Jenis dan Rancangan Penelitian Subyek Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian Kelemahan Penelitian

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu karena peneliti tidak melakukan randomisasi pada pemilihan subyek penelitian Seniati, 2008. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah pre-post intervention. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran berulang secara time series untuk melihat seberapa lama peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan dapat bertahan. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengukuran awal sebelum intervensi seminar diberikan pretest, sesaat setelah seminar diberikan postestt- I , satu bulan setelah seminar diberikan posttest-II dan dua bulan setelah seminar diberikan posttest-III.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah edukasi melalui seminar. b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah nilai pengetahuan, sikap dan tindakan responden mengenai antibiotika. c. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah informasi eksternal yang telah diperoleh responden melalui penyuluhan serta seminar mengenai antibiotika. 22 d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah informasi mengenai antibiotika yang telah diperoleh responden melalui penjelasan dokter, apoteker dan atau media massa televisi, radio, internet, surat kabar.

2. Definisi operasional

a. Pengetahuan merupakan pengetahuan responden mengenai penggunaan antibiotika yang akan diukur dengan menggunakan kuesioner dan dikategorikan baik jika skor responden antara 76-100, dikategorikan cukup jika skor responden antara 56-75 dan dikategorikan kurang jika skor responden 55 Nursalam, 2013. b. Sikap merupakan kecenderungan responden dalam pemilihan dan penggunaan antibiotika yang akan diukur dengan menggunakan kuesioner dan dikategorikan baik jika skor responden antara 76-100, dikategorikan cukup jika skor antara 56-75 dan dikategorikan kurang jika skor responden 55 Nursalam, 2013. c. Tindakan merupakan tindakan responden terkait dengan penggunaan antibiotika yang akan diukur dengan menggunakan kuesioner dan dikategorikan baik jika skor responden antara 76-100, dikategorikan cukup jika skor responden antara 56-75 dan dikategorikan kurang jika skor responden 55 Nursalam, 2013. d. Peningkatan pengetahuan adalah terjadi peningkatan nilai responden pada posttest jika dibandingkan dengan pretest. 23 e. Peningkatan sikap adalah terjadi peningkatan nilai responden pada posttest jika dibandingkan dengan pretest. f. Peningkatan tindakan adalah terjadi peningkatan nilai responden pada posttest jika dibandingkan dengan pretest. g. Pretest adalah pengambilan data yang dilakukan sebelum edukasi seminar. h. Posttest-I adalah pengambilan data yang dilakukan sesaat setelah edukasi seminar. i. Posttest-II adalah pengambilan data yang dilakukan sebulan setelah edukasi seminar. j. Posttest-III adalah pengambilan data yang dilakukan dua bulan setelah edukasi seminar.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berusia 14-17 tahun, bukan dari latar belakang pendidikan kesehatan, tidak mengikuti seminar atau pelatihan tentang antibiotika dalam waktu 2 tahun terakhir serta yang bersedia mengikuti kegiatan selama periode penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah responden yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

D. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. 24

E. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah informed consent dan lembar kuesioner yang merupakan pengembangan dari penelitian oleh Marvel, 2011. Informed Consent merupakan lembar kesediaan responden untuk mengikuti penelitian, sedangkan lembar kuesioner berisi dua jenis pernyataan yaitu:

1. Pertanyaan mengenai fakta

Pertanyaan ini berisi tentang data-data demografi responden, misalnya pertanyaan tentang nama responden, usia, nomor handphone dan alamat tempat tinggal.

