2.2.7 Ciri-ciri Kalimat Efektif
Rahardi 2009:93 mengatakan bahwa kalimat yang efektif mempunyai beberapa prinsip. Prinsip yang harus dikuasai oleh seorang penulis adalah
konstruksi kalimat tersebut disusun dengan mempertimbangkan kesepadanan bentuk dan unsurnya. Jika suatu kalimat tidak sesuai dengan prinsip dan pedoman
yang berlaku, kalimat tersebut dinyatakan melanggar ketentuan prinsip efektivitas kalimat. Selain menggunakan kata yang baku, efektif, dan mudah dipahami,
kalimat efektif juga mempunyai prinsip-prinsip. Berikut ini adalah prinsip efektivitas kalimat menurut Rahardi 2009:129.
1 Kesepadanan struktur
Kesepadanan struktur merupakan keseimbangan antara gagasan dan pikiran yang ada di dalam kalimat Rahardi, 2009:129. Kesepadanan tersebut
mempunyai arti bahwa kalimat yang utuh terbentuk dari kuatnya ide atau gagasan yang dituangkan ke dalam kalimat tersebut. Pada prinsip kesepadaan
struktur ini ada tiga hal penting yang menjadi tolok ukur efektivitas kalimat. Tiga hal tersebut adalah penggunaan konjungsi, kejelasan subjek dan predikat,
serta tidak adanya subjek yang ganda. 2
Kehematan kata Kehematan kata mempunyai arti bahwa suatu kalimat yang seharusnya
bisa dibuat pendek mengapa harus ditulis bertele-tele dengan menggunakan kata-kata yang mubazir Rahardi, 2009:132. Prinsip kehematan kata sangat
penting ditekankan. Ada tiga hal yang menjadi prinsip kehematan kata, yaitu
penghilangan penggunaan
subjek, penghilangan
superordinat, dan
penghindaran kesinoniman. 3
Kecermatan Kecermatan adalah kehati-hatian dalam menyusun kalimat agar tidak
menimbulkan tafsir ganda Rahardi, 2009:133. Kecermatan kalimat menjadi hal penting di dalam sebuah kalimat. Kalimat yang tidak cermat
penyusunannya akan menimbulkan tafsir ganda atau bahkan tidak dapat dimengerti oleh pembaca. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa
penyimpangan kecermatan yaitu, penggunaan diksi, penulisan ejaan, penyimpangan kata baku, dan struktur penyusunan kalimat.
4 Kepaduan makna
Kepaduan makna merupakan bentuk kebahasaan yang padu dan tidak terpecah belah Rahardi, 2009:134. Maksud dari bahasa yang padu
adalah bahasa tersebut saling berkaitan dan mempunyai kekuatan pada makna kalimat. Sebuah kalimat yang tidak padu akan mempengaruhi
makna kalimat. Kalimat yang padu akan terlihat dari ide pokok atau gagasan yang disampaikan penulis, yaitu maknanya jelas.
5 Kelogisan makna
Kelogisan makna adalah kalimat yang logis dan bernalar Rahardi, 2009:135. Kalimat yang logis dan bernalar maksudnya adalah kalimat yang
disusun dapat dipahami secara logis. Sebagai contohnya, di sini di jual sup buntut, sup brenebon, dan kaki sapi. Kalimat tersebut salah karena tidak
memperhatikan prinsip kelogisan makna. Ketika contoh-contoh sup dituliskan
secara rinci, ada satu hal yang janggal yaitu kaki sapi, padahal sebelumnya dituliskan beberapa macam sup. Hal ini yang mengakibatkan kalimat tersebut
melanggar prinsip kelogisan makna. Penulisan kalimat yang benar seharusnya adalah di sini di jual sup buntut, sup brenebon, dan sup kaki sapi. Pembenaran
contoh tersebut termasuk kalimat yang logis.
Widjono 2007:160-164 menyatakan ciri-ciri kalimat efektif ada delapan macam, diantaranya adalah:
1 Keutuhan
Kalimat yang utuh ditandai adanya kesepadanan dan kesatuan struktur serta makna kalimat. Kalimat bila dilihat dari segi gramatikal mungkin benar,
tetapi maknanya bisa saja salah. Oleh karena itu, dibentuk kesepadanan dan kesatuan struktur makna kalimat agar menjadi kalimat yang utuh.
