43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penentuan tempat dan pemilihan sampel
Sampel jamu temulawak diambil dari pedagang jamu gendong yang aktif berjualan di Pasar Tradisional Kota Klaten. Pasar ini dipilih karena pasar ini
merupakan pasar yang berada strategis ditengah pusat kota Klaten, di pasar tersebut juga merupakan pasar pusat penjualan bahan baku jamu seperti rimpang
dalam bentuk segar, simplisia, dan serbuk simplisia, serta merupakan pasar dengan penjual jamu gendong terbanyak dibanding pasar tradisional wilayah lain
di Kabupaten Klaten. Pasar ini sangat terkenal karena merupakan pasar tradisional terbesar dan terlengkap di Kota Klaten dan selalu ramai oleh pembeli. Menurut
survey peneliti di pasar tersebut terdapat 5 penjual jamu gendong yang berjualan di tempat tersebut dan jamu temulawak merupakan salah satu jamu yang dijual
oleh pedadang jamu gendong. Penggunaan jumlah sampel minimal untuk penelitian deskriptif adalah 10 dari jumlah populasi. Peneliti mengambil sampel
dari 3 pedagang jamu gendong secara acak dan dianggap dapat mempresentasikan pembuatan jamu temulawak oleh pedagang lainnya. Berdasarkan observasi yang
dilakukan peneliti, jamu temulawak yang dijual oleh 3 pedagang tersebut terjual habis setiap hari. Teknik pemilihan dan pengumpulan sampel dilakukan dengan
cara mengambil masing-masing satu sampel jamu temulawak dari setiap pedagang jamu di Pasar Tradisional Klaten. Pengambilan sampel dilakukan pada
pagi hari pukul 06.00 WIB karena pada jam tersebut para pedagang jamu telah menjajakan jamu di Pasar Tradisional Klaten. Dilakukan satu kali pengambilan
sampel dan diuji dengan replikasi sebanyak 3 tiga kali serta dilakukan duplo pada setiap sampel jamu temulawak. Pada saat pengambilan sampel dipindahkan
ke dalam botol kaca steril yang kemudian ditempatkan ke dalam coolbox untuk meminimlakan kontaminasi mikroba selama perjalanan menuju laboratorium.
Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Sampel jamu temulawak dipilih karena jamu ini berkhasiat untuk menambah nafsu
makan, melancarkan haid, melancarkan ASI dan mengatasi pegal linu. Konsumen utama jamu ini adalah ibu-ibu yang menyusui sedang haid dan para buruh
panggul. Apabila nilai AKK dan ALT pada jamu temulawak tinggi maka akan berbahaya apabila dikonsumsi oleh konsumen terutama konsumen ibu-ibu yang
menyusui beserta bayinya. AKK yang tinggi dapat menyebabkan gangguan penyakit hati dan kandidiasis baik ibu maupun bayinya. Sedangkan ALT yang
tinggi menyebabkan penyakit demam dan diare pada orang yang
mengkonsumsinya Jawetz, 1996.
B. Pengambilan sampel jamu temulawak