2. Pernyataan-pernyataan informatif

Pernyataan ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden yang meliputi pengertian antibiotika, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh antibiotika, cara penggunaan antibiotika, bahaya penggunaan antibiotika yang tidak tepat, pengertian resistensi bakteri terhadap antibiotika dan sumber perolehan informasi responden mengenai antibiotika. Jumlah pernyataan-pernyataan informatif pada kuesioner ini ada 40 aitem pernyataan yang diformulasikan pada tahap awal penelitian. Adapun tanggapan yang diberikan merupakan jawaban berupa forced choice pada 25 aspek pengetahuan dan skala Likert pada aspek sikap dan tindakan. Aitem kuesioner yang diujikan sebagai berikut: a. Aspek pengetahuan. Pengetahuan terdiri dari 20 pernyataan terkait tingkat pengetahuan yang terbagi dalam 10 aitem favorable dan 10 aitem unfavorable. Pokok bahasan aitem-aitem ini meliputi definisi, cara penggunaan, cara memperoleh, tempat memperoleh, aturan penggunaan dan definisi serta bahaya resistensi antibiotika. b. Aspek sikap. Sikap terdiri dari 10 pernyataan yang terbagi dalam 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Pokok bahasan aitem- aitem ini meliputi gaya hidup, sumber perolehan informasi, tempat memperoleh dan upaya pencegahan resistensi antibiotika. c. Aspek tindakan. Tindakan terdiri dari 10 pernyataan yang terbagi 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Pokok bahasan aitem- aitem ini meliputi cara penggunaan, gaya hidup, penghindaran, efek samping obat. Aitem-aitem kuesioner ini secara terperinci dapat dilihat pada Tabel I: 26 Tabel I. Pernyataan Favorable dan Unfavorable Pokok Bahasan Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan Favorable Unfavorable Pengetahuan a. Pengertian 3 1,2 b. Cara penggunaan 5,6 4,11 c. Cara memperoleh 8,10 - d. Tempat memperoleh 13 12,14 e. Aturan penggunaan 15,16 9,17 f. Definisi serta bahaya resistensi 7,19 18,20 Jumlah Aitem 10 10 Sikap a. Gaya Hidup 1,2,3,4 b. Sumber perolehan informasi 6,7 c. Tempat memperoleh 9 10 d. Upaya pencegahan resistensi antibiotika 5,8 Jumlah Aitem 5 5 Tindakan a. Gaya hidup 7 1,2,6 b. Cara penggunaan 4,9 3 c. Efek samping obat 5 d. Penghindaran 8 10 Jumlah Aitem 5 5 Total Aitem 20 20

G. Tata Cara Penelitian

1. Studi pustaka

Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, yaitu membaca literatur- literatur atau dari website yang berhubungan dengan tingkat pengetahuhan, antibiotika, pembuatan kuesioner, metodologi penelitian, statistik dan perhitungan data yang diperlukan.

2. Analisis situasi

a. Penentuan lokasi penelitian. Penentuan lokasi penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan ke beberapa wilayah. Setelah itu memilih salah satu SMA dan mengurus perizinan. 27 b. Perizinan penelitian. Perizinan dilakukan setelah ditentukan lokasi penelitian. Ethical clearance pada penelitian ini didapatkan melalui perizinan dari Kepala SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dengan SK No.0050D.005SMA.SD.2II2015 serta dari responden menggunakan informed consent. c. Penentuan subyek penelitian sampling. Penentuan subyek penelitian dilakukan secara non-random yaitu quota sampling dikarenakan responden yang diikutkan dalam penelitian ini langsung dipilih oleh pihak sekolah dengan memilih salah satu kelas yang dijadikan subyek penelitian dimana terlebih dahulu menentukan jumlah responden minimal dalam penelitian. Pada penelitian ini didapatkan responden sebanyak 38 orang. Pada penelitian kuantitatif agar hasilnya dapat dianalisa dengan statistik maka jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu minimal 30 sampel Nursalam, 2008, maka jumlah sampel yang digunakan pada penelitian memenuhi syarat yang ditentukan.