2 Kesejajaran
Kesejajaran merupakan bentuk kata yang digunakan secara konsisten, misalnya seperti kesatuan, kemakmuran, kedamaian, serta perdamaian.
Kesejajaran merupakan hal penting yang harus ada didalam prinsip kalimat efektif.
3 Kefokusan
Kalimat yang efektif mampu memfokuskan pesan yang dianggap penting agar kalimat tersebut dapat dipahami maksudnya. Kalimat yang tidak fokus,
artinya ide pokoknya kurang jelas maka makna dari kalimat tersebut akan sulit dipahami.
4 Kehematan
Kehematan suatu kalimat dapat terjadi apabila setiap unsur kalimat berfungsi dengan baik. Unsur yang tidak mengandung makna kalimat
mubazir harus dihilangkan. 5
Kecermatan dan kesantunan Kecermatan dalam suatu kalimat ditentukan oleh pemilihan kata. Pilihan
kata menjadi hal penting bukan karena istilah tersebut sering digunakan orang banyak, tetapi istilah tersebut mempunyai daya tarik sendiri. Sementara itu,
kesantunan kalimat dapat diartikan bahwa gagasan yang disampaikan dapat mengembangkan suasana yang baik, harmonis, dan akrab.
6 Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan memvariasikan struktur, diksi, dan gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan salah paham atau
salah komunikasi. 7
Ketepatan Diksi Kecermatan diksi merupakan hal penting bagi pembentukan suatu kalimat.
Oleh karena itu, penulis harus jeli dalam memilih kata yang akan dituangkan ke dalam kalimat yang efektif.
8 Ketepatan Ejaan
Kecermatan ejaan dalam suatu kalimat dapat mempengaruhi makna kalimat. Pemakaian ejaan yang salah dan tidak tepat, maka akan membuat
makna kalimat sulit dipahami.
Wijayanti 2011:42-44 menyatakan bahwa kalimat efektif harus mempunyai ciri-ciri adanya kesatuan gagasan, kesepadanan, kehematan,
kelogisan, kecermatan, serta kebervariasian. Ciri-ciri tersebut akan dibahas lebih rinci sebagai berikut.
1 Kesatuan gagasan
Kalimat yang efektif hanya mengandung satu gagasan atau satu pikiran pokok. Jika dalam kalimat tersebut mengandung beberapa gagasan, kalimat
tersebut bukan merupakan kalimat efektif. 2
Kesepadanan Kesepadanan merupakan keseimbangan pikiran atau gagasan dengan
struktur kalimat. Kalimat yang sepadan akan menghasilkan kalimat yang indah bila memenuhi kriteria seperti kalimat memiliki subjek dan predikat
yang jelas, kata depan tidak berada di depan subjek, konjungsi intrakalimat tidak dipakai dalam kalimat tunggal, serta subjek tidak ganda.
3 Keparalelan
Keparalelan atau kesejajaran merupakan kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat. Bentuk kalimat yang sejajar akan
memudahkan pembaca untuk memahami maksud kalimat tersebut. 4
Kehematan Kehematan didefinisikan bahwa kalimat yang tidak seharusnya digunakan,
lebih baik dihilangkan saja. Cara untuk menghemat kata tersebut adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk superordinat, todak
menggunakan kata bersinonim, serta tidak menjamakkan kata-kata.
5 Kelogisan
Logis memiliki arti bahwa kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat. Kalimat yang logis dan bernalar akan memudahkan pembaca
dalam memahami maknanya. 6
Kecermatan Kecermatan dalam kalimat efektif memiliki arti bahwa kalimat ditulis
secara cermat, tidak menimbulkan tafsir ganda, dan tepat dalam pemilihan diksi atau pilihan katanya.
7 Kebervariasian
Kalimat yang efektif menunjukkan bahwa penggunaan kalimat tersebut tidak monoton. Penulis yang mahir memvariasikan kalimat, maka kalimat
tersebut akan terasa lebih hidup. Selain itu, variasi dalam panjang pendeknya kalimat di awal kalimat juga menandakan keefektifan suatu kalimat.
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN