tulis maupun lisan, dalam memaparkan suatu fakta ataupun konsep. Bahasa ilmiah harus mempunyai sifat lugas dan jelas. Bahasa ilmiah menggunakan kalimat yang
baku, dan tidak boleh menggunakan kalimat ambigu dan fragmentaris.
Chaer 2011:3 mengemukakan bahwa ragam ilmiah digunakan untuk melaporkan hasil kegiatan ilmiah yang akan dilakukan dalam suatu penelitian
ilmiah. Laporan hasil penelitian ilmiah dalam buku ini disebut dengan karangan ilmiah. Karangan ilmiah ini banyak sekali macamnya, seperti makalah, skripsi,
tesis, maupun disertasi. Penulisan karya ilmiah disajikan menggunakan bahasa yang ilmiah, dengan ciri-ciri memiliki sifat yang lugas, mematuhi kaidah
gramatika, efektivitas kalimatnya terpenuhi, kalimatnya bebas dari ambiguiti, bebas dari makna kias dan figura bahasa, mematuhi persyaratan penalaran, serta
mematuhi kaidah ejaan yang terdapat dalam EYD.
2.2.4 Kalimat
Kalimat menurut Sabarti 1988:116 merupakan suatu gagasan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang yang dituangkan ke dalam bentuk kalimat.
Suatu kalimat yang baik harus memenuhi kaidah persyaratan gramatikal. Kaidah tersebut meliputi, unsur penting yang harus dimiliki sebuah kalimat, aturan
tentang Ejaan Yang Disempurnakan, serta cara memilih kata dalam kalimat
diksi.
Sementara itu, Rahayu 2007:78 menyatakan kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang sekurang-kurangnya memiliki
subjek S dan predikat P. Kalimat bagi seorang pembaca merupakan kesatuan
yang mengandung makna atau pikiran, sedangkan bagi seorang penulis, kalimat merupakan satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan
kata.
Rahardi 2009:76 menjabarkan bahwa kalimat dapat dipahami sebagai satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan suatu ide atau
gagasan. Tataran di atas kalimat masih terdapat satuan kebahasaan lain yang jauh lebih besar, sehingga kalimat dianggap sebagai satuan terkecil. Suatu kalimat
relatif berdiri sendiri, mempunyai intonasi akhir, dan terdiri atas klausa.
2.2.5 Unsur-unsur Kalimat
Unsur-unsur kalimat menurut Wijayanti 2011:34 dan Rahardi 2009:77 hampir mempunyai pendapat yang sama. Unsur sebuah kalimat meliputi subjek
dan predikat. Tanpa unsur-unsur tersebut kalimat tidak akan dapat terbentuk dengan baik. Unsur kalimat tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Subjek
Menurut Wijayanti 2011:34, subjek merupakan bagian kalimat yang menandai apa yang akan dinyatakan oleh penulis. Selain itu, subjek juga dapat
diidentifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan dengan menggunakan predikat sebagai tumpuan. Kata tanya yang dapat digunakan adalah apasiapa
yang ...?. Rahardi 2009:77 menyatakan bahwa subjek tidak selalu berada di depan predikat. Ada cara yang digunakan untuk mengidentifikasi subjek,
yaitu dengan menggunakan pertanyaan, siapa diikuti kata yang dan disertai predikat. Dari pengertian kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek
merupakan suatu bagian kalimat yang menandai apa yang akan dipikirkan oleh penulis, tetapi letak subjek tidak selalu berada di depan predikat. Selain
itu, untuk mengetahui subjek dapat dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yaitu siapa + yang + disertai predikat. Dengan demikian, subjek
dapat diketahui keberadaannya. b.
Predikat Rahardi 2009:80 menyatakan bahwa predikat merupakan unsur penting
yang ada di dalam sebuah kalimat, sedangkan Wijayanti 2011:34 menyatakan bahwa predikat merupakan bagian kalimat yang menandai apa
yang akan dinyatakan oleh penulis. Jadi, dari pedapat kedua ahli tersebut dapat dikatakan bahwa predikat merupakan unsur penting didalam sebuah kalimat
yang bertujuan untuk memperjelas kalimat ketika ada subjek di dalamnya. Sama halnya seperti subjek, ada beberapa cara untuk mengetahui predikat.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pertanyaan „bagaimana‟ atau „mengapa‟. Negasi adalah cara kedua untuk mengetahui
predikat. Jika predikat dalam suatu kalimat berupa kata kerja dapat dinegasikan dengan kata „tidak‟, sedangkan predikat yang merupakan kata
benda dapat dinegasikan menggunak an kata „bukan‟ Rahardi, 2009:81.
c. Pelengkap
Wijayanti 2011:35 berpendapat bahwa pelengkap dalam suatu kalimat mempunyai persamaan dengan objek, tetapi pelengkap juga mempunyai
perbedan dengan objek. Persamaan pelengkap dengan subjek adalah kedua unsur tersebut sama-sama berkategori nomina atau frasa nominal, sedangkan
perbedaan antara pelengkap dengan objek adalah pelengkap tidak dapat menjadi subjek jika kalimat dipasifkan.
Persamaan dan perbedaan antara pelengkap dengan objek juga dibahas oleh Rahardi. Rahardi 2009:84 menyatakan bahwa persamaan pelengkap
dengan objek adalah keduanya harus hadir untuk melengkapi kata kerja dalam kalimat dan keduanya tidak dapat diawali dengan kata depan. Hal itu berbeda
dengan Wijayanti yang menganalisa persamaan pelengkap dan objek dilihat dari kategori jenis katanya, sedangkan Rahardi lebih menyoroti persamaan
pelengkap dan objek dari sisi letaknya. d.
Objek Objek merupakan bagian dari kalimat yang dapat melengkapi kata kerja
Wijayanti, 2011:36, sedangkan Rahardi 2009:82 berpendapat bahwa objek merupakan bentuk kebahasaan yang letaknya langsung berada tepat di
belakang predikat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa objek merupakan bagian dari kalimat yang letaknya persis di belakang predikat. Hal
ini bertujuan untuk memperjelas dan melengkapi kata kerja dalam suatu kalimat.
Di sisi lain, pendapat Wijayanti dan Rahardi mempunyai pandangan yang sama terhadap kategori objek. Kategori objek dapat berupa nomina atau frasa
nominal dan terletak setelah predikat verba aktif ransitif. Predikat verba aktif transititf itu ditandai dengan
–kan, me-, dan meN-.
e. Keterangan
Keterangan merupakan suatu unsur yang terdapat di dalam satu kalimat, tetapi bukan menjadi hal yang inti Wijayanti, 2011:36. Senada dengan
Wijayanti, Rahardi 2009:85 menyatakan bahwa unsur keterangan di dalam satu kalimat tidak wajib hadir. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat kedua
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keterangan merupakan suatu unsur yang terdapat di dalam kalimat, yang tidak selalu ada tetapi keterangan dalam
kalimat akan membuat kalimat tersebut jelas maknanya.
2.2.6 Kalimat Efektif