3. Pembuatan kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini dikembangkan dari kuesioner yang pernah digunakan sebelumnya yang telah valid. Kuesioner yang digunakan telah diuji validitas menggunakan validitas konten dengan analisis melalui profesional judgement dan telah diuji reliabili tas dengan nilai α sebesar 0,759 lebih besar dari r-tabelnya yaitu 0,361 yang menunjukkan bahwa kuesioner dapat dinyatakan reliabel Marvel, 2011. Pengembangan kuesioner pada 28 penelitian ini dilakukan dengan menyusun pernyataan-pernyataan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan responden mengenai antibiotika, sikap serta tindakan responden dalam penggunaan antibiotika. a. Uji validitas instrumen. Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konten Content Validity. Validasi ini merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgment. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana aítem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. Validitas ini didasarkan pada penilaian ahli di bidang tersebut dengan cara menganalisis apakah aitem pernyataan dalam kuesioner sudah mencakup pokok-pokok bahasan yang telah dibuat Azwar, 2011. Setelah dilakukan uji validitas konten oleh professional judgment maka kemudian dihitung korelasi masing-masing aitem. Uji korelasi pada aspek pengetahuan menggunakan Point-Biserial dan pada aspek sikap dan tindakan menggunakan Pearson Product Moment . Sebagai pa tokan, semua aitem yang berkorelasi ≥ 0,2 dengan total skor layak dipertahankan Supratiknya, 2014, tetapi pada penelitian ini tidak dilakukan seleksi pada aitem yang berkorelasi 0,2 seharusnya dilakukan seleksi pada aitem yang 0,2 tersebut. Hasil uji korelasi terlampir pada Lampiran 5-7. 29 b. Uji pemahaman bahasa. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan mengujikan kuesioner yang dibuat kepada beberapa orang yang mirip subyek penelitian dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan yaitu siswi yang berusia diantara 14-17 tahun. Uji bahasa kuesioner ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pemahaman responden terhadap maksud atau tujuan pernyataan yang dibuat oleh peneliti. Pada penelitian ini uji pemahaman bahasa dilakukan pada 35 orang yang mirip dengan subyek penelitian dengan hasil bahwa setiap pernyataan yang diajukan dimengerti oleh responden atau dengan kata lain bahwa bahasa yang digunakan dalam kuesioner tersebut cukup sederhana dan dapat dipahami oleh responden. Hal ini dapat diketahui oleh peneliti karena semua responden mengisi jawaban mengerti terhadap bahasa dari pernyataan pada kuesioner yang diberikan. c. Uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi dari instrumen. Semakin tinggi koefisien reliabilitas berarti semakin reliabel instrumen tersebut. Reliabilitas instrumen dihitung menggunakan alat ukur uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel menunjukkan hasil yang reliabel dengan nilai koefisien Cronbach Alpha α 0,6 Budiman dan Riyanto, 2013. Pada penelitian ini, uji reliabilitas aspek pengetahuan, sikap dan tindakan dilakukan secara bersamaan. Setelah melakukan uji pemahaman bahasa kemudian diukur reliabilitasnya dengan 30 menggunakan uji statistik Cronbach Alpha pada program R dan kemudian didapatkan bahwa setiap aspek yang diukur menghasilkan nilai α 0,6. Setelah didapatkan nilai α 0,6 maka kuesioner yang telah diuji tersebut dapat siap digunakan untuk penelitian. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 9-11.

4. Seminar dan penyebaran kuesioner

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti ke lokasi penelitian. Pengisian kuesioner dilakukan sendiri oleh responden. Penyebaran kuesioner dilakukan sebelum dan setelah seminar. Tujuan seminar ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan responden terkait antibiotika. Kemudian 1 dan 2 bulan setelah seminar peneliti akan kembali mendatangi sekolah responden untuk memberikan kuesioner kembali. Hal ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan responden apakah masih bertahan, meningkat atau sudah mulai menurun.

