8 ===
=== 225
255 21
40 270.000
Bila salah satu cawan dengan jumlah 25 koloni dari tiap
pengenceran, hitung jumlah dari tiap pengenceran termasuk yang
kurang dari 25 koloni, lalu rerata jumlah sebenarnya.
9 = = =
= = =
= = = = = =
220 240
260 230
18 48
30 28
260.000 270.000
Bila hanya satu cawan yang menyimpang
dari setiap
pengenceran, hitung jumlah dari setiap pengenceran termasuk yang
kurang dari 25 koloni atau lebih dari 250 koloni, kemudian rerata
jumlah sebenarnya.
3. Pelaporan hasil
i Bulatkan angka menjadi 2 angka yang sesuai, bila angka ketiga 6
atau diatasnya, maka angka ketiga menjadi 0 nol dan angka kedua naik 1 angka, misalnya 456 menjadi 460 4,6 x
10
2
.
ii Bila angka ketiga 4 atau dibawahnya, maka angka ketiga menjadi
0 nol dan angka kedua tetap, misalnya 454 menjadi 450 4,5 x 10
2
.
iii Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan
menjadi 0 nol dan angka kedua adalah genap, misalnya 445 menjadi 440 4,4 x
10
2
. iv
Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0 nol dan angka kedua naik 1 angka, misalnya 445
menjadi 460 4,6 x 10
2
.
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penentuan tempat dan pemilihan sampel
Sampel jamu temulawak diambil dari pedagang jamu gendong yang aktif berjualan di Pasar Tradisional Kota Klaten. Pasar ini dipilih karena pasar ini
merupakan pasar yang berada strategis ditengah pusat kota Klaten, di pasar tersebut juga merupakan pasar pusat penjualan bahan baku jamu seperti rimpang
dalam bentuk segar, simplisia, dan serbuk simplisia, serta merupakan pasar dengan penjual jamu gendong terbanyak dibanding pasar tradisional wilayah lain
di Kabupaten Klaten. Pasar ini sangat terkenal karena merupakan pasar tradisional terbesar dan terlengkap di Kota Klaten dan selalu ramai oleh pembeli. Menurut
survey peneliti di pasar tersebut terdapat 5 penjual jamu gendong yang berjualan di tempat tersebut dan jamu temulawak merupakan salah satu jamu yang dijual
oleh pedadang jamu gendong. Penggunaan jumlah sampel minimal untuk penelitian deskriptif adalah 10 dari jumlah populasi. Peneliti mengambil sampel
dari 3 pedagang jamu gendong secara acak dan dianggap dapat mempresentasikan pembuatan jamu temulawak oleh pedagang lainnya. Berdasarkan observasi yang
dilakukan peneliti, jamu temulawak yang dijual oleh 3 pedagang tersebut terjual habis setiap hari. Teknik pemilihan dan pengumpulan sampel dilakukan dengan
cara mengambil masing-masing satu sampel jamu temulawak dari setiap pedagang jamu di Pasar Tradisional Klaten. Pengambilan sampel dilakukan pada
pagi hari pukul 06.00 WIB karena pada jam tersebut para pedagang jamu telah menjajakan jamu di Pasar Tradisional Klaten. Dilakukan satu kali pengambilan