28.5
29 29.5
30 30.5
31
Pretest Posttest-I
Posttest-II Posttest-III
M ean
Nilai
Pengukuran
48
hipotesis penunjang. Uji hipotesis penunjang dilakukan dengan membandingkan selisih posttest-I dengan pretest, posttest-II
dengan pretest dan selisih posttest-III dengan pretest. Pada penelitian ini uji hipotesis penunjang menggunakan uji Friedman.
Hasil dari uji Friedman pada aspek sikap dihasilkan nilai p 0,05 maka H
diterima H
1
ditolak. Pada uji Friedman dengan taraf kepercayaan 95 pada selisih posttest-I dengan pretest, posttest-II
dengan pretest dan selisih posttest-III dengan pretest pada aspek sikap tidak berbeda bermakna secara statistik.
3. Aspek tindakan