5. Analisis hasil

a. Editing. Editing yaitu melakukan penyuntingan data meliputi pemeriksaan kelengkapan jawaban dari kuesioner hasil penelitian dan pemilihan kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang tidak termasuk dalam ketentuan akan dikeluarkan. b. Scoring. Setelah responden menjawab pernyataan-pernyataan yang telah diberikan oleh peneliti, maka peneliti melakukan skoring. Cara skoring untuk aspek pengetahuan atau pernyataan nomor 1-20 31 adalah dengan memberikan nilai 1 pada pernyataan yang dijawab dengan benar oleh responden dan memberikan nilai 0 pada pernyataan yang dijawab salah. Setelah dilakukan scoring lalu masing-masing responden dihitung jumlah skornya, kemudian dihitung persentase skor masing-masing responden dan dikategorikan jika skor 76-100 masuk kategori baik, jika skor 56- 75 masuk kategori cukup dan jika skor 55 masuk kategori kurang. Pada pernyataan aspek sikap dan tindakan digunakan skala Likert yang dimodifikasi dengan menghilangkan pilihan jawaban di bagian tengah yaitu ragu-ragu. Penilaian dibagi menjadi dua yaitu untuk jawaban pernyataannya positif favorable dan jawaban pernyataannya negatif unfavorable. Adapun ketentuan pemberian skor untuk aspek sikap dan tindakan disajikan dalam Tabel II: Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan Tindakan Skor Pernyataan Favorable Skor Pernyataan Unfavorable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Setelah dilakukan scoring pada aspek sikap dan tindakan lalu masing-masing responden dihitung jumlah skornya, kemudian dihitung persentase skor masing-masing responden dan dikategorikan jika skor 76-100 masuk dalam kategori baik, jika 32 skor 56-75 masuk dalam kategori cukup dan jika skor 55 masuk dalam kategori kurang. Setelah memasukkan persentase skor responden ke dalam masing-masing kategori kemudian dihitung jumlah total responden yang masuk ke dalam kategori tersebut. c. Uji normalitas. Uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah didapat pada saat penelitian ini normal atau tidak, serta untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi sebaran yang normal. Pengujian normalitas pada data ini dengan menggunakan Saphiro Wilk dengan bantuan komputer cit Dahlan, 2009. Pada penelitian ini digunakan teknik Saphiro Wilk karena jumlah sampel yang akan diteliti ≤ 50. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang diukur menggunakan Shapiro Wilk pada program R, menghasilkan data baik yang terdistribusi normal dan yang terdistribusi tidak normal. Data hasil uji normalitas disajikan dalam Tabel III: 33 Tabel III. Hasil Uji Normalitas Data pada Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Aspek p-value Keterangan Uji Hipotesis Utama Pengetahuan Pretest 0,51 Normal Posttest-I 0,00 Tidak normal Sikap Pretest 0,15 Normal Posttest-I 0,38 Normal Tindakan Pretest 0,09 Normal Posttest-I 0,04 Tidak normal Uji Hipotesis Penunjang Pengetahuan Selisih Posttest-I - Pretest 0,26 Normal Selisih Posttest-II – Pretest 0,18 Normal Selisih Posttest-III - Pretest 0,02 Tidak normal Sikap Selisih Posttest-I - Pretest 0,26 Normal Selisih Posttest-II – Pretest 0,25 Normal Selisih Posttest-III - Pretest 0,36 Normal Tindakan Selisih Posttest-I - Pretest 0,02 Tidak normal Selisih Posttest-II – Pretest 0,43 Normal Selisih Posttest-III - Pretest 0,28 Normal d. Uji hipotesis. Setelah uji normalitas maka akan dilanjutkan dengan uji hipotesis. Hipotesis pada peneliian ini dijelaskan sebagai berikut: 1 Hipotesis Utama a. Pengetahuan H = µ 1 ≥ µ 2 H 1 = µ 1 µ 2 b. Sikap H = µ 1 ≥ µ 2 H 1 = µ 1 µ 2 c. Tindakan H = µ 1 ≥ µ 2 H 1 = µ 1 µ 2 Keterangan : µ 1 = nilai pretest µ 2 = nilai posttest-I 34 2 Hipotesis Penunjang a. Pengetahuan H = µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 b. Sikap H = µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 c. Tindakan H = µ 1 = µ 2 = µ 3 H 1 = µ 1 ≠ µ 2 ≠ µ 3 Keterangan : µ 1 = selisih nilai posttest-I dengan pretest µ 2 = selisih nilai posttest-II dengan pretest µ 3 = selisih nilai posttest-III dengan pretest Uji hipotesis utama dilakukan dengan membandingkan presentase skor masing-masing responden pada pretest dengan posttest-I kemudian data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, jika p 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Setelah hasil dari uji hipotesis utama dinyatakan ada perbedaan peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis penunjang. Uji hipotesis penunjang dilakukan dengan membandingkan selisih presentase skor masing-masing responden pada posttest I - pretest, posttest II - pretest, dan posttest III - pretest, kemudian data dianalisis dengan menggunakan uji Friedman, jika p 0,05 maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Pada uji hipotesis penunjang akan dihasilkan bahwa ada atau tidak ada perbedaan pada masing- masing aspek, setelah hasil dari uji hipotesis penunjang dinyatakan ada perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey’s untuk melihat dimana letak perbedaannya. Hasil dari uji hipotesis akan dibahas lebih lengkap pada Bab IV. 35

H. Kelemahan Penelitian

Kelemahan pada penelitian ini adalah menggunakan teknik non random yaitu quota sampling. Teknik sampling yang digunakan menyebabkan hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan terhadap total populasi sampling, yaitu siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Untuk mendapatkan hasil yang sempurna sebaiknya digunakan teknik sampling acak, dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang sama untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan pada pretest dan posttest seharusnya digunakan kuesioner yang berbeda antara pretest dan posttest, berbeda disini adalah berbeda dalam pengacakan nomor pernyataan, karena jika kuesioner antara pretest dan posttest sama kemungkinan akan mendapatkan hasil yang bias atau jawaban responden kemungkinan hanya hafalan saja tidak bisa mencerminkan pengetahuan yang sebenarnya. Selain itu pada uji validitas tidak dilakukan seleksi pada aitem dengan nilai korelasi 0,2, seharusnya semua aitem yang berkorelasi 0,2 dilakukan seleksi aitem Supratiknya, 2014. 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian akan disajikan secara berurutan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu:

A. Karakteristik Demografi Responden

Karakteristik demografi responden yang akan dibahas meliputi jenis kelamin, usia dan tempat tinggal. Pada penelitian ini karakteristik demografi responden sama yaitu dengan latar belakang siswi SMA, namun domisili responden ada di kota Yogyakarta dan di luar kota Yogyakarta.

1. Jenis Kelamin

Lokasi pada penelitian ini adalah di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta merupakan sekolah khusus putri sehingga pada penelitian ini jenis kelamin subyek penelitian adalah perempuan.

2. Usia

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa usia responden terbanyak yang mengikuti penelitian ini adalah 15 tahun dengan 25 responden 66, diikuti dengan 16 tahun dengan 8 responden 21, 14 tahun dengan 4 responden 10 dan usia yang memiliki partisipasi paling sedikit adalah 17 tahun dengan 1 responden 3. Adapun pembagian usia responden disajikan dalam Gambar 1.

Dokumen yang terkait

SKRIPSIKEBUTUHAN SISWI SMA STELLA DUCE 1 KEBUTUHAN SISWI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA MEMBACA MEDIA MASSA CETAK TENTANG KOREAN POP (Studi Deskriptif Kuantitatif Kebutuhan Membaca Media Massa Cetak tentang Korean Pop pada Siswi SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

0 2 16

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia lanjut pada kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kelurahan Terban, Yogyakarta tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 113

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan siswi SMK di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman tentang diabetes melitus melalui metode CBIA.

0 0 127

Peningkatan pengetahuan sikap dan tindakan pria lansia tentang antibiotika dengan metode seminar di Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

0 1 147

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Dusun Krodan tentang antibiotika dengan metode seminar.

0 0 115

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122

MINAT SISWI TERHADAP PEMBELAJARAN ANSAMBEL STRING DI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.

0 0 78